icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 2
Hari Pernikahan
Jumlah Kata:796    |    Dirilis Pada: 13/05/2022

Beberapa hari kemudian, Julita tiba di sebuah gereja kecil di pinggiran kota, mengenakan sebuah slip dress putih sederhana.

Hari ini, dia akan menikah dengan seorang pria yang belum pernah dia lihat sebelumnya.

Dia tidak repot-repot menyewa gaun pengantin yang mahal karena dia tidak mau membayarnya. Julita masih harus membayar biaya untuk operasi Hanni.

Dia membeli beberapa tangkai bunga anyelir putih di toko bunga dan meminta penjual untuk memberinya pita sutra putih tambahan yang akan dia gunakan untuk mengepang rambutnya. Julita tampak murni dan polos dengan penampilannya yang seperti ini.

Sudah waktunya untuk pernikahan, tetapi pengantin pria masih belum datang. Tempat pernikahan hampir kosong -- hanya ada beberapa orang yang datang.

"Tidak perlu khawatir. Dia mungkin sedang terjebak macet. Mari kita tunggu sebentar lagi," Benjamin berusaha untuk menghibur Julita.

Napas Julita sedikit tersendat.

Dia telah mendengar sesuatu tentang pria yang akan dia nikahi. Namanya Erwin Lukito. Pria itu tidak memiliki pekerjaan yang layak dan merupakan seorang pemalas yang membuang-buang waktunya untuk bergaul dengan preman-preman jalanan sepanjang waktunya.

Memikirkan bahwa dia akan menikahi seseorang seperti rumor itu sudah membuat perut Julita bergejolak karena cemas, tetapi dia tidak punya pilihan lain.

"Mengapa pengantin pria dan keluarganya masih belum datang?" Fiona mengerutkan kening dan melirik segelintir orang yang hadir di gereja. Dia mengenakan gaun ungu yang cantik dan lembut. Riasan wajahnya yang halus menonjolkan fitur-fiturnya -- dia tampak menakjubkan

Sepertinya keluarga Lukito sama sekali tidak menghargai pernikahan itu. Namun, Julita tidak ambil pusing. Dia hanya peduli dengan biaya pengobatan Hanni saja.

Julita mencondongkan tubuh lebih dekat ke Fiona dan berbisik, "Bisakah Ibu memberiku uang segera setelah pernikahan ini selesai?"

Dia telah berjanji kepada orang tua angkatnya untuk melakukan pernikahan ini karena mereka akan memberikan uang untuk menyelamatkan nyawa Hanni.

"Kita adalah keluarga. Mengapa kamu terus berbicara tentang uang sepanjang waktu? Jangan khawatir soal itu. Aku akan memberimu uang seperti yang sudah dijanjikan. Jangan terus bertanya tentang itu." Terlepas dari seberapa lembut Fiona mencoba untuk berkata, ketidaksabaran terlihat jelas dalam suaranya.

Sementara itu, Jeslyn juga tiba di sana.

Dia berjalan ke gereja dengan pakaian heboh dan perhiasan mahal, sambil memegang lengan pacarnya.

Dengan senyum puas di wajahnya, dia berjalan ke arah Benjamin dan Fiona. Dia telah berhasil untuk mencuri pacar Julita yang kaya, membiarkan saudara angkatnya itu untuk menikah dengan anak haram yang memalukan dari keluarga Lukito.

Alis Sanji berkerut saat melihat Julita dalam gaun pengantinnya. Ada sebuah beban rasa bersalah yang menetap di dalam perutnya.

Ini semua adalah salahnya. Nafsu sesaat sudah mengakhiri hubungannya dengan wanita yang paling dia cintai di dunia ini. Julita akan menikah dengan orang lain.

Dia tidak berniat untuk menghadiri pernikahan itu. Jeslyn menyeretnya datang ke gereja. Namun, dia tidak bisa menolak setelah mengetahui bahwa kini Jeslyn sedang mengandung anaknya.

