MUTIARA LEMBAH HITAM
ari mulut Nesa. Dipandangnya calon istri yang telah dire
ungan kita, Sayang." Ia berusaha menahan dir
ki tak ingin berpisah dengan Raga, tapi jika apa yang dika
am getir di dalam hati. Perasaannya berkecamuk. Pikirannya campur adu
is. Semua kepedihan dan kekecewaan tumpah bersama air mata yang melekat
lihat kamu seperti ini." Raga membela
akan, Mas. Aku juga tidak ingin semua ini terjadi. Ta
a kenal adalah sosok kuat, mandiri, dan tegas. Salah satu sikap yang membuat ia selama ini sangat terpesona. Dia hanya pernah menangis s
h Nesa dan membelai ra
e aku. Bukannya disimpan sendiri. Aku jadi merasa tidak berguna kalo
Nesa menjawab de
cerita. Jika begini aku kan bingung. Ayolah, Sa
kak dan sedarah!" Akhirnya kata-kata
pingkal-pingkal, membuat tubuh Nesa ya
rtawa mendengar pernyataan Nesa. Entah apa yan
perasaan geli, lalu menjawil ujung hidung Ne
Raga dengan p
ak berca
yum lebar. "Sudah ah, yuk kita makan. Aku tadi beliin ayam panggang kesukaan kamu. A
ngan tubuh kekar indah. Wajah tampan dan sorot mata tajamnya
i pengacara dan partner di firma hukum tersebut, Nesa sering mendapat tugas membela perusahaan-perusahaan besar. Termasuk PT. Global Textile, perusahaan
gulurkan tangan dengan ta
datar, pun tanpa s
k saling bicara hingg
elaskan persoalan hukum yang tengah mereka hadapi. Sesekali mata e
n semakin lama mengenalnya, Nesa menemukan kelembutan pada pria usia tiga puluh tahun itu. Apalagi setelah intens berkom
Tetapi Nesa justru dilanda rasa panik yang lu
jawabnya ketika Ra
n, Nesa pun menginginkan dirinya, tapi reaksi Nesa s
asakan apa yang aku rasakan," Raga tak meny
iak pada dunia, betapa ia pun sangat bahagia mendengar pengak
ombak asmara. Meskipun dirinya tak lagi suci, tapi cinta belum pernah datang menghampiri. Ia h
silih berganti merasuki benaknya. Lalu, dengan iba-tiba ia menar
tak satu kata pun mampu ia rangkai kembali untuk menjawab pernyataan Raga. La
anya tak putus asa saat
kehadiran Raga. Dengan pendekatan yang sangat sabar, akhirnya laki-laki
p Raga dengan perasaan hampa. "Entah apa yang akan terjadi
jak enam bulan yang lalu dan Raga benar-benar telah mengisi hati dan hari-har
tak ada," Nesa menghela n
uar sana. Sebagai putra tunggal pemilik perusahaan tekstil terbesar di kota mereka, ditambah penampilan fis
erantakan, tapi tetap tidak menyurutkan niat Raga untuk men
masa depan dengan kamu, bukan mempersoalkan yang sudah berl
mbali, menghadang cinta mer
anya mimpi." Lirih ia bergumam
t menanggapi humor-humor Raga yang biasa membuatnya ceria. Sang kekasih pun tam
mengganti chanel tivi yang ia sendiri pu
ika terus begini
aat. Namun, ia sudah berjanji tak akan melakukan hubungan itu sebelum mereka menikah. Janji yang kini sangat menyiksanya. Iabersamanya. Meski sudah enam bulan pacaran, ia masih mampu menjaga komitmen itu dan menahan dir
rlu waktu berbulan-bulan, mereka bahkan dengan sukarela bersedia ia ajak ke tempat tidu
seumur hidupnya. Calon ibu bagi anak-anaknya. Ia layak diperlaku
*