Mr. Tatto Wants Me
yang diduduki Lauren, ibunya. Gadis itu setia memegang piring serta sendok, ia sibuk m
setelah Lauren menelan semua obat beserta air minumnya. "Sekarang Ibu harus beristirahat di kamar, mari kita pergi ke sana." Ia mendorong kursi roda masuk ke rumah sewa sederhana yang sudah mereka tinggali hampir dua
esabaran. Jika Marra bekerja, ia akan menitipkan Lauren pada Bibi Romel yang tinggal di samping rumah mereka, lagipula Lauren tak banyak melakukan aktivita
r sebelum menjemur pakaian basahnya di halaman, baru saja ia meletakan ember di kamar mand
nya-tanya, ia mengangkat teleponnya. "Hallo, apa ak
ena ingin menawarkan sesuatu, kau menyukai uang,
aran
pernah menja
, l
mu. Bisakah kau datang ke sana? Aku yakin d
suatu, ia cukup familier mend
ku sudah merekomendasikan namamu padanya sebel
, akan a
an telepon berakhir, Marra
*
rja Matthew berada," gumam Marra selepas turun dari jeepney dan berdesakan dengan penum
pu di sekelilingnya menonjolkan nama kelab 24Night, Marra hanya perlu menyebrang jalan dan sampai. Ini bukan pertama kal
ereka nan cukup membangkitkan hasrat lawan jenis, ini bukan hal asing lagi untuk dunia malam. Marra terus bergerak tanpa mengg
ria berkumis tipis di depan Marra, usai melirik kartu i
ng isi pikiran pria itu. "Bukankah usi
ntitas Marra. "Hanya saja aku rasa gadis sepertimu
ekerjaanku ada di dalam gedun
n Ma
r dia membutuhkan disk jockey pe
mam
bisakah aku m
a beruntung, perhatikan jalan
ekat alkohol sudah menyapa pernapasan, penampilannya tentu tak sexy seperti wanita malam kebanyakan, ia hanya menge
ri bibir Marra saat melewati banyak orang, meja barista yang panjang dan diisi beberapa man
ergerak cukup cepat seraya menunduk hingga tak sengaja bersinggungan dengan lengan kekar sese
pa menerima uluran tangan tersebut. Saat ia mendongak, ditemukannya wa
Suara berat dan serak
g berkaus hitam yang cukup lapang untuk didekap, lengan serta lehernya dipenuhi tatto mulai menjauh, menghilang di antara kerumun
*
a terlihat enerjik, ia juga tersenyum lebar dan berjoget cukup lincah, headphone terpasang di kepala, beberapa kali tangannya menyentuh turntable saat mempercepat tempo musik serta mengganti pitch agar terdengar lebih s
ntuk aktivitas mereka. Matthew baru saja turun seraya menyesap batang rokok, ia menghampiri beberapa teman dekat yang m
Matthew baru saja duduk di sampingnya, beberapa gelas sloki, botol alkohol, sebun
t usahaku bisa tutup jika aku memperkerjakan anak di ba
Dia anak-anak bukan? Apa kau tak menemukan pengganti Leah yang lain? Tempat usaha
Marra, lalu tert
wakan?" Jose serta D
mbat kita tak bisa lagi d
e serta Matthew bergantian. "Ada masa
rkerjakan anak kecil."
hat siapa pen
erpaku begitu menemukan Marra di sana, Denis me
i ini, kalaupun dia membutuhkan pekerjaan, ti
tu sudah lenyap tak berbekas seperti asap rokoknya yang lesap. "Usia gadi
Jose, ia masih terus memp
. Jamie, apa kau menging
ang piz
, dan Luke sendiri yang merekomendasikannya padaku. Dia bukan anak-anak, d
h menunggu hujan reda di Racher Art tempo hari," u
sejenak beralih dari Marra un
mie manggut-manggut, kini tatapannya berganti kekaguman pada
urus sesuatu, jangan ganggu anak kecilku itu agar
perti seorang ay
bertemu Marra di Racher Art, lalu beranjak. "Sepertinya aku akan turun ke dance floor demi
i? Apa Jose
elana, sembari membalas beberapa chat, arah mata pria i
ak memiliki kenc
kan seger
adona sampai semua wanita mendekat dengan mudah, jujur saja aku masih sangat iri denganmu. Bisak
nizer di kalangan teman-temannya, siapa yang meragukan pesona pria itu-jika setiap wanita sangat mudah melemparkan diri
*