Mata Sanji telah tertuju pada Julita sejak dia tiba di gereja. Jeslyn tidak tahan melihatnya terpana pada wanita yang begitu dia benci.

Tidak ada yang berubah bahkan setelah bertahun-tahun berlalu. Julita selalu berhasil memikat semua orang dengan pesonanya. Orang-orang selalu memerhatikannya daripada Jeslyn.

Kecemburuan muncul di dalam hatinya. Jeslyn menjadi marah dan mulai berteriak pada Sanji, terlepas dari waktu dan tempat di mana dia berada sekarang. "Percaya atau tidak, aku akan mencungkil bola matamu. Apa sih yang begitu baik tentang wanita murahan itu? Kenapa kamu terus menatapnya seperti itu?"

Kemudian, dia berbalik dan menyeringai. "Kenapa mempelai pria masih belum datang? Pria itu bahkan datang terlambat untuk menghadiri pernikahannya sendiri. Bagaimana pria semacam itu bisa diandalkan? Keluarganya juga tidak mau repot-repot datang ke sini. Sepertinya mereka sama sekali tidak peduli dengan anak haram itu."

Di rumah, Jeslyn selalu diperlakukan bagai seorang tuan putri. Tidak ada yang akan menyalahkannya karena sudah membuat komentar kasar seperti itu. Namun, mereka kini berada di tempat umum, dan dia adalah adik dari pengantin wanita. Perilakunya yang kasar dan lancang telah menjadi topik gosip semua orang yang hadir di sana.

Julita dengan lembut mengangkat ujung gaunnya dan melangkah maju. Julita telah menoleransi sikap Jeslyn terlepas dari betapa arogan dan tidak berperasaannya wanita ini di masa lalu. Namun, dia tidak bisa menahan omong kosongnya lebih lama lagi. "Jeslyn, jangan sebut siapa pun anak haram seperti itu! Kamu sedang berada di gereja sekarang. Perhatikan ucapanmu! Apakah kamu tidak memiliki sopan santun yang paling dasar?"

Jeslyn tercengang. Dia belum pernah melihat Julita bereaksi seperti ini -- wanita itu selalu bersikap toleran padanya.

Mendengar tegurannya, seluruh gereja terdiam. Saat itu, gerbang berderit terbuka.

Seorang pria dengan tubuh tinggi melangkah masuk. Sinar matahari yang menyilaukan seperti sedang memperlihatkan bentuk tubuhnya yang ramping.

Saat gerbang gereja itu tertutup, pria itu melihat ke depan. Matanya yang dalam menyapu kerumunan, bibirnya mengatup menjadi sebuah garis tipis. Dia mengancingkan dan merapikan jasnya seolah-olah dia datang ke sini dengan tergesa-gesa.

