Cinta Berkalung Noda
*
enjuru rumah, tetapi hasilnya nihil. Mata ini tertuju pada rumah Kusuma. Mungkinkah A
aca tempat menyimpan lauk matang. Tidak aku temukan apapun, mata ini beralih ke tuduh sa
sudah mulai besar. Boleh jadi dia kesusahan untuk memasak. Tidak mengapa, setelah dia kembali nanti aku akan m
an sapuan angin malam. Entah kenapa mata ini ingin melirik ke rumah Kusuma. Rumah itu terlihat tenang tanpa suara. Tid
. Lalu, kenapa Andin belum pulang juga? Apakah Andin pergi dengan temannya yang lain?
Andin dan Kusuma. Sepertinya mereka sudah banyak bica
cinya. Kurebahkan tubuh ini di sofa, nyaman juga rasanya. Persendian yang sakit menjadi lebih rileks. Bekerja seharian di bengkel lumayan melelahkan jasmaniku, tetapi aku tidak
sa aku lupakan. Saat itulah aku memutuskan hubungan sebelah pihak. Aku cukup tahu bagaimana Kusuma keberatan, bahkan mungkin dia menjadi murka padaku.
*
ng sedang berkutat dengan perkakas. Dia menatapku, lalu tersenyum ramah. A
p Pak Harudi, kemudian dia berlalu menaiki
utang itu? Saat ini aku belum bisa melunasi utangku, bahkan mungkin beberapa hari lagi aku justru aka
menenangkan diri, mengusap dada dengan telapak tangan. Setibanya di pintu
am,
a tidak akan menyampaikan kabar uang buruk." Pak Harud
ada di depan Pak Harudi, aku duduk setenang mungkin. Walaupun hati ini rasanya tak karuan, aku mencoba un
, San?" tanya Pak Haru
han, Pak. Saya berharap
Harudi masih menunjukkan rasa simpatinya. Menanyakan keadaan ibu yang berjuang melawan penyakit, yang sengaja dia undang sendiri. Ibuku mengidap penyakit berbahaya, akibat kebiasaannya menjadi wanita
era pulih kembali,
mii
n. Jangan pernah sungkan untuk meminjam
asih bany
narnya aku ingin cepat-cepat keluar dari ruangan ini. Namun, itu semua belum bisa ak
Pak Harudi menatapku serius, bah
udnya
t bagaimana tindak tanduk kamu. Pun, tenyata saya tahu di
udnya
ti tahu arah pembicaraan ini, tentu saja saya
pa yang harus aku lakukan? Sementara di belahan kota seberang K
saya. Saya yakin kamu tidak akan menyesal jadi menantu saya. Tidak usah buru-buru, kamu bi
u keluar dari ruangan Pak Harudi dengan pikiran yang mengambang. Anak ta
entara di sisi lain aku banyak berutang budi. Namun, untuk saat ini aku hanya memikirkan ibu. Jika aku menolak permintaan Pak Har
. Saat ini, yang aku butuhkan adalah kebaikan Pak Harudi, berarti aku harus mengorbankan Kusuma. Bagaimanapun aku butuh uang untuk membiayai ibu. Ya, tekatku sudah bulat, a
e
lagi membuatmu menunggu. Menikahlah ketika sudah menemukan laki-laki yang tepat. Setelah kamu b
m. Sangat sakit! Bagaimanapun aku masih mencintai Kusuma, dia adalah cinta pertama
aku, Dik K
---