Cinta Tiga Bidadari
a
" tanyanya. "Kalau memang memungk
mu dengan kiai Na
uat Hafiz terlonjak
i?" Matany
. Kamu ke
k menyangka kalau Bibi berpikiran seperti itu.
u beliau saat acara tasmiyahan Ibrahim. Itupun kalau beliau be
moga saja belia
Bibi saja yang mengatur ya. Azizah tidak punya
etahui latar belakang wanita itu yang bukan keturunan ulama, bahkan sekolah pesantren pun tak tamat. Hanya Hafiz yang ne
entara waktu Bibi akan tinggal di rumah kalian sampai
apa-apa, Bibi. Kasihan Aziza
anti, Nak. Bibi ti
lantas bangkit da
Bi, mau beli makanan. Bi
kin perut kenyang." Perempuan s
rah dan menciumnya, kemudian b
*
, banyak kios dan warung yang menjual berbagai makanan dan minuman.
fiz membeli ayam goreng bumbu kuning dengan la
Nak," tegur bibi Sarah. Perem
banyak makan. Mengurus Azizah mem
Suaranya bahkan meng
an dulu." Perempuan setengah tua itu
ih terbaring lemah di ranjang. Wa
ku. Aku mendaratkan kec
ya, Sayang. Insya Allah
ang menutupi sebagian wajah polos itu. Dalam keadaan a
ang," uca
it. Namanya juga operasi. Kalau obat
i pedihnya pasti hilang. Kan di
menemani Adek melewati semua ini. Abang tidak ak
na denga
z tersenyum tipis. Ustadz Zaki adalah
t Azizah. "Terima
ena sudah memberikan putra yang sangat tamp
manis dalam pandangan Hafiz, serupa bibirnya yang sena
ertidur lelap di samping Azizah. Dia tampak begitu
uka nan polos dan menggemaskan. Hafiz merasakan dirinya terbang ke awan. Dadanya gemuruh menahan
akan titisannya utuh, sangat mirip. Hidung, mata, alis, b
andangannya beralih kembali pada Aziza
*
rsen. Setidaknya dia sudah bisa duduk dan berjalan. Hari ini adalah hari terakhir di rum
" Suara itu berasa
. Abah ..." Hafiz
eulas senyum terukir di bibirnya. Dia melangkah ma
Tangan tua itu mengelus ubun-ubun bayi
him," sahut Azizah. Terlihat jelas ia t
ekasihNya sebagaimana nabi Ibrahim
ah menambahk
ggukan kepala. Ia kembali me
Al Fazari," kata
ayahnya dengan
seorang filsuf, ahli matematika dan astronomi
n muslim di generasi selanjutnya," jaw
zah dan bibi Sarah
z bisa mendidiknya menjadi oran
-sama, Nak. Abah sangat bahagi
lagi Azizah pulang ke rumah. Kami hanya
elum sempat datang. Mungkin beliau ak
. Kehadiran Abah sud
yang hanya mendapat restu dari Abah. Dia tak bisa berharap banya
amplop berwarna putih dari saku baju
ndai memilih hadiah yang cocok buat kamu. Jadi Kakek beri yang mentahnya
mata Azizah ya
begitu baik dengan kami,