Wajahnya yang tampan terlihat seperti diciptakan Tuhan dengan mengerahkan segala upaya. Semua mata tertuju padanya seakan-akan dia telah menyihir semua orang di gereja.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Dia Hanya Seorang Pria2 Bab 2 Hari Pernikahan3 Bab 3 Jam Tangan Bernilai Miliaran4 Bab 4 Apa Kamu Mau Mandi Dulu 5 Bab 5 Kamu Bukan Jeslyn6 Bab 6 Hanya Ada Satu Tempat Tidur7 Bab 7 Sarapan Pagi8 Bab 8 Meminta Uang9 Bab 9 Penyesalan10 Bab 10 Jauh Lebih Baik11 Bab 11 Wawancara Kerja12 Bab 12 Wawancara yang Gagal13 Bab 13 Dia Tidak Terlalu Buruk14 Bab 14 Rumah15 Bab 15 Sebuah Keributan16 Bab 16 Kamu Dipecat17 Bab 17 Apakah Kamu Akan Membenciku 18 Bab 18 Kristianto Gunawan19 Bab 19 Seseorang Akan Tidak Senang20 Bab 20 Naik Bus Umum21 Bab 21 Lamborghini22 Bab 22 Mencari Rumah23 Bab 23 Apartemen Angker 24 Bab 24 Bagaimana Dia Bisa Begitu Manis 25 Bab 25 Uji Klinis26 Bab 26 Kekhawatiran yang Tak Terduga27 Bab 27 Seorang Klien yang Murah Hati28 Bab 28 Makan Besar29 Bab 29 Konflik Di Restoran Mewah30 Bab 30 Bos Restoran Ada Di Sini31 Bab 31 Ciuman Mabuk32 Bab 32 Kontrol Diri33 Bab 33 Mengambil Inisiatif Pertama34 Bab 34 Gosip35 Bab 35 Klarifikasi dari Gosip36 Bab 36 Pergi Keluar Untuk Makan Malam37 Bab 37 Bahaya38 Bab 38 Aku Adalah Suaminya39 Bab 39 Menyelinap ke Kamarnya40 Bab 40 Seharusnya Kamu Tidak Berpakaian Seperti Ini41 Bab 41 Bukti Video Kejadian42 Bab 42 Sebuah Ciuman 43 Bab 43 Terlalu Berbahaya44 Bab 44 Penolakan45 Bab 45 Penghinaan46 Bab 46 Ini Suamiku47 Bab 47 Makan Malam yang Canggung48 Bab 48 Menjarah Semua yang Ada49 Bab 49 Apa yang Sebenarnya Terjadi 50 Bab 50 Cincin Kawin51 Bab 51 Apakah Kamu Menjual Cincin yang Aku Berikan Padamu 52 Bab 52 Barang Imitasi53 Bab 53 Tidak Ada Bukti54 Bab 54 Permintaan Maaf Sepenuh Hati55 Bab 55 Bagaimana Cara Membujuknya 56 Bab 56 Dia Menolak Uangku57 Bab 57 Mengapa Kamu Adalah Orang Yang Begitu Boros 58 Bab 58 Buku Petunjuk Mengenai Cinta59 Bab 59 Mencakar Wajahnya60 Bab 60 Dicakar oleh Kucing di Rumah61 Bab 61 Permintaan Maaf62 Bab 62 Babak 62 Cincin Berlian Biru63 Bab 63 Desain yang Ditolak64 Bab 64 Kutukan65 Bab 65 Penghinaan Secara Publik66 Bab 66 Ketua Dewan Mengetahuinya67 Bab 67 Diusir68 Bab 68 Apakah Anda Naksir pada Saya 69 Bab 69 Kesalahpahaman70 Bab 70 Permintaan Dadakan Dari Bagas71 Bab 71 Memberinya Kenaikan Gaji72 Bab 72 Merasa Cemburu Pada Dirinya Sendiri73 Bab 73 Sentuh Otot Perutku74 Bab 74 Bertemu Erna Lagi75 Bab 75 Menjadi Pencuri 76 Bab 76 Panggil Polisi77 Bab 77 Untuk Membuktikan bahwa Dia Tidak Bersalah78 Bab 78 Ditangkap Polisi79 Bab 79 Acara Pesta Makan Malam80 Bab 80 Teman Kencan Pria81 Bab 81 Bertemu Jeslyn Lagi82 Bab 82 Undangan83 Bab 83 Akhirnya Masuk ke Dalam84 Bab 84 Anggur Merah85 Bab 85 Mempermalukan86 Bab 86 Gaun87 Bab 87 Wanita Tercantik yang Ada Di Pesta88 Bab 88 Mengusirnya89 Bab 89 Ambil Semuanya90 Bab 90 Apa yang Bagas Inginkan Darinya 91 Bab 91 Kekecewaan92 Bab 92 Dia Peduli Terhadapmu93 Bab 93 Sinyal Cinta94 Bab 94 Sebuah Pekerjaan Paruh Waktu95 Bab 95 Suami yang Peduli96 Bab 96 Mencari Kesalahan97 Bab 97 Juga Urusanku98 Bab 98 Rahasia yang Terungkap99 Bab 99 Bersungguh-sungguh100 Bab 100 Godaan Iblis