icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon
Bab 12
Upaya (Bagian Dua)
Jumlah Kata:1185    |    Dirilis Pada: 05/01/2022

Apa yang melenyapkan beberapa kekhawatiran anak-anak Luo adalah kenyataan bahwa Zen telah menjadi orang yang suka menjadi karung tinju setelah dua tahun dipukuli terus menerus. Mereka menganggap Zen memiliki vitalitas hidup yang kuat melihat dia masih hidup dan sehat saat ini. Untungnya bagi Zen, anak-anak ini tidak tertarik untuk mengungkap atau mencari tahu bagaimana karung tinju bisa bertahan dalam keadaan seperti ini. Lagi pula mereka diharuskan berlatih dengan memukul orang. Mereka tidak perlu repot-repot mempelajari target mereka. Bahkan jika Zen memiliki keterampilan pelindung khusus, mereka tidak menunjukkan sedikit pun minat untuk mempelajari lebih lanjut tentang keterampilan ini.

Kotoran dari dalam tubuh Zen semakin banyak dibersihkan selama waktu latihan ini. Setiap kali dia mandi, air yang mengalir dari tubuhnya ke tanah hampir sekental susu.

Rencana Zen menunjukkan hasil dengan cepat. Jumlah kotoran yang dikeluarkan dari tubuh Zen setiap harinya setara dengan yang dikeluarkan dari tubuh orang lain setiap bulan. Hal ini membuat Zen merasa puas karena ini berarti bahwa latihannya setiap hari memiliki efek yang sama dengan orang-orang yang berlatih selama berbulan-bulan. Kecepatan latihan yang dia lakukan ini tampak seperti keajaiban!

Zen memaksakan dirinya karena termotivasi. Dia menawarkan dirinya untuk dipukuli di siang hari dan menghabiskan waktunya di malam hari untuk berlatih sendiri. Dia tidak berniat untuk berhenti, bahkan untuk beberapa detik.

Peningkatan tubuh Zen dan pengetahuan atas seni bela diri ini memberi makan jiwanya. Matanya terlihat jernih dan cerah seperti biasanya meskipun dia hampir tidak tidur.

Alasan lain mengapa dia begitu penuh energi dan semangatnya terus berkembang adalah keberadaan 'Tungku Sembilan Naga' yang misterius. Tungku pemurnian itu memurnikan jiwanya. Rasa sakit yang dia rasakan sama setiap kali hal itu terjadi. Zen merasa seolah-olah jiwanya diremukkan ribuan kali, dan setiap kali, dia ambruk dan berharap untuk mati saja.

Namun, ketika proses itu berakhir, Zen menyadari bahwa setelah dia telah selamat dari rasa sakit itu, semangatnya tumbuh dengan pesat. Dia sadar bahwa jiwanya juga sedang disempurnakan!

Jiwa adalah yang paling sulit disucikan di antara semua bagian tubuh manusia. Semua orang bisa melatih tubuh mereka cepat atau lambat. Bahkan orang yang tidak diajari seni bela diri pun bisa berlatih sendiri.

Tapi lain ceritanya dengan jiwa. Jiwa disembunyikan di tempat rahasia. Jiwa tak terlihat dan tak tersentuh. Seperti yang dikatakan dalam agama Buddha, jiwa adalah seperti pantai ilusi yang sulit dijangkau oleh kebanyakan orang.

Banyak yang menduga bahwa Sekte Awan memiliki metode dan teori tingkat tinggi yang dapat memengaruhi jiwa orang. Di antaranya adalah buku-buku pemurnian jiwa.

Zen tidak dapat mencapai dunia yang misterius itu, dan dia juga tidak ingin memikirkannya. Sebaliknya, Zen tetap fokus pada penyempurnaan tubuhnya setiap hari.

Waktu berlalu dengan cepat. Sudah dua puluh hari sejak dia memukuli Grey dan Darren.

"Bummm!"

Pukulan lain yang dilayangkan oleh Zen mengenai dinding batu yang tebal.

