KEJUTAN UNTUK HARI PERNIKAHAN
tangan kanan. Kemudian pelayan pun menghamp
i pelayan kafe, sete
u menanyakan bill makanan dan
rupiah, Mbak. Ini notanya," ucap sang p
pake debit kan, Mbak?" tanyaku,
tersebut menjawabnya dan menunjuk, ke arah ka
h, ya." Aku kembali me
dulu ya, Mbak," sahutnya. Pela
tuk mengambil ATM, buat membayar makanan yang kami makan tadi. Tetapi, saat a
cowok di traktir cewek, sih?" Bagas berk
a!" Aku berkata sambil menyerahka
a, baru kenalan udah di bayarin cewek." Andr
i lain waktu, Mas yang traktir aku." ujarku. Ak
dah keluar tuh!" Aku menyuruh, Bagas
uluan," pamit Bagas. Ia pun berjalan keluar, menghampiri Rat
rahkan kartu ATM kepada Mbak kas
u ia memintaku untuk memasukan pinnya. Aku pun mengetik pin tersebut
berada di luar kafe. Mereka sedang tertawa bersama, entah sedan
kamu, bukannya kamu yang mentraktir aku. Aku ini kan cowok," ujar Bagas, saat aku sudah berada di a
Santai aja, jangan terlalu di pikirkan." Aku berkata
a! Kalian sudah mau masuk k
an, ya? Kamu jangan ngebut-ngeb
u duluan. Assalamualaikum," pami
-hati, Nisa!" sahut m
menuju parkirkan. Aku segera menaiki mobilku, setelah
Aku pun segera memasang headset bluetooth, di teling
kum." Aku menyapa se
sahut si penelepon, yan
kenapa?"
ya Ratna? Kalau udah selesai, tolong kamu ke kantornya Papa, ya!
u langsung pulang. Ya udah Pah, nanti Anisa, biar langsung ke kanto
lan, ya Nak? Assalamualaikum," uca
, Waalaikumsa
cu mobilku, dengan kecepatan lumayan kenca
antor pusat Papa. Kebetulan, jalanan lumayan l
n sore hari, jalanan dipenuh oleh kendaraan, baik roda dua atau pun roda empat. Membuat kepulan asap dari kendaraan,
ruangannya, kan?" Aku bertanya, kepada sekertaris Papa yang bernama Irma
ok, di dalam." Mbak Irm
, terima
ama," s
u, sebelum masuk keruangannya. Walaupun aku seorang anak, dari pemilik pe
ya apapun kita, setinggi apapun derajat kita harus tetap mengutam
. tok .
ualaikum
, ayo masuk, Ni
alam. Rupanya di dalam, Papa sedang ada tamu. Mereka s
r?" Aku langsung to the point, menanyakan maksud dan
a melambaikan tangannya, supaya aku menghampiri beliau, yang sedang ngob
Pah,"
emudian duduk, di samping Papa. Sedangkan Pria yang sedang bersama Papa, duduk berse
tidak bersahabat. Aku merasa tidak nyaman, saat berhadapan dengannya. Bukan karena tak
u, sama Nak Andre ini. Dia rekan bisnis Papa, Nak Andre, ini
satu-satunya. Ibunya sudah meninggalkan, sejak Anisa baru dilahirkan." P
ndre. Hanya itu yang keluar dari mulutn
pa padaku, supaya mau berkenalan
sambil merentan
bil menyatukan kedua t
ung menarik tanganku. Malu? Jelas, aku malu. Aku merasa, menj
ntuk memperkenalkan kamu sama Andre, tetapi Papa ingin sup
apa?" tanyaku,
u jodohin saja. Mana sama ora
ambu