PATUNG KUDA DI RUMAH MERTUA
DA DI RUM
a
ng memerah, mas Roni memang p
temeni sampa
Tempat tidur yang kami miliki di rumah kontrakan, hanya berupa kasur kapuk saja tanpa ran
orang anak kecil lelaki, kisaran usia sepul
natapku, bulu kudukku
sini!" Aku mengusirnya, dia tak ber
ini dingin. Siapa anak ini? Kenapa dia bisa masuk? Kemana mas Roni? Bukanka
ku berusaha menarik handle pintu, tapi
. Menjalarkan hawa dingin ke sekujur tubuhku, aku menggigil
aranya begitu nyaring melengking, membu
teriak juga dengan me
kamu." Seperti ada yan
memburu. Keringat memba
terlihat khawatir. Dia memberik
sangat kelelahan dan ketakutan. Mimpi itu begitu nyata. Aku
merangsek ke pelukan suamiku. Ja
kan." Dia membela
udara segar," ajak mas Roni. Aku mengik
ami melihat Ibuk yang
sofa-sofa mewah yang tersusun sedemikian rupa. Disini biasany
masih ada?" tanya
di dapur," jawab Ibuk. Mas Roni, lang
i, mau kemana?"
r, ngajak Dewi
m pulangnya," pesan Ibuk set
erpapasan dengan kami. Tak ada yang spesial dikampung i
teman Mas ya,"
Aku hanya mengikuti
h terbuat dari papan, tapi tampak terawat. Banyak bunga
to
ngetuk pint
pintu yang berderit. Ta
mas Roni, memberi kejuta
dan temannya saling berpelukan. Se
ni, dia memegang bahu mas Roni. Sen
lkan istriku." Mas Roni memp
menjabat tanganku. Hanya menan
ga melakukan hal ya
tinya sangat agamis. Entahlah ... kadang kita t
lama, membuatku agak r
llah," katanya sepertinya
sama istriku,"
sahabatku sendiri hahaha," ujarnya berkelaka
punya istri? Jangan sampai ja
Iwan tampak bingung den
a hahaha," tawa mas
mau denganku hahaha. Kau kan tau, aku cuma buruh bangunan. Tamp
wan dan suamiku. Bang Iwan itu ternyata orang yang menyenangka
memang pas pasan, pas kayak artis. Artis siapa
ng Iwan, aku merasa familiar melihat wajahnya. Setelah kuing
h lah, Wan. Soal rezeki, sudah ada yang atur. Ini kata-katam
engar kalimat yang teruc
au sudah jadi dewasa sekarang," ujar
asih petunjuk." Sangat b
sekedar pulang, atau akan
disini. Tapi Bapak sepertinya belum menerima pernikahanku
oga orangtuamu mendapat h
aksudnya?" tany
a menerima istrimu." Bang Iwan kelihatan
awaban bang Iwan. Sepert
mi pulang dulu," ucap
t Magrib disini saja
gi, asal kau tak bosan meneri
erbuka untukmu. Aku bis
saling bertukar
pesan bang Iwan, sebelum
Iwan bicara seperti itu? Sepertinya mas Roni
TIKA D