La Tahzan, Miss Lemot
h baya yang diketahui sebagai pap
ngsung mengalihkan pandangan ke asal
"Kamu yang kenapa? Apa ada problem di rumah? Bunda kamu pasti
Bunda gimana kalau sama Ines, tadi juga Ayah kayak bentak In
makan sebagai kepala keluarga. Pria itu melirik ke arah istrinya,
mu marah?" tanya
kesel sama Ines, karena Bunda kambuh lagi. Dan itu kan
n orang-orang di sekitarnya tidak mengetahui soal gadis ini, tetapi keluarga Reswara sangat bahkan lebih tahu apa yang sedang te
h dipikirin. Ayo, m
a mengeluarkan suara sedikitpun, hanya terdengar dentingan sendok. Rafandra sangat tegas dalam mendidik keluarganya, dalam ha
fandra meminta ketiga orang yang disayan
ayah Mazzyla Zein, istri
n. Itu hanya akan dilakukannya ketika gadis itu tidak ada yang memberi uang saku, maupun makanan. Bi Iis dan Pak Imat memang suka memberikan satu sampai tiga buah roti untuknya, tetapi
a, Nes?" ta
idayah secara bergantian. Dia kemudian meremas ujun
teng ke sini. Ines harus dateng ke mana? Ke rumah Om Dirga bukannya dikasih makanan malah dika
n ucapan Ines. Kenapa tiba-tiba gadis itu meminta maa
ilang maaf?" tanya Rafandra, membuat Ines mena
es yang sering numpang makan, ya?" Rafandra mengg
u
gadis di hadapannya ini. Seandainya dia memiliki kekuatan untuk menghilangka
Punya otak tuh dipake buat mikir, bukan bua
ng mau tanggung jawab?" Ines berdecak sebal, lalu kembali berkata, "Ines tuh dari tadi gugup plus takut lihat muka Om, serius ban
et pemikiran lo. Gue usul, mending nggak usah ada otak
r bisa nyetok. Soalnya di sekeliling Ines banyak banget orang-orang nggak jela
ma lo yang cantik? Dasar ane
pasti banyak sabarnya. Gituh aja nggak tahu, pemikirannya sih seupil makanya miki
am melihat perdebatan antara putra tunggalnya denga
Bukan mau bahas soal numpang mak
g di sana langsung terdiam. Mereka dengan seks
*
t kamu, Nes?"
ini aku bakalan sibuk dengan jadwalku yang padat, gimana kalau tiga minggu kemudi
saha dan berdoa." Rafandra menggeleng-gelengkan kepala melihat kelakuan gadis di
i kok, tenang aja. Asal ada upah bantuinnya ya," s
, pamrih banget sih jadi orang. Kalau begitu mah nggak u
elit banget sih lo. Padahal mah udah dibantuin
od
pulang, Om, Tan, Fer," ucap Ines yang sed
berpamitan pada kedua orang tua Ferna
akasih atas tumpangannya," pa
alam, hati-h
utan umum? Bagaimana mungkin? Uang saja dia tidak punya. Jika punya uang pun, mungkin sudah ia belikan makanan sedari tadi dan tidak perlu repot-repot datang ke rumah Fernan untuk menumpang makan.
h dalam keadaan sepi, pasti semua orang sudah tertidur. Setelah mengunci pintu utama, Ines kembali melanjutk
i mana?" tanya