Bangkit dari Kematian Palsuku
lia
ding' menandakan balasan masuk. Aku membukanya du di bandara besok malam jam sembilan.
beritahunya. Dia selalu tahu. Aku tertawa, taw
ahkan mungkin lebih baik dari diriku sendiri. Aku hanya perlu mengangguk, menye
njiri kotak masukku. Ponselku kumatikan. Biarkan dia khawatir. Biarkan dia
ndra
Panggilan teleponku tidak diangkat. Dia tidak per
ikan mobilku dengan kecepatan tinggi, hatiku berdebar tak karua
duk di sofa, membaca buku. Rasa lega membanjiri d
alas pesanku? Aku khawatir," ka
lukanku, tapi rasa
ompetisiku ditunda," j
lega. "Syukurlah. Aku
a. "Aku tidak bisa h
u yang tidak bisa kubaca. Tapi aku terlalu lega un
g Kiana. Tentang bayi itu. Tapi dia tidak melaku
ap membuatnya percaya. Dia tida
apa yang sebenarnya terjadi. Dia terlihat
an marah lagi, ya? Aku janj
dalam. Lalu dia tersenyum, senyum yang tidak sampai
Mas. Aku hanya i
yo kita makan malam. Aku akan me
"Putriku sayang, maukah ka
i masih muda, di pesta dansa sekolah. Aku memegang tanganny
tersenyum. Kami berd
an favoritnya, menuangkan minumannya. Aku melakukan semua yang biasa
ar. Kiana. Aku melihat nam
matanya kosong.