Mr. Tatto Wants Me
a tengah mengantar pizza, tanpa mengabari Luke lebih dulu-ia tancap gas menuju rumah sakit, jaket merah muda se
rawat, Marra menghampirinya. Peluh menetes dari kepala yang berkeringat,
teras rumah karena harus mematikan kompor, aku menyesal, Marra." Tangis Bibi Romel yang sudah berhenti sejak turun dari mobil Denis rupanya kembali, ia benar-benar ketakutan telah melukai
rgerak, aku pernah mengalami hal yang sama beberapa kali, dia bahkan pernah meracau saat melihat bayangannya sendiri di kamar mandi dan berakhir terja
a Lauren akan segera s
awat yang memiliki banyak ranjang pasien serta sekat pembatas me
uren yang terluka, ia pikir melihat Lauren terbaring di rumah sakit
kain kasa ibunya. "Bu, kau akan baik-baik saja, kita segera pulang dari tem
mari. Kau harus bertemu dan berterimakasih padanya,
ia
sempat izin pergi ke toilet. Mungkin sekarang suda
tubuhnya. "Tidak ada siapa-siapa." Ia menghampiri sebuah kursi dan duduk di sana, ketika Marra bisa sedikit tenang menghadapi kondisi Lauren, masih ada hal lain yang membuatn
ra menoleh ke sisi kanan, ia terperanjat menemukan sosok pria berkaus pu
kan di tempat ini?" Mar
di kursi Marra tadi. "Aku telah membayar biaya rumah sak
r biaya rumah sakit ib
"Apa wanita tua gemuk di dalam s
pa kau yang membantu Bibi Romel memb
t dipercaya, ta
lih duduk di kursi berbeda, berjarak satu kursi kosong dari Denis. Pria itu t
an ini, bagaimana kau
utnya menggun
mana kau tahu j
u hanya lewat dan mendengar orang-oran
arra tak sungkan mengulurkan tangan di depan Denis.
n Marra tetap mengambang seperti yang pernah
g yang kau gunakan untuk me
akan meminjam u
nkan tangan. "Aku tak ingin be
apa mem
ponselnya dari saku jaket dan berupaya menghubungi Luke untuk memberi kabar tentang kon
, tapi tidak denganku," ucap Denis sete
u harus bersika
" Sikap santai Denis perlaha
hargaimu karena menolong ibuk
n meski sudah menghinaku malam itu?
karena kau sungguh mengharapkannya." Marra menarik na
juga sudah berbeda. "Kau pikir aku merasa
ang tak berniat
fatmu? Ker
gah atau mengelak, ia bersikap
ta maaf, aku harus menarik niat baikku, kau memang melewati batas, Marra." Gadis di sampingnya bahkan tak lagi menatap lawan bicara,
annya. "Aku tak tahu apa niatmu, ta
imu untuk membayar sewa rumah?" Denis tersenyum miring melihat ekspresi keterkejutan menghiasi wajah Marra
semua itu, kau men
u meminta maaf dengan tulus, maka masalah di antara kita bisa selesai, tapi kau justru membuatku seperti ini-ingin mengungkit
dmu." Marr
a yang kau lakukan dan mencari titik lemah dari gadis angkuh sepertim
r-benar m
ta maaf di malam itu, tapi aku sampai menagihnya lagi hari ini, kau tak bisa
pa
malam itu, aku membantumu kabur. Kau ingat? Lal
ng, ia seperti menerima bany
alah pria yang mem
u membiarkannya memperkosamu, l
u g
menghadapi gadis keras kepala." Marra diam mendengarkan, Denis lanjut bicara. "Kau bahkan berjanji untuk membalas
icik. Kau memanfaatkan s
untuk Denis menarik kail dan mengangkat korban yang sudah cidera agar mengikuti keinginannya. "Permintaan maaf yang tak bisa kau lakukan dengan tulus lebi
s, pria itu abu-abu baginya, tapi dar
afsirkan jika Denis bukan sosok sembaranga
i tangannya kini telah ia biarkan bebas menyambut gadis itu, entah bisa lebih bu
aya sewa rumahmu selama enam bulan ke depan sehingga kau bisa lebih fokus bekerja serta me
lirik Denis seraya menimang-nimang tawaran menggiurkan tersebut, selama ini Marra memang masih kesulitan membag
pa? Tawaran pria itu membuat Marra merasa jika Denis adalah orang baik, tapi cara Denis b
a kau memberitahu perintahmu
ng, gadis itu menelan saliva, bola matanya hampir mencuat dari sarang karena terkejut berlebihan. Dia
n bijaksana, kau pasti bisa melakukan semua itu demi kebaikan hidupmu serta ibumu. Aku bisa menjami
*
uliiit dan rumit kek
g udah bikin kamu ketemu