Cinta Berkalung Noda
**
n lalu, di ru
gkahku. Teman-teman yang lain sudah meninggalka
no memainkan alisnya. Aku masih b
nya,
." Yono terlihat kesal, remaja berdarah campuran Jawa-Sumatera itu terlihat
bener," ucapku hen
San. Ma
ke
ng kismin, San. Berdarah
d kamu
enjadi pacarmu. Setiap bulan aku kasih kamu uang sampai kita tamat. Kalau Kusuma m
nal dengan Kusuma, yang aku tahu dia juara umum di jurusan Perkantoran. Ya, aku hanya mengenalnya sebatas itu. Aku terlalu sibuk untuk memperhatikan para wanita di sekolah. Selain agar
pa du
" Yono tampak senang sekali. Aku mengangguk
g oke, badan juga oke,
cot. Duitn
s sebulan
ogah a
eh jadi empat
u diterima, sudah pasti butuh dana l
kalau ngajak gituan. Ya su
erjabat tangan, sebag
istrasi Perkantoran. Di jurusan Perkantoran, aku mengenal seorang teman cewek.
pacaran. Si cowok juga harus meluangkan banyak waktu, hanya untuk membuat pacarnya nyaman. Sementara aku, belum pernah demikian. Apalagi aku hanya dibesarkan oleh nenek seorang. Ayahku perg
keluar, termasuk Siti. Gadis itu menghampiriku, membuat aku
asaan baru selesai rapat deh.
pribadi, Ti. Kamu
sih yang enggak
Tanpa panjang lebar, aku langsun
elera kamu cewek
enapa? Dia wanita
ar ya, aku izin k
biar aku yang min
k, secepat mungkin d
ari hadapanku. Terpaksa aku harus menunggu sampai Siti memberikan kont
*
u sudah rindu kepadanya, entah kenapa jika dia ke rumah ibunya, pasti jarang berkomu
Kusuma duduk di teras rumahnya. Aku rasa kejadian
Itu suara Andin. Aku seg
r selutut yang dia kenakan. Aku sampai tak
in mendekat lalu mencubit pipi ini. Perutnya yang mulai
pulang kok ngg
ngnya kena
u pulang kasih kabar dulu. Jang
mar, wanita berpipi tembem itu asik dengan ponselnya. Kadang-kadang, aku m
aku ngomong s
aja, Bang. A
lau udah di rumah tin
h. Harusnya Abang bisa ngertiin aku.
idak pernah berbuat yang macam-macam. Aku tidak pernah memaksanya, dan tidak pe
u, selama itu juga aku menahan rindu. Aku berharap u
i sudah menikah selama dua tahun, sejak Andin hamil sikapnya jadi berubah drastis. Ya,
kan menikmati waktu senja tiba, sampai malam menjelang. Baru sebe
97878
n seka
dikenal. Siapa ini? Maksudnya a
e
sambun
97878
ntuk kamu. Kesepian? Aku
e
u s
97878
sekitarmu.
asilnya nihil tidak ada siapa-siapa di sana
or iseng ini Kusuma? Mu
in?" Tiba-tiba Andin m
Dek. Kamu bu
ku hp kam
uk a
nselku. Itu sudah kebiasaannya, seakan
a di bengkel milik ayahnya. Sekarang bengkel itu aku yang kelola. Ayah mertua memang terlihat keras, tetapi tidak aku pun
Betul seperti yang dikatakan Syahyono dulu, aku laki-laki berdarah Medan, tetapi sangat penakut dan pengecut. Konsekuens
*
shb
u. Rencana kuliah pun aku tinggalkan begitu saja. Aku berpikir untuk kerja
kursi santai di depan rumah Kusuma. Berkat bantuan uang yang diberikan Yono, aku bisa membel
mau bic
mau kembal
ggak jad
baik aku menc
Kenapa Abang tidak ker
mau kerja di bengkel yang besar.
Bang? Atau Abang cuma ingin lari d
gi. Nenek sudah meninggal, kalau aku kembali
u ini ap
yang akan menjadi ibu
hubungan jarak jau
ik. Kamu capai cita-citamu.
nggalkan aku." Air mata Kusuma mengalir membasahi pipinya. Aku jadi serba salah, apakah
lihatmu ke Padang. Bagaimanapu
ah kamu siap berkunjung sekali ti
Akan aku
g." Kusuma menenggelamkan
at menaha
kah Abang tak ak
nji padamu. Ya sudah, hapus air matam
erangkat
besok sia
epat
ulu ya. Sabar ya, Sayang." Aku segera berdiri, lalu mengusap
tanganku ikut berdiri, sebel
apa,
menunduk lalu membawa
atas-batasnya. Dada ini menjadi berdebar-debar, kutatap wajah Kusuma lekat, pantulan cahaya rembulan yang
ol gerakan tangan di pipinya. Kuusap lembut setiap inci kulit wajahnya yang ha
edua tanganku. Mata Kusuma terbuka, kedua tangannya menyentu
h. Ayah dan Ibu sedang pergi
kan-akan isyarat bahwa dia mengizinkan aku masuk. Namun, a
rena memang malam semakin larut, jarak rumah Kusuma ke rumah mendiang ne
tidak tidur
h dia sudah hilang akal? Menginap di rumahnya?
epaskan wajah Kusuma, k
, lalu kenapa dul
kita mengulang dosa itu? Kamu senang aku menjadi l
nya kembali terdengar. Aku jadi mera
an aku
mbali utuh, Bang. Abang sudah meretakk
tulah aku ingin memperbaiki semuanya. Saba
an, ayah dan ibu tidak pernah mengerti perasaanku. Sej
eh air mata. Sebelum pergi, aku kecup keningnya beberapa saat,
nolak tawaran Kusuma. Ah, sudahlah! Aku jadikan rindu yang tertah
*
din kembali membawa p
ak t
gkuhanmu, Bang?" Andin la
k selingk
njukkan satu pesan panjang
ujur tidak mengenal nomor itu. Selama ini p
mulai meninggi. Aku terpaksa menuntunnya masuk
ang hamil anak kamu, Bang. Tega-teganya kamu selingkuhi aku." Andi
gkin aku mau meminjamkan ponselku
dia mendongak menatapku d
ak bohong
erkata
emeluk tubuh ini. Aku
selingkuh, Bang. Aku s
tku sekali lagi. Lalu bagaimana aku bisa memberikan naf
tu. Timbul pertanyaan besar
*