MUTIARA LEMBAH HITAM
usan. Perlakuan Bas dan anak tirinya be
i nelangsa. "Aku tidak mungkin tinggal dengan Nesa. Dia pasti sanga
atunya apartemen yang pernah ia miliki, telah ia ju
k membantu Bas. Saat itu perusahaannya sedang goncang. Bas berhasil membujuk meminjamkan uang itu dan berjanji mengganti dengan jumlah yang jauh lebih b
pada dia," gumamnya sambil menyeka
atunya harta yang ia miliki telah habis terjual, dan tak tahu harus tinggal dimana, Bas justru tak hent
masuk, tapi Susan tidak peduli. Ia tak ingin melihat wajah laki-laki mon
usan menenggak dua butir pil t
ketika Bik Min me
ya mau ketemu Ibu." Bik M
engucek mata dan menegakkan ku
irnya ia yakin memang suara Bik M
nya. Dan gadis itu datang di saat yang tidak tepat. Ia masih pengar akibat minum o
Susan menuju ruang ta
Susan pucat, rambut ber
s dan trendi. Nesa bahkan terkadang merasa minder saat berada di sampingnya. Ke
an menghempaskan
u mengunjungi ibu." Ia b
amat." Nesa tak tahan meng
lemah. "Kamu ada apa kemari? Ibu kir
k saja." Nesa prihatin melihat pe
a, seketika tergantikan rasa penasara
aja. Hanya sedan
u, tapi sepertinya sekara
i kamar Ibu?" Susan menatap a
mberi jawaban, Bas m
a ada tamu
ndar dan pindah duduk di dekat Nesa. Bas tampak marah. Ia
dangan itu sepe
ibumu. Pantas Raga tergil
tak kaget. Ia tak menyangka Ba
an kamu? Ternyata Ibu dan anak sama saja. Buah memang tak jatuh dari p
ama-sama terhenyak mend
saja. Jangan bawa-bawa anakku." Tiba-tiba Su
tahu sopan santun. Ia lebih kaget saat melihat keganasan Susan menyerang Bas yang berusaha menghind
kamu. Kamu rampok uang penjualan apartemenku.
Susan menubrukkan tubuh ke tubuh Bas dan
Nesa berusaha menarik tubuh ibunya. Ia berteriak-teriak memisahkan
an. Kalian ber
menghentikan serangannya. Ia tersengal-sengal. Waja
n memukul Susan, namun deng
bloskan kamu ke penjara begitu kamu sentuh dia." Suara Nesa ding
cara kamu memperlakukan istri. Aku mau
istriku. Dia tidak akan kelu
engan kamu." Susan menangis. Ia malu pada Nesa. Ia
erangkul Susan untuk keluar. "Tak perlu bawa
dan menarik
k akan keluar rumah
ergi!" ter
ak boleh meningg
sing memegang tangan Susan. Susan berteriak kesakita
san terduduk dan meringis
pagi-pagi justru disuguhi drama sangat memuakkan. Ketiga orang yang ada di hadapannya benr-benar membuat paginya menja
lok...p
ama picisan. Ternyata benar-benar nyata dengan pela
arah Nesa dan Susan. Lalu beralih ke ay
*