Julita melihat ke Erwin begitu dia memasuki dapur. Dia berdiri di sana dengan canggung, dikelilingi oleh pecahan porselen yang hancur berkeping-keping.

Dia mengangkat matanya ke arahnya, tampak seperti orang yang tersesat dan tak berdaya. "Aku sedang mencuci piring ketika mereka... tergelincir dari tanganku."

Yah, dia tidak melakukan hal semacam ini selama lebih dari sepuluh tahun, jadi cepat atau lambat kekacauan seperti ini tidak bisa dihindari olehnya.

Julita berjalan mendekat dan mulai memungut pecahan-pecahan kaca di sana satu per satu.

Dia tidak yakin sekarang apakah dia harus tertawa atau menangis. "Kurasa kamu tidak membilas bersih piring-piring ini. Peralatan makan keramik setelah disabun perlu dibilas dengan air hangat sebanyak dua kali."