Kembalinya Arsitek Hebat Bernama Diah
/0/30754/coverbig.jpg?v=c5b59d3ea283e44bb31a8e037e192e76&imageMogr2/format/webp)
u berdiri gemetar memegang test pack positif,
aku melihat Bara justru sedang memeluk mesra
ah yang patuh, tidak ada gairah," kata Bara dengan n
dan berkata, "Tenang saja, dia tidak hamil. Lagi
menahan diri untuk tidak me
itu ke dalam kotak beludru. Bara tidak
taku dan memasang to
ma tiga hari terakhir ini, lalu menghilang selama
a
h (
yang seharusnya mengubah segalanya. Tapi yang kutemukan adalah suamiku, Bara, di pelukan sepupuku se
rmin, mengelus perutku yang masih rata. Ada kehidupan baru di sana, rahasia kecil kami yang akan kuberikan sebagai hadiah
udru di laci meja rias. Aku ingin momen ini sempurna. Hadiah termanis untuk pria yang
lu dia pakai, bukan untukku. Itu adalah nada yang sama saat ia berbicara dengan rekan bisnisnya, dengan nada yang penuh taktik da
sedikit terbuka. Aku melihat Bara. Dia bersandar di meja, ponsel di telinganya. Ada se
a licin seperti minyak. "Kau tahu, Diah terlalu membosankan
ajangan rumah yang patuh. Membosankan. Aku bukan Diah yang sama lagi, Diah yang dulu penuh mimpi
lagi, merengek manja. "Aku ingin Bara. Aku ingin Bara menema
ucu sekali. Diah tidak hamil. Kami sepakat untuk menunda. Lagipula,
u, bukti nyata masa depan yang baru saja Bara hancurkan. D
ori kulitku. Bara terus meremehkanku, merendahkanku di hadapan Fathia, sepupu yang kubiayai kuliahnya. Fat
menjadi "istri penurut". Tapi kebencian itu, pahit dan tebal, memenuhi tenggorokanku
l dalam diriku. Aku harus memastikan ini. Aku harus melihat dengan mataku sendirini adalah ketenangan yang menakutkan