Terpaksa Menikah Karena Kesalahpahaman
/0/29659/coverbig.jpg?v=64ca82833c68c4aac2d853d95979f5bd&imageMogr2/format/webp)
h. Marissa menarik selimut lebih rapat, mencoba menahan rasa malas yang aneh menghantuinya. Hari ini seharusnya menjadi hari yang m
urna, wajahnya yang cantik tanpa cela tersenyum sendiri. "Semua akan baik-baik
beredar di kalangan kerabat membuatnya tak nyaman. "Hanya khayalan mereka,"
ang dengan setelan sederhana-kemeja putih, celana hitam rapi, dan senyu
suara Marissa terdengar
Marissa. Semuanya sudah siap. Mobil juga sudah di parkiran." Ia ragu-ragu sejenak, kemudian menamba
gkat alis. "Am
mereka ingin... memastikan tidak ada kesalahan." Ia menunduk la
yang tidak benar, tapi ia menepisny
dah mulai padat, tapi Marissa menikmati perjalanan dengan menatap pemandangan di luar. Gedung tinggi, lal
Marissa, yang terburu-buru keluar, menabrak seorang wanita tua yang membawa s
empat mengangkat barang-barang itu, beberapa kerabat yang sudah men
ng kau lakukan?!" teria
"Aku... aku han
i," interupsi seorang paman dengan nada
anya runtuh. Apa yang terjadi
cul: sebagai "solusi cepat" agar skandal tidak melebar, Ma
pernah ia bayangkan akan menjadi pasangan hidupnya. Wajahnya biasa, tak ada ketampa
pecah karena campuran marah dan panik. "Ini
... aku tidak punya pilihan. Dan... aku tidak i
a kenal, oleh keluarga yang seharusnya melindunginya. Tangi
ndirian. Tangannya gemetar, matanya merah karena menangis. He
anya pelan. "Aku juga tidak ingin ini,
ikir aku bisa menerima ini begitu saja? A
akan mencoba membuatmu merasa nyaman. Aku
ntam hatinya. Ia tidak yakin bisa mempercayai Hendra, tapi ada
pi yang hancur, atas hidup yang tiba-tiba terasa seperti perangkap. Ia tahu, perjalanan ini akan panjang, menyakitkan
ya sebagai sopir atau suami yang dipaksa, tapi sebagai seseorang yang harus menanggung
, dipaksa bersatu oleh sebuah kesalahpahaman. Satu