icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Love a Sweet Psycho

Bab 7 Hun Benar-Benar Serius

Jumlah Kata:1067    |    Dirilis Pada: 18/01/2022

pertimu!" teriaknya sekuat tenaga se

perlawanan atau melindungi diri karena kepalanya tertarik ke belakang, terlalu kalap dengan semua

ranjak kasar dari duduknya, membuat kursi itu terdorong jatuh ke belakang, mencipta

nya seperti yang dilakukan Krystal terhadap Arin tadi. Membuat gadis itu segera bert

orang yang kerasukan, tak mengindahkan sedikit pun kata yang keluar dari mulut Krystal. Napasnya berderu, dan rahangn

, tapi langsung menengok ke belakang begitu sadar bahwa keributa

ngak tajam ke atas. Sedang tangan kecilnya benar-benar tak mengubah apa

genggam lengan Hun, menatap penuh memohon pada pria yang kin

i, dengan suara yang lirih sekali, sangat putu

ra Arin barusan menyadarkannya begitu saja. Rahang dan raut yang awalnya sanga

ang sakit. Sedang Hun masih dengan sisa deru napasnya,

napas besar, bingung harus bagaimana dengan semua yang telah terjadi, karena bagaimana pun ini semua

stal. Dia terdiam sebentar, lantas langsung membuat

dengan nada yang sedikit lirih, dan tatapan ragu-ragu, sama sekali berbeda saat ia menjambak Kryst

si oleh pria jangkung di depannya itu, namun segera mengendalikan diri

an Hun, yang masih ada beberapa helai rambut di sela jarinya, lantas mencaka

g tak dijawab lagi oleh Hun. Dia bahkan masih terdiam saat tiga luka memanjang di

erbuatan mengerikan Hun yang ia beri padanya barusan. Menurut Arin, Hun bahkan b

-keras ke lantai, dan berjalan menjauhi keduanya, keluar dari kelas yang kin

dian, yang merebut atensi semua orang dari pungg

ampan yang tak tahan dengan penindasan, dan akhirnya lepas kendali, namun merasa menyesal pada akhirnya, karena hatinya yang terlalu baik,

ang menimpa dirinya barusan. Sudah ia tebak, Hun pasti akan menyebabkan masalah yan

irnya, merasa luluh begitu melihat darah yan

bersalah, dan mengangguk ke

*

nggu sama sekali dengan luka itu. Dan seperti yang bisa ditebak, dia menggelengkan kepalanya pelan, tak tahu sungguh

perban, dan mulai menaruhnya di telapak tangan Hun untuk dibalutkan ke

ang ia lewatkan. Lantas ia mencoba membalik tangan Hun, dan tepat seperti perkiraannya, telapak tangan itu terluka, dengan lecet-lecet yang lumayan par

seraya meniliki luka di telapak tangan itu. Tapi Hun hanya terdiam, sengaja tak berniat menjawab pertanya

h, dan menghindari ko

mbali berkerut. Pagi tadi? Di taman belakang? Bukannya mereka sedang bersama saa

as di kepalanya. Luka itu pasti didapat saat ia mendorong Tehun tadi. Ia sempat mel

teramat hebat. Apakah Hun ini benar-benar serius dengan semua ucapanny

e cont

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka