Merenda Cinta
melihat nomor polisinya, kini gadis dengan rok lipit warna dusty itu fokus pada sosok renta yang te
enyetopnya. Memintanya untuk membawa korban tabrak lari ke rumah sakit terdekat.
rumah sakit, ya. Aku ada acara sama teman-temanku.
tas berwarna merah kepada lelaki di hadapannya. Namun, dengan sopan
lenggang meninggalkan pengemudi kendaraa
a, sih. Dicari
angkali juga ka
mobil berwarna merah silver itu. Dua sahabatnya cuma geleng
Kemana kita seka
e? Kafe Daun
t dr
a,
lang! Se-ka-rang.
ya,
apa,
tar aku pu
indy dengan sekali anggukan. Aileen segera menge
gan tanpa ikatan. Mommy Cindy ingin menggugat cerai, tapi mama dan mama mertuanya melarang. Akhirnya dia mencoba tet
n kecantikan langganannya. Setelah selesai, mereka melanjutkan mencari pakaian ke butik langganan mama Aileen. Demi membe
n lupa datang, ya
nan
itakan tentang perjodohan yang dilakukan papanya, ta
ahnya dipenjara karena korupsi di perusahaan tempat kerjanya. Dua adiknya masi
nan di salah satu mal di pusat kota. Sambil menikmati
gong. Gue
ng-eng
alu ke kasir. Setelah itu Cindy melajukan
" Gadis berkerudung pashmina itu s
u dress selutut itu mengangkat
e-b
*
hat sibuk menyiapkan oleh-oleh untuk keluarga Hadiwidjaya. Sedangkan
puh tidak terlalu jauh. Namun, mengingat hampir di setiap ruas jalan kem
ai melaksanakan kewajiban tiga rakaat di musala kecil di rumah mew
i telah berubah menjadi tempat acara yang indah dan megah. Beberapa buket bunga hidup terpa
kelihatan batang hidungnya. Akhirnya Aileen menelepon kembali untuk menging
ashmina warna abu-abu muda ini masih mematut diri di depan kaca besar di kamarnya y
ekat ke arahnya. Menyejajari dirinya di depan cermin. "Hmm, cantiknya. Beruntung sekali calon suaminya." Tangannya merangkul
ng dia da
eh ke laki-laki di sampingnya. "Serius? Wait, emang
kantuk akibat jetlack itu berusaha tampil ceria. Aileen dan kakaknya berjalan beriringan
*
sam