Melepas dengan Ikhlas
, ini uang bukan uangku, bukan hakku. Aku harus men
milih merehatkan badan, melepas penat, terutama
elahiran kita ini. Aku akan cerita semuanya, Mas. Saat itu kamu akan memilih dan mulai mengambil sikap,
Mas Agha, seribu rupiah pun aku tidak diberi bagian. Aku dilarang untuk menga
kenyataannya. Aku pun
aja masih bisa berpotensi mimpi buruk, walau kenya
mungkin aku selalu diam. Jika aku diam
ngun aku buru-buru mengecek bingkisa
p, lalu mencari alfaqir. Entah alfaqir itu adalah na
to
menuju pintu, kuputar gagangnya dan saat daun pintu terbuka ternyata tid
tiba-tiba tidak sengaja aku men
apa mungkin ini keberuntungan bagi se
Saat kubuka, ternyata ponsel iPhone keluaran terbaru. T
rnyata isinya tidak hanya ponsel, leng
faq
orang ini. Kenapa dia sep
lah hakmu. Kamu tidak perlu ragu ataupun berpikir berkali-kal
nomornya. Aku ingat betul angka akhiran nomor ponsel Mas Agha, te
ga aku harus susah payah menghapal nomor suamiku. Aku tidak pernah
kamu di m
baru saja kuterima. Tentu sebelumnya aku masih berpikir
ini bisa memberiku celah
tu
buka medsosku. Payah sekali, aku gagal masuk. Apa mungkin
rusaha menghubungi Mas Agha, minimal aku ak
intar, maka lihat saja, ak
. Tentu aku stalking secara diam-diam. Dia memasang status bahwa aku telah meninggalkan M
bisa terima. Namun, statusku masih sah sebagai istri Mas
gguhnya. Namun, apalah daya, sekarang suasana masih sangat tidak memungkinkan. Yang ada,