icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

PATUNG KUDA DI RUMAH MERTUA

Bab 6 Ada yang mencurigakan

Jumlah Kata:1197    |    Dirilis Pada: 22/12/2021

DA DI RUM

a

g mencu

orang yang berpapasan dengan kami. Dia sangat

tunjukku ke arah pohon

gan mengarahkan pandan

eperti sedang mengaw

intip kami, dibalik pohon jati itu. Usianya kutaksir sekitar

ingin mengumpulkan daun

mperhatikannya. Dia langsung membuang pandang, dan sibuk mengumpulkan daun-daun jati yang sudah jatuh ke tanah. T

sarapan di Pekan,

merasa agak heran

satu minggu sekali disebut Pekan," je

yang aneh gak, sejak

sudn

uatku selalu cemas dan merasa takut. Aku mera

ini kamu datang ke rumah mertua. Jadi masih malu, kikuk,

juga perkataan m

a. Mulai banyak orang yang berlalu lalang di jalan, baik berjalan kaki, naik motor

tu arah. Terlihat ramai, banyak tend

ari Sabtu, biasanya selalu ramai dari

uki area pekan, hiruk pikuk khas

?" tanya mas Roni. A

adisional, sudah jara

ang sayur. Ibu itu hanya duduk di atas bangku plastik kecil, dia memakai jarik, dengan tampah yang berisi bahan dagangan,

s tujuh. Getuknya ju

daun jati. Berarti benar yang dibilang mas Ro

kan kami. Aku segera memalingkan pandanganku, karena lagi-lagi pandangan mata kami beradu.

a bekal air minum. Dia menyerahkan satu kepadaku, sebelumnya membu

kita duduk di sana," tunjuk mas Roni.

mah aj

rindang, dengan akar-akar besar yang menonjol keluar dari dalam tanah. Juga dari atas b

i, untuk kembali pulang. Perjalanan pulang, ternyata jauh lebih cepa

buka gerbang, begitu

Mas." Basa b

ula panas, Pak,"

h Pak Agus, ya." Mas Roni menyerahkan du

" ucap Pak Di

kali ini aku tak berani menatapnya lama. Bulu kudukku meremang

ya mas Roni, ke bik Jum yang lagi

kayaknya Mas,"

olong letak di piring ya. Ambil satu buat Bibi

wa ke tangan bik Jum. Bik Jum menerimanya.

TIKA D

nya Ibu begitu melihat

dapan Ibu. Bapak duduk di kursi u

n tadi. Udah lama kan, kita gak makan tiwul sama getuk. Dul

k tampak menikmati tiwul dan getuk yang kami bawa. Syukurlah, a

anan kesukaan Bapak," kata

kita ke kebun."

tanyaku ragu. Aku takut kal

rusan pekerjaan, biar jadi urusan para l

lagi. Tak mungkin aku berkeras untuk

bersihkan tanaman di samping rumah," ajak I

a membersihkan tanaman menjadi satu alternat

ihkan dedaunan kering dari tan

m gudang. Ibu mau menggemburkan tan

yaku. Wajar, aku belum men

cat warna putih. Biasanya di dalam ember itu letaknya." Ibu tetap asik m

ai mencari ember yang dimaksud Ibu di dekat pintu. Dapat. Aku mengambil

Aneh ... pintu apa itu? Aku mengintip Ibu dari balik pintu gudang, Ibu masih asi

aduhan. Di gudang ini banyak barang tak terpakai

endengar suara Ibu, masih lagi tan

ri sekop tadi." Aku jadi

ah di tan

upa Bu." Aku ja

tanah di dalam pot, untuk menutupi kecanggunganku. Sepinta

TIKA D

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka