Diary Istri CEO
dalam mobil, pemilik kontrakkan sedang mengetuk-ngetuk pintu
an salam. Bibirnya yang tersenyum wala
aikums
isyah, dari
kan sa
narnya merasa kesal karena sudah dua minggu Aisyah menunggak mem
uangnya be
kontrakkan bisa memberinya kelonggaran waktu lagi. Tib
up?" ucap
egepok uang lembaran merah semua. Aisyah juga baru pertama kali meli
ik kontrakkan langsun
gaimana harus mengganti uang sebanyak itu. Honornya member
lu ustazah, ass
aikums
an Rahman untuk masuk dan melihat-lihat isi rumah. Aisyah tidak setuju dan mem
kontrakkan tadi, j
. Kontrakkan yang hanya ada satu kamar dan satu kamar m
umah." Ucap Rahman ketu
i, daripada di rumah seperti istana tapi penuh tekanan batin. Setelah puas melihat-li
ucap Rahman sambil mendekat
Ha
erubah drastis seperti itu, apakah dia sedang mengejeknya. Tap
merasa canggung mengucapkann
ilan bu Indah belum tertutup tapi dia mempunyai kesadaran untuk memberikan ilmu agama untuk putrinya. Setiap hari ada sekitar lima atau tujuh anak yang latihan mengaji.
-lah, Aisyah tahu ada lowongan pekerjaan di kantor Rahman, namun semua it
eki, Bu." J
bar ya, u
ma kas
. Ini rezeki sedi
ajari Sovia, lalu datang Amirah, Mira, dan Meggy. Semua anak-anak itu berasal dari RT lain. Warga mendapatk
tapi bisa menyenderkan lelahnya. Pintu masih dibiarkan t
Darto, akhirnya Rahman menjadi tahu keseharian Aisyah. Pantas saja orang memanggilnya ustazah. Selain
ja. Merasa ada suara, Aisyah mem
atang?" tanya A
mu. Aku bawakan makan buatmu.
ak sendiri." Kata Aisyah karena meras
makanan apa pun, bahkan makanan instan pun t
mu betah nahan l
ia hanya diam dan berharap pria itu s
idak ingin aku berlama-
h untuk kebai
. Selama di istananya, Rahman memperlakukan Aisyah dengan kasar tapi dia tidak menunjukkan dendam sama sekali. A
sedang baik malam ini, hingga dia sangat royal memberikan tips. Namun pada saat perempuan itu ingin membuka sabuk Rahman, tangannya
.. ming
gkirkan kupu-k
, kamu k
eski malam ini tidak melampiaskan hasratnya tapi sudah m
iasanya memapah Rahm
eekkk
arto berusaha menahan baunya dan membantu Tuannya itu masuk ke dalam mobil. Malam y
mbawa Rahman ke kamar. Mbok Darsih menyiapkan air d
elepaskan sepatu dan kaos kakinya, tidak bisa dibayangkan, jika Pak D
syah
Rahman. Rahman memegang tangan Pak Darto lalu menciuminya. Pak Darto merasa ge
aminan, tapi Ibunya tetap ingin Rahman segera menikah karena jika tidak, setelah lulus kuliah adiknya akan dilamar oleh kekasihnya
karena dirinya dinyatakan tidak subur. Kemungkinan kecil untuk me
ingga terdengar suara yang sangat
n, ke
yah hari ini
k, Tu
inya. Pak Darto yang sedang mengelap mobil pun merasa bingung. J
li. Bahkan Mbok Darsih tidak berani mendekatinya walau hanya untuk menuangk
Tuan Rahman sebentar s
, Pak, tidak bisa sekarang." Aisya
h menduga pasti Aisyah tidak mau ikut. Belum juga Pak Darto keluar dari mobil, Rahman suda
ahman yang sudah merasa membayar kontrakkan itu, pun tanpa sepengetahuan Aisyah, dia sudah memiliki kun
liru. Rahman sudah membuka pintu kamar. Aisyah menutup mulutnya dan ketakutan. Rahman menutup pintu, s
pask
Aisyah dan melemparka
, yah..." b
untuk dijemput!" Rahman m
a janji dengan wali muri
tatapan yang santai. Pak RT memanggil Aisyah untuk keluar. Melihat kerumunan warga Aisy
-laki itu? Apakah muh
laskan Pak RT.
ijelaskan,
Pak RT meminta Aisyah untuk sementara meninggalkan kontrakkan dan kembali lagi
gung entah akan pergi ke mana. Gara-gara Aisyah tidak mau dijemp
tau ke sini, dia tidak mendengarkan nasihat pengurus pondok. Antara mengabdi di pondok dan kel
tangan Aisyah untuk masuk ke dalam mobil. Sekuat tenaga Aisyah
n memasangkan
an. Hingga Aisyah menampar pipi Rahman sangat keras. Pak Darto langsu
it telah ditampar oleh Aisyah untuk kedua kalinya. Ternyata perempuan ini punya nyali untuk berbuat demikian. Baru
Rahman benar-benar tidak bisa dibendung lagi. Aisyah berusaha untuk kabur, dengan cepat
illah
Bahkan dia tidak punya nyali untuk m
apa yang ka
hman meremas pipinya dan memaksa merasakan bibir Aisyah yang ketakutan. Dengan kekuata
ahman memegan
kaki Aisyah. Dengan perlawanan Aisyah masih mencoba menjaga kesuciannya. Aisyah mer
... tid
pack. Aisyah menangis dan tetap memelu
nginginkanku, aku ikhlas tapi kamu halalkan aku d
dak mengenal pribadinya bisa mengucapkan kata-kata seperti it
ku. Kamu bo
epat sekali berubah pikiran. Aisyah tidak mau mengulur wak
h, melihat Rahman yang duduk terdiam merasa tidak tega. Mbo
on?" Mbok Darsih meliha
ak apa-ap
h mengajak Aisyah ke ruang tamu dan mengam
syukur bisa selamat dari serangan Rah