Tidak lama kemudian mata Andrew tertuju pada Zen yang berada di tengah-tengah para budak. Senyum kecil tersungging di wajah Zen saat tatapan mereka bertemu. Sebulan yang lalu Zen memukul Grey. Zen sudah berpikir bahwa Andrew akan segera membalasnya. Namun, Andrew telah menjalani waktunya dengan tenang. Zen sekarang tahu alasannya mengapa dia melakukan hal itu. Andrew sedang menunggu Hari Latihan Keluarga. Dia telah merencanakan untuk memilih Zen sebagai karung tinjunya dalam pertandingan kematian hari ini sehingga dia bisa memukulinya sampai mati tanpa menimbulkan kecurigaan siapa pun.

Tapi yang mengejutkannya adalah Andrew tidak memilih Zen. Sebagai gantinya, dia malah memilih seorang pria kokoh yang berdiri di belakang Zen.

Zen mengkerutkan keningnya.

Klan Luo baru membeli pria paruh baya yang kokoh ini belum lama ini. Dia tidak menderita luka dalam yang serius meskipun dia adalah seorang tahanan yang dihukum. Pria itu tampak kuat dan sehat. Zen menebak bahwa dia sudah berada di tingkat pemurnian daging.