Diary Istri CEO
tidak ingin menangis. Sementara Rahman, pria yang penuh dendam di dalam hatinya masih menatap Aisyah dengan tatapan be
aja hukuma
ihat penampilan Aisyah, pembantu itu menganggap kalau Aisyah adalah perempuan baik-baik, kenapa Tuannya membawa dia
Tuan Rahma
bantu itu yang bernama Darsih dan biasa dipanggil Mbok Darsih pun penasaran kenapa perempuan berjilbab panjang bahkan me
terasa sakit. Dia pun mengingat kembali b
enampilan, Aisyah juga mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan. Berkas lamaran kerja Aisyah disebar sehingga ruangan
alu atas sikap CEO yang tidak punya etika sopan santun. Meski di dalam ruangannya, dia tidak pantas memasukkan peremp
un pergi sambil tersenyum dan menarik niqam Aisyah denga
tidak membu
ak meminta
ada apa
eadilan atas s
ngnya
ya, bahkan melempar ber
rdiri di hadapannya. Memang perusahaan Rahman sedang membuka lamaran peke
pa na
r Ai
ng biasanya mudah marah-marah akan hal-hal sepele, tapi kali
nya untuk bagian reception
t dengan orang yang hanya menilai penampilannya saja tanpa mau melihat kualitas kemampuan kinerjanya. Tanpa berkata apa-apa
ya dan menuju ke tempat parkir. Rahma
untukmu, aku mau menikah dengan laki-lak
n meremas undangan itu dan melemparkan ke arah Cindy. Aisyah yang t
ahman melihat Aisyah dari spion lalu dia membunyikan klaks
itu. Ingin mati?" b
dekati Aisyah. Tatapan matanya sangat mengerikan.
engar obrol
enggeleng
jur.
pipi Aisyah. Rahman mengurungkan niatnya, Aisyah hanya bisa memejam
ut a
kursi pengemudi dibuatnya semakin kesal. Rahman berulang k
uk de
Ha
ukan su
suntuk terpaksa harus mengantarkan Aisyah ke rumahnya. Aisyah merasa khawatir akan dibawa ke man
ah merusak
Ap
rah dan berdoa semoga semua akan baik-baik saja. Hingga mobi
n juga dengan Aisyah. Perempuan yang tidak
aik orangnya, tapi sejak berpisah dengan, Non
mantan
saja menj
Rahman. Aisyah hanya bisa menunggu hukuman apa yang dimaksud oleh Rahman. Tapi berada di kamar besar sepert
m Aisyah lebih keras lagi, jika ada yang menolongnya. Aisyah mulai gelisah dan khawatir. Dia pergi ke kamar mandi.
n bertemu pria aneh pun, Aisyah tidak marah kepada Tuhannya. Aisyah merasa kaget
namun tangan Rahman menariknya. Ke
an aku
gi. Aku belum membe
salah apa-apa." Aisyah
kan rasa takut menyelimuti hati Aisyah. Saat Rahman hend
meremas pergelangan tangan Aisyah, se
h... a
kekuatan dan keberanian darimana, Aisyah menggigit tangan Rahman, namun anehnya Rahman tidak melepas
ahman membuat Aisyah
ngnya namun Rahman justru menikmatinya. Saat Rahman sediki
ri ke ma
menyelamatkan kehormatannya. Jeritan dan teriakan Aisyah tida
u gil
la
i tatapan srigala yang siap menguliti Aisyah. Dalam kepanikan, Aisyah perlahan berjalan mundur.
akan, Mbok. Sampai
is dan meratapi nasibnya. Ibukota tidak seindah bayangannya. Jika bukan karena ingin mengejar impian
awa gadis yang tidak tahu apa-apa dan malah ingin melecehkannya. Aisyah menghapus a
menggelengkan kepalanya. Sepertinya itu bukan wanita yang dilihatnya di parkiran. Aisyah meletakkan kembali bingkai foto itu. Dia merasa lelah