MUTIARA LEMBAH HITAM
masih juga mengobrak-abrik masa depan yang tengah aku rancang." Nesa bergumam sambil memijat kepalanya yang te
ku! Itu pernyataan paling k
aga sebenarnya dan siapa ayah kandungnya. Ia tak akan kalah hanya kar
miliknya, kekasihnya, s
kah dengan Raga. Kamu tidak berhak m
unjungi Nesa, kini bergegas hendak pulang. Situasi tegang di an
yang Ibu katakan. Kamu tidak
an Susan. Ia bahkan tak mau me
dia!" teriaknya membalas
fkan dan melupakan masa lalu mereka yang kelam. Namun pernyataan S
l dan tidak mengindahkan kepergi
mu, Bu," bisiknya sambil
an memenuhi benaknya. Ucapan itu tak sedi
a tiba-tiba berubah me
Nesa berdering. Nama Raga tertera di layar. Sejenak ia b
di mana?" Suara Rag
n, Mas. Sedang k
k diangkat. Aku takut kamu kenapa-kenap
." Nesa membalas d
e sana ya. Kamu m
edang tidak pengen maka
puluh menit. Baik-baik ya. I Lov
. Lalu kembali menarik bant
kakku. Jika pun iya, seharusnya Ibu memberi tahu kebenarannya. Bukannya membuatku menderita tanpa tahu apa-apa. Perempua
mampu berdiri di atas kaki sendiri. Tak perlu bergantung pada siapa pun lagi. Ia harus membayar biaya sekolah dengan penderitaan yang tak akan p
i usia delapan tahun, Nesa memenda
iran itu selalu menghantuinya. "Akibat k
n menumpahkan kekecewaan yang membebani. Setelah puas, ia bersi
apun aku tak ingin ia merasa tak nyaman saat bers
alis tebal dan bulu mata lentik alami membuat gadis itu terlihat menonjol di antara teman-tem
gan wajahnya dari balik ce
enderitaanku demi bertahan hingga hari ini
pernah terasa sangat menyiksa, namun kenangan tak
make up sederhana, ia menuju ruang depan da
egas masuk dengan wajah cemas. Namun, seulas senyum mencuat di sudut bibirnya sa
empaskan tubuh di sebelah Nesa dan
hat, Mas. Badan
ik mata gadis yang kali ini ta
Ia menggengga
ecapean aja
dan memberikan pijat
in? Mungkin ka
nyum tipis ia berikan pada Raga. Lalu kembali te
edatangannya dengan riang. Lalu berceloteh ini itu tentang banyak hal. Terutama mengenai kasus-ka
untuk berbagi. Aku ini orang yang paling dekat dengan kamu. Kamu sudah tidak sendiri lagi. Lagipula, sebentar lagi kita segera menikah. Jadi gak a
. "Menikah," rintihnya dalam hati. "K
begitu?" Raga menahan Nesa dan berusa
rasa begitu tenang dan damai saat bersama seseorang. Laki-laki itu mampu menumbuhkan kembali kepercayaannya bahwa cinta itu memang ad
taannya bahkan sangat sulit untuk dipercaya. Nesa merasa bimbang. Ia gamang. Tak tahu ba
ningan itu dihentakkan dengan sebu
kita batalkan sa
menatap Nesa sambi
u kita menikah secepatnya. Orang tua kita juga sudah bertemu dan merestui. Lalu apa alasan kamu minta dibatalkan? Kamu kan tahu, oran
aimana jika ternyata ki
ma ini hubungan kita ini cuma main-main ata
aan tidak akan mudah untuk ke depannya." Nesa berkat
uk membicarakan rencana pernikahan, kini kamu bilang semua tidak akan berjalan mudah. Seben
Tapi langkah kita akan menghadang tembok besar dan tebal." N
dahal kemarin orang tua kita baru saja bertemu dan tidak ada persoalan. Papaku juga suka banget sama kamu. Selama ini dia sering membanggakan kamu. Mamaku
nah aku ajak menikah. Aku belum pernah membawa orang tuaku bertemu orang tua gadis manapun di
enghadapi masalah besar. Aku juga
nya pikiran kamu saja yang menganggapnya besar. Lagipula, jika menyangkut kita, bukannya kamu me
bisa menikah, Mas!" sahu
*