Cinta Berkalung Noda
*
97878
aimana derita hatiku. Setiap hari hanya memikirkan. Kamu juga tidak tahu 'kan? Seberapa besar
a-katanya, aku berpikir apakah itu Kusuma? Namun, tidak mungk
bar janji kepada wanita di luar sana. Lalu, siapakah pemilik nomor ini? Di satu sisi aku s
pun itu, membuat mata ini enggan dipejamkan. Aku menghela napas dalam-dalam, mungkin aka
ha membuatku 'Ingin'. Namun niat itu aku urungkan, tidak tega membangunkan Andin. Memang, sejak dia hamil aku jadi
dari ingatanku, apalagi semenjak kami bertemu kembali. Robb ... jangan biarkan hati ini kembali berangan-angan akan indahnya dosa di masa silam. Ak
suma? Apakah ini kebetulan, atau memang sudah menjadi takdir yang dibuatkan untuk kami. Aku berpikir untuk l
i pembaringan, melangkah menuju meja rias. Jantung ini langsung berdebar ketik
i ujung sana aku tidak mendengar apa-apa, b
nginkan tubuh ke teras. Sudah pukul 23.44, suasana sudah sepi, aku buka pintu menjatuhkan diri di kursi santai yang
li membuka pesan dari nomor yang
97878
erdu. Aku
e
siapa? Dari man
97878
rius ma
e
a
97878
dang menatapmu di bawah cahay
*
a. Rambutnya tergerai begitu saja. Apakah dia sudah kehilangan akal? Apa yang dia lakukan di l
97878
aku? Bukankah sudah la
t ke arah Kusuma. Tampak jelas dia tersenyum, sembar
e
kamu laku
97878
dukan aroma tubuhmu. Entah kapan aku bisa
e
k. Jangan jatuhkan har
97878
u palsu, Bang! Kau menghilang setelah memutuskan cinta sep
e
maks
ir. Sementara dia sudah tidak ada lagi di
e
mu bicarakan? Wanita murah
97878
tahu, Bang. Ay
rcaya. Jika bertemu dengannya, aku takut! Takut tidak bisa menahan diri. Seperti waktu itu, perjumpaan melepas rindu setelah
*
edia mengeluarkan uang untuk biaya penginapan hotel. Sebenarnya aku agak sungk
asih yang lama tak berjumpa. Memang, kami sudah sangat lama
suma membuka kerudung yang m
." Protesku kurang suka, karena itu
u ya?" Kusuma malah cekikikan
ya yang lentik, dan sepasang bibirnya yang tipis merah merona. Kusuma juga memiliki bentuk tubuh yang ideal. Pinggangnya ramping, membuat pinggulnya lebi
engeluarkan laptop, lalu membawanya ke tempat tidur. Dengan
gan yang sama, tertutup rapat membuatku jadi berhalusinasi, andai saja kami sudah menikah, tentu k
ikirin apa," ucap Kusuma mendekatiku. Aku jadi sala
n aja, dua hari semalam
n yuk,
ton
ptop ke dekatku, lalu mel
apa si
itatap seperti itu, rasanya bunga-bunga berhamburan di kamar
Dik. Nggak hobi
kalau nggak ikut nonton." Kusuma mulai memainkan kursor den
ilm anu
nton begituan ya?" Kusum
h, enak s
ernah nggak nonto
enjawab dengan gelengan. Pikiranku tiba-tiba
bih tahu," uca
sering melihatnya secara langsung." Kutatap waja
d Aban
g. Tatapanku beralih ke jendela yang tertutup rapat
g, ceritakan, Ban
pku tersenyum menatap fil
nonton sama Abang." Kusuma menggeser duduknya, mendekat bahkan sa
akku mengusap rambut Kusuma. Di
ganteng saja,"
onton,
pelukannya. Lalu kami dudu
sana. Abang tidak
aku sibuk kerja, pergi
k ada cewek yan
ada
er
dah punya pacar n
enalkan, kadang juga ikut ngomporin juga. Katanya 'Hati-hati loh, Ma. Cowok cakep kayak
Aku kan sudah janji. Lag
ya erat. Kami teruskan nonton film itu. Beberapa saat
dipercep
ang. Itu tadi ada ade
. Bagus
ng penge
n dipercepat sepert
lewatkan. Di situ aku melihat sepasang kekasih yan
?" Kusuma mematikan f
lihat
Kusuma segera m
ok dima
anin sih. Memangnya
k. Kamu bosan
, maksudnya
u ingin kita melakuka
Kusuma
Kurangkul pundak Kusuma,
ya, Dik. Tapi, kamu tahu tidak?
li ke kampung sana. Kutarik napas dalam-dal
Ibu kena
in tahu segalanya. Namun, aku masih berpik
*
ambu