Sangkar Emas Pernikahan
idak senang setelah melihat struk pengiriman
milik istrinya baret panjang, sekarang darahnya semakin naik mengetahui istri yang
merebutnya. Tak ingin berdebat, Kayla memutuskan diam, dia lelah dengan banyak dram
rtanyaan dan malah hendak menuju ke kamar. Harga diri sebagai lelaki mendadak tersu
saha melepaskan cengkeraman Bryan yang terasa perih di lengannya. Matanya memindai sekeliling
. Setelah mengalah dan terus mengalah atas perlakuan sang suami
hanya tak leluasa mengunakan uang yang ada tapi hidupnya pun dikekang. Tak boleh ke luar rumah tanpa Bryan, tak boleh bersosialisasi dengan teta
eperluan, itu pun harus siap menghadapi pertengkaran. Kayla sangat lelah dengan kehidupan pernikah
i dalam bentuk apapun dengan keluarga
ak
n dan terjatuh, punggungnya membentur meja berisi pajangan yang berdiri tak jauh dari muka pintu kamar. G
yang dibelinya ketika berkunjung ke Cina, hancur dan
emungut salah satu kepingan dan
begini hancur
melayangkan tatapan murka ke arah Bryan. Ini bukan t
Kayla agar wanita itu berdiri dan
iberikan pada keluarganya. Dan sekarang, guci kesukaannya pun ikut
mparan berikutnya namun di luar perkiraan
namparku? Kau
gan Kayla, darimana keberanian ini ia dapatkan? Bukankah biasanya ia
hkan keberanian Kayla. Dan benar, Kayla terdiam. Wanita itu menundukkan wajah, matanya menari-na
askan cengkeraman pada lengan Bryan dan
endengar kata cerai. B
kan napas panjang sembari mena
a. Tidak, ia tidak akan menangis untuk sebuah ancaman perceraian. Ia hanya t
ng selama ini mewarnai hari, sela
nak. Namun tidak semua wanita semudah itu melepaskan diri dari ikatan pernikahan walau tak sejalan
n, pikirnya. Melihat ketidakberdayaan Kayla, sikap angkuhnya semaki
berujar tanya dengan lirih. Kakinya melangkah perlahan menyeret tubuh yang lelah me
ereka enggak perlu apa-apa. Bukannya hasil dari kebun cukup buat makan? Buat apa dikasi
ja keras sendiri? Cari uang tidak segampang membalik telapak tangan, perlu perj
ak Kayla sebagai istri. Lagipula, mas juga yang memintaku agar tidak perlu bekerja!"
orang tua yang hidup pas-pasan di kampung halaman dari uang gaji sendiri. Perjuangannya meraih gelar sarjana terasa sia-sia kala Bryan tak mengijinkannya terus bekerja setel
ta itu selalu ada di setiap pertengkaran mereka, bukan hanya ada tapi dia adalah k
kesal. Di dalam kamar, Kayla merintih menahan luka. Bi