Cachtice Castle : Blood Countess de Ecsed
udah sejak sepuluh hari sebelumnya selalu berjaga dengan me
orang yang ingin pergi secara diam-diam. Sebab jalan ini menuju hu
pastikan tidak ada binatang buas yang berbahaya di dalamnya. Se
kumohon, beri aku kesempatan, untuk memperbaiki diri dan bertanggung jawab atas
yang selalu dia sampaika
saatnya adalah dalam minggu ini. Jadi dia memutuskan untuk berjaga setiap hari, berusaha
k-semak. Tampak dua orang dengan tudung yang menutupi seluruh wajah berjalan ke arah jalan set
mencoba menyerang dari belakang, namun dengan sigap orang yang disera
ing tersebut nampaknya merupakan orang terlatih d
orang bercaping bertan
hanya menginginkan apa yan
engejar, berusaha mendapatkan apa yang diinginkannya, "sabarlah, Nak. Ayah akan memperjuan
emas yang cukup banyak, berikan saja bayi yang ada di dalam gendongan kalian, dan kalian boleh membawa uangnya," sekantong koin emas dilempar
g pria menjadi kalap, lalu kembali menyerang membabi buta. Dia sungguh tidak bisa membayangkan bayinya terengut dari dirinya sete
ersebut untuk hidup bersama bayi mereka, sampai situasi membaik, dan mereka bisa hidup bersama sebagai sebuah keluarga. Kepalanya terus saja dihan
ang dengan suara baritone tersebut berteriak frustrasi, ngeri membayangkan bayinya mati karena terlempar. Namun setelah gendongan tersebut menyentuh tanah dengan cukup keras, semuanya senyap. Tidak ada sua
tangan dan kakinya serta mulut tersumpal kain. Tidak ada perlawanan yang cukup berarti dari pria tersebut, hatinya sudah terlanjur kelu
wajahnya datang menghampiri, lalu menunduk di hadapan pria tersebut, "Gustav, berhentilah berharap. Ini tidak akan membantu dirimu, Ellie, dan j
ulutnya tersumpal kain. Orang misterius dihadapannya kembali berkata, "Anakmu berada dalam asuhan
nya. Uang ini lebih dari cukup bagimu untuk memulai kehidupan baru yang nyaman. Kamu bahkan bisa menaikkan derajatmu dari seorang petani menjadi bangsawan kelas rendahan. Tetapi se
nya, sepertinya dia seorang wanita, tetapi dia tidak terlalu yakin, karena
Orang misterius berbalut pakaian hitam tersebut lalu pergi, meninggalkan pria yang dipanggil G
an, aku memiliki seorang putri. Oh Ellie, teri
i lempar di dekatnya. Butuh usaha untuk meraih pisau tersebut. Sampai akh
tuk mengejar adalah sesuatu yang sia-sia. Lalu dia kembali menuju tendanya, tidak ada jejak langkah kaki kuda maupun ke
nnya. Dia melangkah lunglai sambil menangis, menuju sebuah rumah pohon yang terletak di dalam hutan, lalu membenamkan diriny
diketahui karena perut Ellie yang semakin membesar, membuat Ellie dikurung di dalam kastil sampai
angisi takdirnya yang dipenuhi kemalangan, sendiri, ke