Perjalanan Menjadi Dewa
Yolande memutar mata ke atas dan mempertimbangkan apa saja yang bisa dia katakan sebagai jawaban. Biji mata berwarna abu-abu di matanya yang berair bergerak dengan cepat, yang membuatnya terlihat seolah-olah ada dua butiran salju yang tertanam di dalam matanya.
"Ya, tentu saja aku tahu." Dia akhirnya berkata.
"Jadi kamu juga tahu mengapa aku ada di sini?" Zen bertanya.
Yolande mengangguk dengan yakin. "Ya, aku memahami dengan jelas mengapa kamu ada di sini. Tapi, sebenarnya, kamu hanyalah orang luar yang tidak mengetahui kebenaran."
"Orang luar?" Zen sedikit mengernyit.
"Keberuntungan Kabut tidak terlalu buruk. Aku tidak pernah berpikir bahwa dia akan bersedia untuk tinggal di makam surgawi selama bertahun-tahun dan mengorbankan kesempatannya untuk reinkarnasi. Dia beruntung bahwa akhirnya datang seseorang yang ditakdirkan untuk memimpin dunia kekacauan yang besar," ucap Yolande dengan serius. "Tapi, dia tidak menceritakan keseluruhan dari ceritanya padamu."
"Apa keseluruhan dari ceritanya?" Memang benar bahwa Zen hanya tahu sedikit tentang semua permasalahan ini. Dia bahkan tidak tahu apa sebenarnya yang menjadi warisan yang dia kejar.
"Kamu sudah punya jalanmu sendiri, jadi aku tidak menyarankan agar kamu terlibat di dalam permainan ini," ucap Yolande.