MUTIARA LEMBAH HITAM
eguh berpendirian, mengubah pengecut menjadi pemberani, mengubah penderitaan menjadi ke
lagi menyisakan tempat di hati Raga. Ia dilanda perasaan kecewa mendengar set
ira dan antusias menyambut dengan mata berbinar ketika Raga mengatakan kedua orang tuan
rkali-kali diucapkannya untuk meyaki
a mengacak rambut Nesa dengan gemas melihat betapa lucunya par
imaku apa adanya." Raga masih teringat dengan jelas betapa
n yang kemarin dulu mewarnai wajah gadisnya. Raga pun merasa lelah untuk terus be
ba-tiba bel pintu apartemen Nesa berdering. Gad
nunggu s
esa menjaw
as Nesa bangkit dan berjalan menuju pintu. Ia menginti
h berdiri di depan pintu apart
Laki-laki itu langsung nyerocos begit
k tumben?
Laki-laki itu menjawab dengan santai. Nesa mengeru
tak ada kehidupan. Sebenarnya Nesa tak terlalu suka berada di lorong apartemennya yang selalu se
mengulurkan tangan sembari sedikit membun
biasa ngobrol sambil berdiri di lorong. Di samping itu, Nesa tak ingin Raga curiga dengan kedatangan Toni yang tidak ia sang
n?" Tony bertanya dengan gaya cengengesan. "Aku baru pulang dari Aussi.
Nesa mengerutkan kening dengan he
kasih udah jagain kamarku. Semoga kamu suka, ya Nesa." Laki-laki itu memberikan sebuah kotak k
melihat ulah teta
a mengerinyit dengan al
lang," sahut Toni. Ia berusaha berkata dengan gaya kocak, tapi Nesa justru merasa
gak jagain kamar kamu kok. Aku malah gak tau kamu h
liling kota lho buat dapetin itu. Masak kamu tega menolak? Itu artinya sama saja tida
a pemberian Tony. Ia tak ingin berlama
t. Ya udah. Aku bawa masuk ya." Nesa berka
a ketemu. Belum hilang rasa kangennya, udah mau ka
rlalu akrab dengan Tony. Mereka hanya beberapa kali bertemu dan ngobrol ketika meng
rnya Nesa berkata apa adanya. Ia tak ma
a?" Tony ter
skan berkata apa adanya agar
itu justru men
, aku masih tetap punya kesempatan kan?" L
dan meninggalkan laki-laki itu sambil mena
di tempatnya." Tony bergumam dan
ya dengan wajah mengeras. Tiba-tiba ia merasa sangat cemburu pa
Makanya ingin membatalkan rencana pernikahan ki
irama jantungnya. Rasa penasaran membuatnya tak sabar
asi Raga langsung menemba
sebelah." Nesa m
nga
in aku oleh-oleh. Nih.." Nesa mem
gala?" Rasa cemburu
ku juga gak ak
kat banget. Cara dia bicara den
in memberi penjelasan lebih banyak karena ia memang tidak terlalu mengenal laki-laki itu. "L
esa. "Tapi benar kamu gak
uangan tamu. Raga menghempaskan diri duduk di sebelahnya. Tatapannya s
tinggal di sebelah dengan siapa. Aku hanya ketemu saat ada pertemuan penghuni. Selebihnya gak pernah ada komu
u. Gak mau ada yang mengganggu kamu. Gak boleh ada yang membuat rencana kita berantakan biar kita bisa menyiapkan rencana pernikahan dengan tenang. Aku sudah tidak sabar membawa ka
mengerti, Mas," katanya dalam hati. "Semua itu tidak akan mudah kita la
*