Zen tercengang melihatnya! Dia hanya menggunakan kira-kira tujuh puluh persen dari kekuatannya dalam pukulan ini. Namun ternyata kekuatannya sangat ekstrim sehingga dinding ruang bawah tanah itu retak. Zen tahu bahwa tembok itu pasti akan runtuh jika dia menggunakan semua kekuatannya.

Pemikiran ini membuat Zen tersenyum meski dia juga khawatir. Sudah hampir sebulan lamanya sejak dia mulai berlatih dan dia telah meningkat secara signifikan!

Zen baru saja memasuki tingkat pemurnian tulang ketika dia baru mulai berlatih. Dia merasa seolah-olah dia telah mencapai puncak tingkat pemurnian tulang hanya dalam waktu latihan yang singkat. Pembersihan tulang-tulangnya terlihat dari hasil pukulan yang dia dapatkan setiap harinya. Kekuatan pukulannya hampir mencapai lima ratus kilogram. Lima ratus kilogram! Itu adalah berat tripod kuno.

Bagi para pemurni, kekuatan tripod adalah momen yang menentukan. Hanya setelah mencapai kekuatan tripod barulah seseorang bisa dikatakan resmi menjadi seorang pemurni.

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Membalas Kejahatan Dengan Kebaikan (Bagian Satu)2 Bab 2 Membalas Kejahatan Dengan Kebaikan (Bagian Dua)3 Bab 3 Metode Pemurnian Senjata (Bagian Satu)4 Bab 4 Metode Pemurnian Senjata (Bagian Dua)5 Bab 5 Tubuh yang Luar Biasa (Bagian Satu)6 Bab 6 Tubuh yang Luar Biasa (Bagian Dua)7 Bab 7 Zen Memukul Para Pelayan (Bagian Satu)8 Bab 8 Zen Memukul Para Pelayan (Bagian Dua)9 Bab 9 Krisis (Bagian Satu)10 Bab 10 Krisis (Bagian Dua)11 Bab 11 Upaya (Bagian Satu)12 Bab 12 Upaya (Bagian Dua)13 Bab 13 Hari Latihan Keluarga (Bagian Satu)14 Bab 14 Hari Latihan Keluarga (Bagian Dua)15 Bab 15 Pukulan Fatal (Bagian Satu)16 Bab 16 Pukulan Fatal (Bagian Dua)17 Bab 17 Tingkat Pemurnian Organ (Bagian Satu)18 Bab 18 Tingkat Pemurnian Organ (Bagian Dua)19 Bab 19 Evil Sang Pemurni Senjata (Bagian Satu)20 Bab 20 Evil Sang Pemurni Senjata (Bagian Dua)21 Bab 21 Memurnikan Tubuh dengan Api (Bagian Satu)22 Bab 22 Memurnikan Tubuh dengan Api (Bagian Dua)23 Bab 23 Memurnikan Tubuh dengan Api (Bagian Tiga)24 Bab 24 Api Hitam Dan Sisik Naga25 Bab 25 Kebebasan (Bagian Satu)26 Bab 26 Kebebasan (Bagian Dua)27 Bab 27 Kebebasan (Bagian Tiga)28 Bab 28 Ibukota Kaisar (Bagian Satu)29 Bab 29 Ibukota Kaisar (Bagian Dua)30 Bab 30 Provokasi (Bagian Satu)31 Bab 31 Provokasi (Bagian Dua)32 Bab 32 Ujian Awal (Bagian Satu)33 Bab 33 Ujian Awal (Bagian Dua)34 Bab 34 Tekanan Tak Terlihat (Bagian Satu)35 Bab 35 Tekanan Tak Terlihat (Bagian Dua)36 Bab 36 Lulus Ujian Awal (Bagian Satu)37 Bab 37 Lulus Ujian Awal (Bagian Dua)38 Bab 38 Aku Memiliki Ide yang Sangat Sederhana (Bagian satu)39 Bab 39 