Sangkar Emas Pernikahan
Kayla gelagapan. Ia tak p
um tahu siapa dirinya. Ya, dia
ti momen ini. Momen di mana dirinya diinginkan oleh seseorang, dihargai dan dihormati. Namun ia tahu ini
an saya." Kenan memasukkan tangan ke saku celana, dia berdiri gelisah seperti anak SMA mau nembak pa
menikah," lirih Kayla
, ia semakin gugup tak bisa menyembunyikan rona terkejut. Wajahny
n tercekat dan mundur selangkah lagi. Disapunya wajah den
melihatmu menggunakan cincin kawin. Saya betul-betul minta m
melepas cincin itu saat hari pertengkaran sebelum bertemu Rumini. Sakit hati yang ditahan selama bertahun-ta
mini, Kayla tidak menyadari cincin i
imbulkan salah duga Kenan atas statusnya. Hal terburukny
a tentang kisah cinta dengan almarhum suaminya. Kenan mendam
g diri sendiri, pun tiada satu orang bertanya
ng jad
a? Saya merasa tidak nyam
umah ini. Saya tahu itu harapan yang terlalu berlebihan, terlalu cepat tapi itu ke
a akan men
akan
an cerita tentang diri sendiri. Lagipula,
lah kalau begitu, senang berkenalan denganmu, bu K
yla mendahului Kenan, menuju ujung tangga. Kayla semakin mengagumi wibawa yang me
da apa dengannya malam ini, antara hati da
tangga. Gaun biru melambai indah mengikuti irama kaki Kayla. Ber
menulikan telinga. Terlalu banyak sanjungan didapat malam ini. Semakin banyak pujian diterimanya semakin hatinya perih. Bukannya tak suka ta
ang diterima Kayla malam ini dari wanita yang menebar senyum sepanjang malam. Rumini tampak begitu
h para tamu yang baru saja datang. Sekumpulan nyonya besar yang memakai kalung dari batu permata berkilauan di
mbutnya di sasak tinggi. Kayla hendak menjawab kalau dia bu
ah berdiri di sampingnya. Dia mengedipk
u sembunyikan g
enan kembali tanpa memberikan
a. Kalian cocok sekali," balas wanita yang
ebenaran tentang statusnya sebagai istri dan ibu empat anak d
ar candaan temannya, tawa berderai riuh memeriahkan suasana, berbanding terbalik dengan peras
aha meloloskan diri dari antara kerumunan, wal
saya." Ucap Kayla setelah ia berhasil melangkah hingga ke mobil yang dipar
yan mengirim pesan whatssap. Kayla membaca notifikasi yang terter
sa, Bryan m
r lagi. Lelaki itu bersikap baik dengan mempersilakan Kayla mengambil keputusan, segera pulang atau
mengirimkan pesan bertubi-tubi. Makian, ancaman dan
anak-anakmu lagi!" Chat terakhir yang ter
ang dikeluarkan bila Kayla sedikit saj
pura-pura tak melihat kemarahan yang memancar d