Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed
ikan pendarahan dengan mengikat kakinya erat-erat, namun darah masih
mengapa mereka menyerang kami. Apakah pertempuran di Sisak semakin melebar hingga mencapai Mosla
ari musuh. Namun ini adalah di tengah hutan, dan dia tidak terlalu mengenal wilayah ini, jadi saat di
.." saat Lorant sibuk bermonolog dalam hati, dia mendengar senandung keci
kah itu suara peri hutan? di dalam hutan te
a menggeser tubuhnya ke balik
bergelombang di kepang dua yang can
a yang bagaikan bulan sabit, memayungi keindahan matanya dengan sempurna. Sementara kulitnya yang halus bagaikan puala
lah sukses memasak makanan untuk bekal Ayahnya dan mendapat pujian dari Ibunya. Ini adalah karya pertama Benca secara keseluru
bisa dikatakan ratunya dapur dan penguasa berbagai makanan lezat, seolah-olah tangan Ibunya m
suara, Benca terkejut saat mulutnya dibekap dari belakang oleh tangan yang kokoh. Benca berusaha memberontak dan berteriak, rumahnya tidak terlalu jauh, namun
i cara, dari cengkraman laki-laki yang membekapnya. Namun kekuatannya tidak sebanding, ak
tubuhnya begitu erat dari belakang punggungnya. Benca ingin menangis, namun tidak bisa, hatinya luar biasa gelisah dan ketakutan. S
an bertemu lagi dengan Ayah dan Ibunya. Benca berdoa dalam hati, "ya tuhan, kumohon selamatkan a
aku tidak akan mencelakaimu." Benca masih terbelalak, bola mata hazelnya seperti ingin kelua
dan perlahan dirinya berbalik. Di hadapannya berdiri seorang pri
yang hitam lurus sebahu kusut berantakan menutupi sebagian wajahnya. Benca masih d
dari mereka yang ingin membunuhku." Pria itu berusaha menjela
a bertanya kebingungan. Sementara pria itu
ong aku... kakiku..." suara lemah pria tersebut mengiringi tatapa
bantu? mengapa ada yang ingin
itu semakin lirih, sambil
darah mengalir cukup deras, sebagian mulai mengering. Benca menutup mulutnya mencoba untuk tidak ber
angi kemungkinan infeksi pada lukamu," pria itu mengangguk lemah, "Ini, minumlah dulu," Benca menyodorkan air
p mencari daun berbentuk hati ata
sebut terhadap dirinya. Melihat pria itu tergolek lemah, hany
tang lunak, yang berkhasiat untuk menghambat pendarahan pada luka, melancarkan peredaran darah, dan mengembalikan daya tahan tubuh. Benca
sihan, "Aku akan mengganti kain yang membebat kakimu dengan selendangku, tetapi sebelumnya aku perlu mem
adaku. Aku percaya padamu. Aku sudah menahan sakit sejak b
nakan untuk menutupi bekal makanan ketika ayahnya sedang beristirahat, "Jangan khawatir ini bersih, ibuku tidak akan mentolelir
nya dengan kain baru yang disobek dari selendangnya. Proses tersebut bisa dibilang cukup cepat namun ternyata tetap saja men
lesai membebat luka pria itu dengan sisa sobekan selendangnya. Pria itu tersenyum, sendainya sa
enca ketika gadis itu mencuci, lalu menumbuk daun berbentuk hati dengan batu, setelah itu dioleskan pada lukanya, semua bayangan itu melintas kembali di kepalanya seperti sebuah film yang bergerak
ndah mengerjap, bola mata berwarna hazel yang dimiliki Benca semakin tampak bersinar saat
mu akan membuat tanganku menggantung seharian seperti
tangan Lorant, "Aku Ben
melanjutkan kalimatnya, "Benca, bisakah Kamu memberiku lagi se
enawarkan dengan tulus, dia bisa kembali ke rumah dan memasak lagi untuk Ayahnya, "ayah pasti mau memaafkanku, karena aku memberikan bekalnya
ceritakan padamu, segera setelah aku berada ditempat aman. Aku hanya butuh sedikit minum karena terlalu haus. Setelah itu, aku rasa aku masih bisa berjalan dengan