A Lover (Alec & Alea)
saling mencintai. Apa kau akan mengorbankan kebahagiaan kami berdua demi kursi sialanmu itu?" Alea tak peduli lagi jika Arsen akan marah dan meluapkan kemurkaan pria itu atas
apatkan wanita mana pun untuk dinikahi, tapi Cage menginginkanmu. Ka
ai yang kini berdiri di dekat meja Arsen. Arza hanya bergeming tanpa mengeluarkan sepatah kata pun sejak mereka masuk ke ruangan ini. Memberitahu tanggal pernikahan yang sudah ditentukan tanpa persetujuan darinya. Ber
a tahu pria itu hancur oleh keegoisan kakaknya dan tak mampu berkutik. Kebungkaman dan tatapan Arza menjawab
"Selama ini aku membiarkan hubungan kalian, bukan berarti ak
rotes Alea
nya membiarkan kalian bersenang-senang. Tidak lebih. Apakah kebaikanku t
enang pria itu bilang? Apakah kebahagiaannya hanya permainan bag
aku harus mengingatkanmu, kenapa kau harus menuruti kata-kataku kali ini?" Man
sekian lama bahkan belum mengering, kini berdenyut dan menyesakkan dadanya. "Aku bersumpah kau akan membayar mahal untuk ini, Arsen," desis Alea. Ketakuta
i perutnya keluar dengan keras. Perutnya serasa dihentak dan tenaganya terkuras habis. Alea mengusap keringat yang membasahi dahinya d
saat Arsen menggunakan ancaman tak terucap itu. Kenangan masa lalu itu berbisik di belakang telinganya. Menggodanya untuk menoleh ke belakang
dar di dinding lorong menuju toilet yang sepi. Pria itu menegakk
dut bibir Alea. Lalu kedua tangannya turun dan bersandar di p
kan pertanyaan sebenarnya yang diajukan oleh Arza. Ia tak ingin membahas hal apa pun yang berhubungan dengan masa lalu atau mual di perutnya akan kembali menyera
pala wanita itu dengan lembut. Posisinya sebagai adik Arsen dan kakak angkat sekaligus kekasih Alea membuatnya bimb
an Alec Cage menerimanya secara langsung. Sejak awal sudah terdapat kejanggalan yang harusnya ia ketahui. Tetapi, Arsen mengenal dirinya sangat baik. Pria itu m
a di atas meja kerja jika suara sekretaris Cage dari interkom tidak cukup keras menggema di seluruh ruangan untuk menghentikan kegilaan Cage. Pria itu melecehkannya di perte
sen." Arza
mengantarku ke sana," tandas Alea. "Ke
ahu aku tak bisa meno
k meskipun Arsen melem
Alea, lama dan dalam lalu berbisik p
kenapa ia tak menjawab permohonan
encint
tu di pikirannya. Kedua tangannya memeluk Arza semakin erat. "Bisakah kau mem
mperlakukanmu dengan baik
k pintu ruang kerja pria itu kepada Arza. Saat itu, Arza sudah pasti melihat bibirnya yang bengkak dan merah karena lumatan kasar
mping yang terbaik. Setelah apa yang dilakukan un
h. "Terbaik di mata Arsen, buka
k memperluas jaringan bisnisnya?" gerutu Alea. Tiba-tiba merasa iri pada kakak perempuannya yang sudah hidup bahagia dengan
an seberuntung kau dan Kar
sela Alea. Jika Arza adalah kakak kandungnya, tentu hubungan m
ih berumur tiga belas tahun. Sepuluh tahun hidup satu atap dengan Arza membuat benih-benih cinta itu tumbuh. Dua tahun menjalani
bertemu?" gumam Alea di antar
reka masih bisa saling bertemu, tapi Arza tak yakin akan mampu melihat w
ar, ia tetap mensyukuri setiap detik yang ia lewati bersama dengan Alea. "Ya, kita bisa bertemu kapan pun kau men
engan Alea mulai sekarang. Jauhi dia. Cage