KAHINA
h lolongan suara anjing malam, jenazah Kahina digendong oleh kakeknya. Semua tubuhnya yang terpisah-pisah, dijadikan s
k pagi, itu akan memancing datangnya binatang buas seperti macan tutul atau anjing liar yang memang banyak di desa ini. Para binatang liar itu, memang kerap menampakkan diri di malam hari. Tak jarang sudah ada beberapa warga
. Mereka bekerja secara bergantian membuat lubang kub
lelah. Meskipun malam itu sangat pekat, berbekal satu-satunya penca
engikuti pengiringan jenazah. Mereka mengantar Kahina menuju peristirahatan
cara diseret, dari dalam kandang anjing. la dik
jalan, menuju balai desa. Hanya dengan berjalan kaki, karena jaman dahulu masih belum ada mobil yang masuk ke de
Perjalanan mereka melewati perkebunan karet dan kopi yang rimbun. Belum lagi ti
dibawa masih dengan tangan yang terikat ke belakang. Bagian leher dan dada juga diikat dengan seutas tali s
ar berada dalam status salah, namun dari mimik wajahnya sama sekali tidak terlihat ada rasa bersalah ataupun menyesal. la ter
ang wanita meludah
Iblis!" sah
sambil menarik rambut Mbah Kawol yang berantakan
alanan kita masih jauh." kepala desa menegur Lek Ndem
langsung meninju hidung Mbah Kawol, hing
udah di balai desa
rdengar sangat mengerikan. Membuat siapa saja mendengarnya akan bergidik merinding ketakutan. Suara tawa
pada kawannya, yang berjalan persis di sebelah kiri dirinya. Sedang tangannya memegang
perti diperhatikan oleh puluhan pasang mata. Hanya saja tidak terlihat," Ucap kawannya yang
Belum lagi ditambah oleh bunyi-bunyian khas malam. Sahutan jangkrik, suara kodok, bunyi burung hantu,
adi mendengar ada suara or
belakang leher, ia merasakan bulu kuduknya berdiri. Puluh
ringan. Mereka merasakan perasaan yang sama, ngeri dan juga bergidik merinding. Apalagi jara
ya listrik, membuat suara mahluk malam seperti serangga berlomba saling bersahutan. Mereka membuat melodi suara bising di malam hari, terdengar nyaring da
ng berjalan membawa seorang wanita, memang tidak mendapatkan aral rintangan sama sekali. Akan tetapi wanita yang did
akin dibuat ngeri, karena perjalanan malam itu memang harus dilanjutkan, meskipun dengan penerangan
ah. Mereka dengan terang-terangan mengancam nyawanya Mbah Kawol. Atas inis
an, untuk membawa serta menyembunyikannya ialah di balai desa. Sampai besok pagi apabila ada mobil dari kecamatan datang
g rawon. Ejekan warga terhadapnya sejak dahulu, benar-benar telah menjadi kenyataan, karena kegemaran Mbah Kawol memakan daging rawon. Mbah Kawol selalu datang ke rumah ora
rai, yang lebih sering memutar tembang suara lagu uyon-uyon. Yang pada jaman itu sangat disukai oleh kalangan orang tua. Sedang anak-anak dan remaja masa itu, lebih suka memilih tidur. Para ibu-ibu kalaupun terpaksa suka mendengar radio, memutar acara siaran lain. Para ibu-ibu mencari gelo
lagu uyon-uyon, tetap bisa didengarkan dengan khidmat oleh lelaki. Kepopuleran lagu uyon-uyon, merambah sampai kemana-mana. Meski sebagia
arkan radio sangat terdengar akrab di telinga semua warga desa. Suasana seperti itu terbangun, diantara tahun 1970 sa