icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Pupus

Bab 7 Tujuh

Jumlah Kata:1067    |    Dirilis Pada: 01/04/2022

. Tak sabar ia sampai ke pekan, rasanya sepeda yang dikayuh Pak Badrun berjalan seperti siput. Alangkah lambatnya, Hafiz mengutuk dalam hati. Apalagi kel

ngayuh sepedanya, Pak," u

un sampai juga kita di

i peluit Kereta Api. Panjang me

ngar napas Pak Badrun,"

drun t

nyakitku asma, tapi masih kuat lagi

n!" geram Hafiz mendengar bualan lelaki p

semakin merasa tersiksa. Sementara itu Pak Badrun asyik bicara sambil mengayuh sepeda. Entah apa yang dibicarkannya, Hafiz sudah tak ingin mendengarkannya lagi. Pak Badrun mengeluh soal harga-harga barang: gula

adrun, harga ke

tak silap, naik lima ringgit segandeng," sahut Pak Badrun terbata-bata-sambil menoleh

tak mau berlama-lama menuntut kekurangan uang penjualan kelapa kepada Pak Ba

h sepeda, tak bisa aku menyeluk kantong celan

lagi," ujar Hafiz menyebut berapa kekuranga

Hafiz, tapi mau tak mau ia harus membaya

hulah aku ber

. Win-win oplossing!"¹⁰ ujar Hafiz dalam bahasa Belanda

cari kerja di Kantor Dagang Bela

yang kerja di Kantor Dagang Be

ntuk apalagi bekerja jadi kuli Belan

lapa dengan Pak Badrun?"

a sambil mengayuh sepedanya dengan kuat-sampai pantatnya

peda-sambil menjatuhkan buah-buah kelapa dari pangkuannya-hingga Pak Badrun ham

ringgit tadi, Pak Badrun?" H

Hafiz ...." Pak Badru

kental dan manis!" Hafiz b

ersihkan meja menoleh

duit enam ringgit dari tangan Pak Badrun, kemudian ia mele

pedanya ke pinggir kedai

dulu kelapa-kela

memilih mengikuti perintah siapa-antara membuatkan kopi untuk Hafiz atau membawa buah

! Macam orang bingung kau k

Hafiz dan menyiapkan juadahnya

yang berserak di luar itu," Pak Badrun masuk ke dala

r kedai mengambil buah kelapa yang berserak di tanah. Setelah ia mem

uadahku, Jali?"

a Jali dari ba

uan! Air bel

epala sendiri. Paras

r sampai mendidih. Lain kali kalau menjerang air, banyaklah sikit jadi tak c

uara Jali dari b

idih, sakit per

dah terasa asam mulutnya sejak tadi belum merokok. Pak Badrun keluar dari

abut kelapa," si

ng memanjat kelapa, harus berjuang dulu macam beruk," Ha

n dengan Hafiz. Sedangkan Hafiz pula memanjangkan lehernya, melongok ke

mana ko

endidihlah air yang dijerang Si Jali,," Pak

lah orang yang berlangganan di sini. Aku sedang berpikir-pikir

t!" teriak Pak Badrun ke

gar suara gaduh-cangkir dan sendok berjatuh

nya, ia pun dengan serta-merta membelokkan sepeda menuju Si Anak yang memanggil hendak membeli. Apa yang terjadi sesudahnya? Sepeda terbalik, es potong itu tumpah dan berserakan

era

ng mengu

au c

Pers

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka