icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Can You See Me?

Bab 6 Masih Banyak yang Peduli

Jumlah Kata:1734    |    Dirilis Pada: 10/12/2021

eorang yang berdiri diambang pintu.

ggenang di pelupuk matanya. Gadis itu menangis lagi. Rangga dan Didan

k di hadapan Rallin. Menatapnya sebentar kemudian menarik gadis itu ke dalam pelukannya. Mengusap pelan kepala gadis itu

n semakin mengeratkan pe

u," ucap Sendi sambil mengusap kepala gadis itu. Pungg

empar pandang. Tak tahu harus berbuat apa. Membia

k kacau sekali penampilannya saat ini. Anak rambut yang basah karena keringat. Hidung yang memerah dan ma

nterin dia bali

guk. "Bisa ko

ngangkat dagu gadis itu karena sedari tadi menunduk. "Sama Didan gak papa kan? G

Sendi pun langsung k

luarkannya ponsel dari saku baju. Membuka aplikasi WhatsApp dan mencari kontak seseorang

i pr

an kota. Gak date

Adelia saat ia sudah turun

isa membalas ketulusan cinta Nadiv. Nadiv itu tampan. Meskipun tidak setampan ketua OSIS Grand Nusa, tapi lelaki ini cuku

. Karena suatu alasan. Belum saatnya kalian mengetahui alasannya. Itu lah mengapa saat ia tahu Rallin menyukai Nadiv, dengan senang

Jujur, ia takut kalau Adelia marah dengannya. Ia benar-bena

hati seorang Nadiv. Senyum yang selalu menjadi candu untu

kalo kamu gak marah. Aku takut kehila

ndengar kalimat itu dari mulut Nadiv. Gadis mana sih yang tidak mela

a membalas cinta Nadiv. Hatinya sudah terisi

pamit Nadiv. Adelia tersenyum

i ponselnya. Nadiv menyempatkan untuk membaca pesan itu. Dibukanya a

i pr

an kota. Gak date

ia tidak pernah mencari masalah dengan teman sekelasnya itu. Lalu kenapa tiba-tiba Se

penasaran saat melihat

elia lembut kemudian menggeleng. "Bukan si

iv mulai melaju meninggalkan area rumahnya. Setelah lel

taman. Tempat dimana Sendi sudah menunggunya. Ia tidak tahu apa masalahnya dengan S

asi. Entahlah, Nadiv juga tidak mengerti. Tampaknya Sendi tida

gan seseorang, Sendi mengalihkan perhatiannya. Tahu jika itu Nadiv, segera dimasukkannya ponselnya ke sa

Tanya Nadiv b

jangan pernah ngucapin kata kasar sama dia." Sendi m

. Jadi masalahny

v. Iyakan? Dia tidak salah. Kalau saja Rallin bisa tahu

e cuma minta sama lo, tolong baik sedikit sama dia. Seenggaknya itu bisa

gue," ucap Nadiv. Ada benarnya juga. Ia tidak mau jika Rallin malah semakin baper

iv tidak menyukai Rallin. Tapi ia juga tidak tega kalau Rallin terus-terusan sep

nya ini benar-benar menyita semua perhatian Rallin. Jika Nadiv saja sep

h dengan mata sembabnya, ia melepaskan he

a liat lo cengeng gini," ucap Dida

selalu perhatian padanya. Terkadang yang ia harapkan ad

k, ya?" P

-hati. Makasih udah mau ngant

a kali," t

Rallin pun berbalik menatap pintu gerbang rumah

jika sudah berada dirumah kelam ini. Rallin menghentikan langkahnya tepat

nisan di dalam rumah megah bergaya klasik Belanda. Yang ada hanya pertengk

ang tuanya sedang bertengkar. Entah apa y

arinya. Ia hanya ingin hidup tenang, sudah

ap menerkamnya kapan pun. Dua orang yang dulu selalu memanjakannya kini berubah menjadi

n perlahan. Langkahnya pelan menuju ruang tamu. Jarinya s

ang," ucap

mamanya menatap

tidak peduli." Setelah mengucapkan

uar dari sudut matanya. Baru saja ia menangis, dan sekarang menangis

P

i berhenti panggil saya pa

sa sakit ini benar-benar menggerogoti hatinya. Rallin berjalan mundur, kemudian berbalik. Ia berlari me

ng tuanya tak peduli. Nadiv masa bodoh. Lalu apa yang

dup kalo cuma buat di sakitin?," lirih Rallin sambil memeluk dirinya sendiri, k

sebuah foto yang tersimpan disana. Ia tersenyum nanar

gue ka

ah batu nisan di depannya. Senyumnya terulas tipi

sama lo," ucap ga

inta Tuhan buat me

engen menuk

gak gue mau

osisinya gue disini," ucapnya sambil

," lanjutnya sambil men

k gitu, pasti semuan

ama sama papa itu sayangnya

pat ia bisa menenangkan dirinya. Disini ia bisa men

ng membuat hidupnya menjadi sesuram ini. Pasti dia masih hidup sampai sekarang. P

a bisa apa? Meminta Tuhan untuk mengembalikan

h gue lakuin dari d

, doain gue biar gue kuat ngadepin sem

antakan, seragam lusuh, wajah kusam. Rallin tersenyum miris. Dir

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka
1 Bab 1 Prolog2 Bab 2 Most Wanted Grand Nusa3 Bab 3 Bantuan4 Bab 4 Sakit5 Bab 5 Yang Pertama6 Bab 6 Masih Banyak yang Peduli7 Bab 7 Patah8 Bab 8 Rencana Olimpiade9 Bab 9 Dia Kembali10 Bab 10 Friendzone11 Bab 11 Penasaran12 Bab 12 Ironi Cinta13 Bab 13 Terlambat14 Bab 14 Kenapa Harus Dia 15 Bab 15 Respect 16 Bab 16 Berhenti Berjuang17 Bab 17 Broken18 Bab 18 Gengsi19 Bab 19 Bagaimana 20 Bab 20 Perasaan Astan21 Bab 21 Berusaha Move On22 Bab 22 Putus23 Bab 23 Gagal Move On24 Bab 24 Gara-gara Es Krim25 Bab 25 Pembawa Sial26 Bab 26 Topeng27 Bab 27 Mulai Nyaman28 Bab 28 Memberi Kesempatan29 Bab 29 Will You Be My Girlfriend 30 Bab 30 Salah Paham31 Bab 31 Penjelasan32 Bab 32 Throwback33 Bab 33 Adelia Berulah34 Bab 34 Berdua35 Bab 35 Ibu yang Kejam36 Bab 36 Tidak Tahu Malu37 Bab 37 Bolos38 Bab 38 Insiden Rehan39 Bab 39 (Bukan) Pembunuh40 Bab 40 Rumor41 Bab 41 Fakta42 Bab 42 Cemburu43 Bab 43 Kebahagiaan44 Bab 44 Janggal45 Bab 45 Weekend46 Bab 46 Pengganggu47 Bab 47 Pulang48 Bab 48 Curiga49 Bab 49 Nomor Asing50 Bab 50 Tak Terduga51 Bab 51 Kedua Kalinya52 Bab 52 Bertemu Seseorang53 Bab 53 Rehan di Mata Adelia54 Bab 54 Jangan Dia!55 Bab 55 Cinta Lama Jangan Bersemi Lagi56 Bab 56 Liontin57 Bab 57 Tidak Asing58 Bab 58 (Bukan) Liontin Biasa59 Bab 59 Drop Out60 Bab 60 Good Bye61 Bab 61 Dokter Tampan62 Bab 62 Tertarik63 Bab 63 Apa Harus Nunggu Rallin Mati 64 Bab 64 (Bukan) Prioritas65 Bab 65 Mencari Diary Rehan66 Bab 66 Isi Diary Rehan67 Bab 67 Kabar Buruk68 Bab 68 Penolakan69 Bab 69 Rumah Nadiv70 Bab 70 Ketemu Camer71 Bab 71 Sepupu 72 Bab 72 Petunjuk Baru73 Bab 73 Arden yang Manis74 Bab 74 Kalah75 Bab 75 Pengkhianat76 Bab 76 Panggil Saya Kakak77 Bab 77 SMA Dwingga78 Bab 78 Pelakor79 Bab 79 Mama Astan80 Bab 80 Hancurnya Seorang kakak81 Bab 81 Penyakit Rallin82 Bab 82 Pergi Dari Kehidupan Gue, Div83 Bab 83 Mati Rasa84 Bab 84 Tidak Peduli85 Bab 85 Kartu Memori86 Bab 86 Saran Maudi87 Bab 87 Jangan Hilangkan Dia88 Bab 88 Membersihkan Nama Rallin89 Bab 89 Pelakor90 Bab 90 Kembali Kepada-Nya91 Bab 91 Epilog