A Lover (Alec & Alea)
Arsen Mahendra akan mendatanginya, meski ia cukup dikecewakan dengan pertemuan yang lebih lama dari yang ia perhitungkan. Seminggu sejak ia me
erintah Al
langkah mendekati mejanya. Alec tak merasa perlu tahu apa penyebab kekusutan itu dan bu
eban yang tak bisa kaukatakan. Tapi aku t
rapat pemegang saham un
da perlim
uk menduduki jabatan ini. Selama sepuluh tahun kinerjaku sama sekali tak goyah dan semakin menunjukkan perk
inya aku harus mulai menggantinya dengan CGH. MH sedikit membosan
u tak bisa mengusir kami seenaknya. Selama kau pergi, kamilah yang memegang ken
ntuk itu? Kau dibayar lebih dari
bawah Cage Group. Kami tak akan mengusik Cage Group dan tetap menjalankan MH di
ku akan membiarkan kalian mend
ini. Saat kau bersikap pengecut dengan urusanmu sendiri." Kalimat terakhir Arsen penuh sind
engecut yang pernah ia ambil. Dulu. "Aku hanya memiliki sedikit hobi.
gai sinis. "Bu
bukan sembarangan orang yang bisa ia lenyapkan begitu saja tanpa alasan yang jelas. Pria itu terlalu bersih. Amat sangat bersih hingga tak ada secuil pun alasan untuk mengusik pria itu. Sela
n apa pun, dan bahkan ..." Arsen berhenti. Merogoh saku jasnya dan mengelua
ahnya yang tanpa polesan make up mampu membuat mata pria mana pun terpusat pada wajah cantik itu. Ingatan Alec kembali berputar mencari detik-detik ketika wanita itu meli
tidak mengetahui wanita dalam foto tersebut
gsu keluarga ka
dimiliki Arsen pun lebih dari cukup dibilang sempurna. Ia sebagai se
g kesepatakan i
nnya benar-benar membuat Alec terpana pada pandangan pertama. Ia pikir, mungkin karena efek dirinya yang sudah lama tak bersenang-senang dengan wanita-wanitanya. Namun, saat ia mencoba menggaet sembarang
tertarik denga
rdecak mencemooh. "Kata itu terlalu berlebihan mengek
anmu itu?" dengkus Arsen tak kalah sinisnya. "Data keluarga kami tersimpan dengan
m benar-benar in
oku tentu lebih cepat dan lebih dalam
. "Umpan yang cukup manis untuk seekor kuci
yang tertarik pada adikku dan hanya memanfaatkan kesempatan sebaik mungk
rharga di mataku? Ada ribuan wanita yang jatuh di k
eringai. "
hui itu. Tak akan pernah membiarkan Arsen tahu bahwa teka
nah mengkhian
rjalin dan kakinya menggerakkan kursi bergoyang ke kanan dan kiri. Wajahnya mendongak menatap mata Arsen penuh perti
di kedua sudut bibirnya. "Besok aku akan mengirimnya ke sin
lombang ketidaksabaran yang mendadak mener
nurut. Lebih dari sempur
menikmati ketakutan yang merebak di mata dan wajah seseorang ketika hendak menerkam seseorang tersebut. Bukannya w
at baik, itulah sebabnya ka
an dirinya, tapi ia tak keberatan untuk mengajari pe
*
apa
napa? Apa aku tak boleh menyuruhmu? Apa kau tak ingin sedikit membantu pekerjaanku setelah sem
H sedikit pun. Hidupnya hanya untuk dirinya sendiri, melakukan apa pun yang ia sukai, membeli apa yang ia inginkan, dengan catatan ia tak membuat masalah yang memb
n kebahagiaan mereka. Dan bersenang-senang dengan kehidupannya yang sempurna. Tidak ada lagi ya
an menga
g hendak keluar kembali tertelan di tenggorokannya. "Baiklah. Apa aku hanya perlu menyerahkan berkas ini pada ...." Alea menggantung kalim
asinya di lobi. Mereka akan lang
nama itu tak terlalu
pa kau men
meja dan menggeleng. "Aku
in tahu tentang urusan bisnis keluarga mereka. "Keluarlah. Aku h
nti sejenak memberikan kecupan kecil di pip
engan Alea mulai sekarang. Jauhi dia. Cage
presi. Mengendalikan reaksi wajahnya dari jeja
suk ke ruangan C
rza menganggu
enalkan seseorang seba
ini tak mengangguk. "Aku ak
kit wajahnya, menangk
ah seharusnya hubungan kami berakhir tanpa s
sebagai kakak dengan sangat baik. Satu-satunya hal yang tak bisa kube
ang diduduki oleh Arsen. Lagi pula, tidak ada darah Mahendra di nadinya. Membawa nama Mahendra di belakang namanya sudah lebih dari cukup dari segala-galanya. Seumur hidupnya tak akan cukup untuk membal
h keluar
" Arza menundukkan
tama ia membiarkan Arza berkencan dengan Alea adalah karena tahu pria itu tak akan berani menyentuh Ale