Aku Memiliki Ide yang Sangat Sederhana (Bagian Dua)40 Bab 40 Kejutan (Bagian Satu)41 Bab 41 Kejutan (Bagian Dua)42 Bab 42 Pil Panjang Umur43 Bab 43 Amarah Zen (Bagian Satu)44 Bab 44 Kemarahan Zen (Bagian Dua)45 Bab 45 Aku Menolak Menerimanya (Bagian Satu)46 Bab 46 Aku Menolak Menerimanya (Bagian Dua)47 Bab 47 Yan Luo48 Bab 48 Gunung Berdarah (Bagian Satu)49 Bab 49 Gunung Berdarah (Bagian Dua)50 Bab 50 Ryan Fang (Bagian Satu)51 Bab 51 Ryan Fang (Bagian Dua)52 Bab 52 Cara Terbaik Menyingkirkan Orang Bodoh (Bagian Satu)53 Bab 53 Cara Terbaik Menyingkirkan Orang Bodoh (Bagian Dua)54 Bab 54 Tujuh Klan Bangsawan Teratas55 Bab 55 Terpaksa Bertarung (Bagian Satu)56 Bab 56 Terpaksa Bertarung (Bagian Dua)57 Bab 57 Mati-matian Melawan (Bagian Satu)58 Bab 58 Mati-matian Melawan (Bagian Dua)59 Bab 59 Raksasa (Bagian Satu)60 Bab 60 Raksasa (Bagian Dua)61 Bab 61 Menggunakan Pisau Terbang (Bagian Satu)62 Bab 62 Menggunakan Pisau Terbang (Bagian Dua)63 Bab 63 Perasaan Tertekan64 Bab 64 Mendapatkan Kembali Pisau Terbang (Bagian Satu)65 Bab 65 Mendapatkan Kembali Pisau Terbang (Bagian Dua)66 Bab 66 Memilih Metode Pemurnian (Bagian Satu)67 Bab 67 Memilih Metode Pemurnian (Bagian Dua)68 Bab 68 Metode Kultivasi Tingkat Lima (Bagian Satu)69 Bab 69 Metode Kultivasi Tingkat Lima (Bagian Dua)70 Bab 70 Gunung Neraka (Bagian Satu)71 Bab 71 Gunung Neraka (Bagian Dua)72 Bab 72 Masalah Tiada Akhir73 Bab 73 Tantangan74 Bab 74 Melupakan Diri Sendiri Sepenuhnya (Bagian Satu)75 Bab 75 Melupakan Diri Sendiri Sepenuhnya (Bagian Dua)76 Bab 76 Permainan Kucing dan Tikus (Bagian Satu)77 Bab 77 Permainan Kucing Dan Tikus (Bagian Dua)78 Bab 78 Mencapai Tingkat Pemurnian Sumsum79 Bab 79 Tetap Tenang (Bagian Satu)80 Bab 80 Tetap Tenang (Bagian Dua)81 Bab 81 Tetap Tenang (Bagian Tiga)82 Bab 82 Kebenaran Yang Dingin Dan Keras83 Bab 83 Instruktur Su Yang Marah (Bagian Satu)84 Bab 84 Instruktur Su Yang Marah (Bagian Dua)85 Bab 85 Lapangan Parkir Langit Biru (Bagian Satu)86 Bab 86 Lapangan Parkir Langit Biru (Bagian Dua)87 Bab 87 Serangan Mendadak Di Langit (Bagian Satu)88 Bab 88 Serangan Mendadak Di Langit (Bagian Dua)89 Bab 89 Diselamatkan (Bagian Satu)90 Bab 90 Diselamatkan (Bagian Dua)91 Bab 91 Tantangan Yang Tak Terduga92 Bab 92 Mempermalukan Dirinya Sendiri (Bagian Satu)93 Bab 93 Mempermalukan Dirinya Sendiri (Bagian Dua)94 Bab 94 Kesempatan Dalam Kesempitan95 Bab 95 Panen Melimpah Inti Kristal (Bagian Satu)96 Bab 96 Panen Melimpah Inti Kristal (Bagian Dua)97 Bab 97 Nasib Tragis (Bagian Satu)98 Bab 98 Nasib Tragis (Bagian Dua)99 Bab 99 Binatang Raksasa Di Danau Lava100 Bab 100 Perubahan Menjadi Senjata Spiritual (Bagian Satu)