Sepenggal Harapan
len bahwa ayah ibunya tida
kan lamunannya, perlahan he
gue nebeng di mobil lu boleh gak? Soal
helen membuang nafas dalam enggan rasanya
gak bakal sek
ya menata kas
ukannya hari ini pe
harus pergi sendiri. Nyokap gue tidak bisa
a lagi pergi sendiri aja, ka
aport gue tol
menuju kamarnya kembali ia
Tok ...
bi sani dengan iringan ke
embuat bi sani khawatir mendengar suar
ka pint
len dengan iringan tetes air mata yang terus
dah dewasa helen seperti anak bungsu bagi bi sani, ia sungguh tidak rela ji
agar helen membuk
at helen merasa nyaman berada di sisinya, karena bi sani tau kalau helen sangat butuh perhatian dari seoran
asa khawatir ketika melihat helen yang berdiri di dep
rgugu, sebari mem
bari menggandeng helen membawanya masuk
enuh kasih sayang, bi sani membawa segelas susu dan roti ta
en menggeleng pelan ia sangat kecewa dengan kelakuan ibunya yang terlalu m
waktu untuk aku Bi, apa Momy tidak s
elen. Tapi Ibu bekerja sampai lupa rumah itu demi buat bahagiain putrinya, ya itu Non!" Tutur b
rga, kenapa harus Momy. Helen butuh perhatian dari Momy Bib
an mengrti kok apa yang Non mau!" Sahut bi sani,
sejak bayi ia hanya hidup bersama bi sani, bi sani yang selalu menemani
rasa tenang, ia mendapat pesan dari dea bahwa raportnya ada di sana, anggun menitipk
*
nya sangat bagus, bima tinggal nunggu ijazahnya
ang di punyai kedua orang tuanya yang hanya berkecukupan, ia begitu sadar ba
ya atas ke lulusannya," Ucap
enyembunyikan wajah murungnya, sebenarnya bima s
habis ini kamu m
sama teman!" Sahut bima kini ter
ya vika sangat tau kalau bima
anya untuk menceritakan semua isi hatinya kepada siapa pun, sebaiknya ia
yang polos. Bima menatap lekat wajah cantik yang kini ada di hadapannya, serasa t
ita itu sahabat! Aku mencintaimu Vika. Apa
k mampu ia utarakan untu
di depan kedua mata bima yang masi
dangannya ke tempat lain, kini tertuju ke ara
u seperti itu?" Ujar vika de
utnya sala
ku?" Ucap vika sebari m
sekali membuka rasa yang menggeluti jiwanya selama ini
, wajahnya berubah merona, ia tidak menyangka kala
ika dengan malu-malu, Perlahan bima mengg
auh-jauh hari!" Suara lembut bima membuat
an membuka semua rahasia hati
ntuk berbicara semua kata-k