Sangkar Emas Pernikahan
anak," perintah Kayla
gah menuangkan susu ke dalam botol untuk si bungsu. Ka
rumah,
tanya, saya j
di luar, dia akan selalu menelepon ke rumah menanyakan sega
apak mar
i hendak mengatakan sesuatu namun dengan cepat Kayla berlalu. Ka
an penjagaan maksimal yang sangat nyaman bagi keempat buah hatinya, tampak sangat megah. Bahkan paling megah di a
permanen dengan ukuran tak seberapa. Cita-citanya untuk mer
dengan uangnya, tak akan pernah ia mau meng
Bila kini ia terjebak dengan skenario yang telah digariskan, bukan pul
takan perihal luka hati
ah dengan pilihannya sendiri dan menolak keinginan ibunya agar menerima pinangan Kemal,
matanya. Sesal memang tak berguna, bila dulu ia mendengarkan nasihat sang ayah agar mem
tekad akan mencari cara agar mendapat pen
a-tiba Leny telah berad
entar, Ma,"
ijin s
uk a
arus seijin suami. Kok tanya untuk a
u urusan bisa panjang kalau meladeni mertua
ir dari kayu jati asli yang dipesan langsung dari Jepara. Kayla membantingnya dengan keras. Uang satu juta yang
ekerja sejak ia hamil anak ke dua, mengingatkan. Sedari tadi ia mengama
nak-anak. Kalau ada apa-apa, tele
nya sendiri. Demi Kayla juga ia bertahan bekerja di rumah ini, Kayla yang selalu menganggap para
i garasi dan mengemudikannya perlahan di
emperjuangkan bahagianya sendiri, entah bagaimana caranya. Tapi yang pertama ia akan pergi, sehari sa
mbang kenangan. Walau hasilnya jauh dari kata berhasil, pikirannya malah tambah kusut, apalagi ket
seorang ibu tua dengan kantong belanja di tangannya.
nan dengan banyak barang di tangan seperti itu. Kayla tak pernah menyangka
n mobil. Ia turun dan
a memayungi sang ibu. Usianya sekitar 70-an
e mana," jawab wanita i, nama sang ibu itu agar naik ke mobil. Ia akan mengantark
mplek perumahan mengikuti arahan Rumini. Ia tak peduli. Kembali ke ru
Rumini memintanya berhenti di depan sebuah rumah
terlihat menghiasi bibir keriputnya. Di pintu gerbang tampak berjaga dua ora
dikenakan Rumini, dia cocok sebagai penghuni rumah itu. Tapi bagaimana mu
uka pintu bagi Rumini. Huja
ngambil belanjaan di tangan Rumini dan seorang lagi ber
ebih muda dari Kayla tergopoh menghampiri dirinya yang berdiri mematung di depan gerbang rumah. Lelaki itu mengenakan
alau tidak ada ibu entah
anya Kay
tanya. Begini saja, besok Oma ulan
nama say
saya ceritakan banyak hal tentang oma saya." Senyum lelaki itu begitu teduh di mata bagai ai