A Lover (Alec & Alea)
ng. Wangi itu melintasi wajahnya hanya dalam hitungan detik, tapi seolah akan bertahan di kepalanya untuk selamanya. Ditambah efek memabukk
mengakui keindahan yang ada di hadapannya kali ini. Keindahan yang belum pernah ia temui seumur hidupnya. Sosok itu bagaikan magnet yang menarik dirinya untuk me
serta perhatian yang sengaja ia sisihkan, dengan niat mendapatkan sedikit balasan. Tetapi, seolah wanita itu memiliki dunianya sendiri, terlalu sibuk dengan si pria yang berdiri di hadapan si wanita. Apakah mereka sepasang kekasih? Ata
mancung lurus, bibir yang merekah, dan mata sejernih lautan. Alec tahu kecantikan sesempurna itu akan mampu mengguncang dunianya dalam sekali sentakan
ngnya membesar dan menyempit karena napas serta detak jantungnya yang berdenyut lebih cepat. Dan mendadak ia merasa
u berada di atas ranjangnya malam ini juga. Setelah urusannya selesai. Urusan? Sialan lagi, saat ini ia tengah berdiri di antara keriuhan pesta demi membuat sediki
sudah sangat busuk dan membuat perutnya mual. Ia harus mengakhiri ceramah itu lebih cepat atau telinganya akan ikut me
ngggg
para undangan beralih menjadi rasa penasaran akan suara benda pecah yang berasal dari pusat ballrrom. Orang-oran
jatuh tercerai berai di lantai- berdiri seorang pria. Rambut panjangnya yang sedikit bergelombang terjatuh menutupi salah satu ma
kepercayan diri yang tinggi, mengingat ia berdiri dengan cara tak s
mengenali Alec, tapi kegilaan yang dilakukan pria itu membuat beberapa orang terpekik
al Cage Group dan bukankah pesta ini p
Group adalah rumah besar bagi MH. Yang hanya sal
tidak tahu malu?" Alec melemparkan tawa cemooh pada Arsen yang berdiri di panggung. Tanpa sempat menyelesaikan pidato basa-basinya yang lebih mengarah ke kesombongan. Melem
sah. Apa pun yang berdiri di belakang pria itu bukanlah sesuatu yang perlu ia usik. Lalu dengan isyarat mata, Arsen meny
seringai mengancam di garis bibirnya yang dingin pada Arsen. Lalu ia menyesap anggur di gelasnya, mengangkatnya tinggi