Penyembuh Luka
bahkan, saat Diko menginginkan wanita itu melayaninya untuk urusan ranjang. Ia langsung
diminta Diko berdandan, ia tak suka melihat raut wajah Sarah yang pucat beberapa hari belakangan. Wanita itu menuruti kemauan
at mekap. Suara Diko memanggil dari luar kamar, terdengar jelas
tepi. Menunggu perintah selanjutnya. Diko berdiri bersedekap, Tyo meminta Sarah berbaring. Kedua matan
es urine untuk mengetahui apakah wanita itu hamil denga
rine tersebut. Tak ada ekspresi saat melihat tulis
hkan alat itu ke tangan Tyo, sebelum duduk kembali
rapa detik. Sarah menatap ke arah jendela luar, tanpa eksp
kan matanya beberapa detik sebelum kembali terbuka. Diko berjalan meningg
*
Ruangan itu terbuka, muncul pria dengan setelan jas formil mahal berjalan menghampiri. Russel, kakak laki-la
aki ke kaki lainnya. Menatap lekat Diko
, Sarah. Gue mau cobain boleh?" kekehan sinis
a-coba," sahut Diko tanpa
lo siksa dia? Lo apain? Lo nggak kayak d
ukan lebih dari itu. Ia sudah menghancurkan harga diri
Russel tertawa licik. Diko fokus membaca lap
gue, apa Sarah sudah hamil. Pa
terjadi. Diko diam, kepalanya terangka
gitu bernada menunjukkan kepastian. Hal itu memang tak diinginkan Diko. Ia sendiri tak tahu
arena Papa mau kasih bisnis stasiun TV itu ke elo dan cucunya nanti. Jadi, gue dan kak Riska bisa handle bisnis tambang dan properti. Kit
, lo nggak akan miskin sampai ke anak cucu lo nanti. Kasih dua Kakak lo buat pimpin." Ka
ntau. Selain sudah tua, ia ingin anak-anaknya belajar mengendalikan apa yang seumur hidup mati-matian
h. Kecuali kalau Papa merubah keputusannya, bolehin gue cerai denga
putih miliknya ke dinding. Ia geram sembari berjalan mondar mandir. Mendadak, ide untuk ke Canada mengunjungi Abel terlintas. Dengan cepat ia meminta sekretar
ent
tuk memberikan obat penggugur janin, kini sudah berdiri di tepi ranja
kamu. Diko menyulitkanku dengan mengancam menghentikan menjadi sponsor penelitianku untuk gelar profesor yang a
ejut saat ia benar-benar menatap lekat ke dalam netra Sarah. Baru p
yang sudah ia siapkan sejak tadi. Tyo terbelalak. Wanita di sampingnya tergolong nekat. Tyo meng
raih jemari tangan wanita itu. Namun, Sarah mu
umu, Sar?" tanya Tyo
ini, Dok?" Akhirn
dikit lebih hebat. Hubungi aku jika kau mulai mengeluarkan dar
lnya ke arah Tyo. "Simpan nomormu di s
guk, ia mengetik nomor ponsel juga n
an Sarah. Tyo paham, Diko begitu mencintai Abel, tapi terlalu jahat jika pria itu tega berbuat menyakiti S
lagi, Tyo mengikuti, ia melihat ke arah jendela balkon.
ntu, ia yang harus mengerjakan semuanya. Tyo berjalan di belakang Sarah yang postur tubuhnya semampai, harum wangi
embersih lantai, ia mulai melakukan kegiatan membersihkan lantai ruan
ke garasi. Tyo membuka pintu, tak lama muncul Diko yang terkejut
uai maumu." ucapnya sedikit bernada kencang supaya Sarah
Diko yang melangkah cepat ke arah kamar. Sempat Diko melirik ke arah Sarah
ngan lupa. Rahim-mu harus dibersihkan, jangan sampai timbul penyakit nan
ilnya. Tyo menoleh cepat. "Apa dokter punya ob
s, Diko melihat hal itu. Walau Sarah tak menunjukkan senyuman ke Tyo, ia tahu jika mereka tampak cocok dan berpotensi m
a, dan memilih menginap di hotel dekat ban
sam