Ann The Innocent
lusuhnya. Pikiran Ann pada kenyataan hidup yang selalu dibatasi. Dia memiliki sayap namun te
di mana? Cepat, ambilkan minum! Ambilah bahan makanan ini, lukisanku hari ini
i bersama Nenek ke kampung sebelah!" ujar gadis kecil yan
las sambil berucap sangat lembut, "M
kata pun. Matanya tertuju pada beberapa bahan makanan yang Johan beli, "Ayah, bolehkan ak
ucap Johan sambil memb
aja dia hendak mengambil satu potong lagi, tiba-tiba Mariez da
gurungkan untuk me
ursi dan membawanya ke dalam dapur. Persediaan makanan ini c
gar jelas pembicaraan Neneknya yang sinis, tepatnya dia berbicara pada Ayah dan Ibunya, "A
g Loriez sambil pergi ke
dirinya untuk mendapat dukungan akan cita-citanya. Dia a
, "Sudahlah Bu, ini yang terakhir, aku pun akan menc
*
awah pohon cemara dekat pintu
i ke kota bersama seluruh keluarga!" Alice membuka pembi
nya, sepertinya dia tidak begitu menangggapi pernyataan temannya ini. Bahkan tidak ada komentar apa pun yang terlontar. Dia sedang merangkai kata, kata yang seharusnya terucapkan. Alice
kunya sambil m
, ikut aku saj
ngan keadaan keluargamu yang serba kekurangan
ian sudah berdiri tepat di depannya. "Tolong bantu Bapak mengurus laporan akhi
i menyanggah tumpukan itu
u ke mana?" tanya
kelas hingga pukul 1
Adrian p
gsung masuk ke da
nya ini. "Bisa-bisanya Pak guru memberikan tugasnya padamu!" ketusnya sambil memperhatikan angka
tap pada kefokusannya. Hari ini memang waktu tenang se
" tanya Alice terlih
dan satu buku harus menulis 18 mata pelajaran, artinya kamu jan
ku tunggu kamu, bangunkan jika sudah selesai!" ucapnya sambil
rena melihat gelagatnya. Dia pun terus melanjutkan tugas dari guru
pnya sambil mereg
ahu yang sedang di alam mimpi. "Cepat bangun, atau aku tin
ng membuatnya tersentak dari tidurnya yang lum
eskan dirinya. Kemudian dia pun me
nya. Ann paham akan hal itu, sambil menaruh tumpukan rapor di atas meja dia berucap sangat pelan
asnya. Memahami kalau in
g, "Bagaimana Ann, sud
mbari menunjuk pa
di sebelahnya. Tangan Adrian pada saku celananya, dia mengeluarkan uang dan menghit
leh pada Alice sambil tersenyum, "NZ$ 2 unt
gkah pada Kathy, "NZ$ 1
andang, mereka tidak meng
Alice segera menin
kerjamu?" tanya Alice sambil berjalan di sebelahnya.
ngan Alice. Mendengar itu Alice tertawa bahagia, setelah membeli ice cream cone seharga N
uku usangnya, tangannya kembali lihai menulis
an ice cream, manis dan dingin. Tapi, sayang ter
bil berkata, "Kalau makan ice cream
lu memasukannya kembali. "Kita tinggal dua tah
anya dengan mengatupkan kedua bibirnya. Setelahnya mereka
kamu harus masuk, aku akan bawa makanan, kita makan b
angkahnya pun dia percepat karena langit nam