La Tahzan, Miss Lemot
a. Keduanya nampak akrab, seakan sudah berkenalan sejak lama. Saking asyiknya berbincang, mereka sampai melupakan ada seorang gadis yang tengah men
Arka, membuat Ines
ka, gadis yang ada di hadapan
gadis yang berada
ragu, lalu menyahut, "Ha-hai, Ka-k
itu menjadi gugup. Pasalnya, gadis yang berdiri di hadapan mereka adalah kenopa
Emang nggak apa, ya, Nes?"
angnya kenapa?" Bukannya menja
ksa. "Nggak, Bang. Nggak apa-apa kok, nggak u
tor abang?" tawar Arka yang langsun
abang dan Ine
ah belakang menatap Nela yang juga menatapnya dengan tajam. Nela kemudian menyung
embuat pria itu menatap heran ke arah sang adik. "Abang, aku pulang aja,
n sebelah ali
lang, ya, Bang. Nanti kalau Ines main, terus pulang telat, Bunda bakal marah. Nan
. Tapi diantar sama Pak Imat, ya. Jangan naik taks
k suka gadis itu selalu merepotkan kakaknya. Bundanya akan marah kalau Pak Imat, supir pribadi kakaknya, malah mengantar
" tawar Arka, membuat Ines tidak mempunyai pilihan
nya pagi tadi, tetapi entah kenapa setiap akan meeting di luar ia akan meminta Pak Ujang un
Ujang aja, Bang." Ines memberik
ngi sang supir. Beberapa saat kemudian
n Arka?" tan
i bawa mobilnya, saya bukan sayang penumpangnya, tapi sayang mobil. Mahal itu," jawab
h gitu,"
iyakan ucapan Arka, bos mudanya itu. "Ba
tangan pria itu. "Ines pulang, ya. Assalamu'ala
aikums
rnya dia tahu mengapa Ines meminta pulang ke rumah daripada mene
utkan langkahnya masuk ke dalam lift dan menekan
*
hanya diam dan menatap ke arah jendela mobil. Biasanya nona muda i
diem aja atuh?"
a dari jendela mobil ke arah Pak Imat. Dia lalu mengge
kan oleh gadis itu. Bagaimana dirinya tahu? Tentu saja dia akan tahu.
bohong sama bapak, kamu lupa kalau bapak urus kamu sedari bayi,"
apak akan mendengarkan dengan baik." I
yata libur. Terus di halte aku ketemu Abang, dia ajak ke kantor. Di sana kita papasan sama
Non Nela ngadu. Jangan nangis, nanti cantiknya ilang, N
s takut, Pak. Nanti kalau Bunda marah gimana? Kak Nela pasti ngomong yang
uzon. Percaya sama bapak, Ibu pasti nggak bakal apa-ap
ap
r matanya, ya. Mukanya jelek
di pipinya, lalu menampilkan senyum manis
dari kecil mereka begitu, termasuk Ibu, jadi jangan dibawa hati dan cengeng. Non masih punya b
nya yang nakal pengen keluar, padahal Ines udah larang." Pak Imat
*
u melangkahkan kakinya masuk ke dalam rumah mewah itu. Gadis itu mengembuskan
n itu kosong tidak ada orang sama sekali, bahkan Bi Iis yang selalu berkutat dengan benda-benda
mparan yang sangat keras. Ines langsung memegang pipinya yang memerah dan
sebuah suara