icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Penderitaan yang Dipaksa Tersenyum

Bab 2 penjaga toko roti yang iba padanya

Jumlah Kata:1919    |    Dirilis Pada: 28/10/2025

aroma tanah basah memenuhi udara. Di antara semak belukar, seorang perempuan berjalan tertatih sambil memeluk perutnya yang besar. Langkahnya lem

ang tak tahu apa-apa tentang masa lalu Liana, tapi cukup punya hati untuk menolong. Liana dibawa ke gubuk tua di belakang toko, diberi makanan seadanya dan tem

a berat, keringat membasahi kening. Ia menatap langit, berharap bantuan d

mpur. Dunia di sekitarnya berputar. Ia berusaha menahan teriakan, tapi

ik pepohonan, wajahnya panik. "Astaga, Liana! Kau di sini rupanya!" teriaknya

bu Maren menyiapkan air hangat dan kain bersih, sementara Liana berjuang di antara hidup d

Liana menangis bersamaan. "Anak laki-laki," bisik Ibu Maren sam

ain putih. Wajahnya tenang, matanya tertutup, tapi di pipinya ada leku

nta. "Aku janji, aku akan melindungimu. Tidak ada seora

ali mengguncang. Dari kejauhan, suara deru mobil terdengar mendekat

. "Ada dua mobil hitam... mereka menuj

eka menemukanku," suaranya parau.

tai papan di sudut ruangan, memperlihatkan

Begitu pintu ditutup, ia hanya bisa mendengar langkah-la

pria menggema dari atas. "Bos bi

g anaknya pelan agar diam. Langkah-langkah di atas makin mendekat, dan suara perabot dilemp

di sini," katanya. "Cum

ggelegar. "Kami tahu di

g. Ia menutup mata, berdoa dalam hati agar mereka tidak membuka pap

tu pria berteriak dari luar, "Bos! Kami

kan gubuk dengan cepat. Langkah-langkah mereka

luk anaknya erat. "Kita sela

n, ia mendapatkan pakaian baru dan sedikit uang hasil tabungan tua itu. "Pergilah ke kota barat," kata Ibu Maren s

Saya berhutang nyawa pa

ih. "Aku tidak tahu siapa ayahnya, tapi dari cara kau menj

an pergi dengan langkah pelan tapi tegas. Bayi kecilnya tidur

orang perempuan dengan mata sedih - Liana. Tangannya mengepal kuat. Selama dua bulan, ia telah mengerahkan semua jaringan bawah ta

nya memecah lamunan. "

ndongak ce

ldera mengaku melihat wanita mirip Liana bersama seorang bayi

matanya menyipit.

besar orang

. "Revan," gumamnya pelan tapi mema

ang bersembunyi di pelabuhan timur,

ahan menyelimuti ruangan. "Siapka

... pelabuhan itu dijaga oleh po

ya datar. "Apakah

ang beran

ngan halaman penuh bunga liar. Di sana, para suster menerima Liana dengan ramah setelah ia memohon perlindun

erbulan-bulan hidup dalam ketakutan, Liana bisa bernapas lega. I

caranya tersenyum saat tidur - semuanya mengingatkan pada lelaki itu. Kadang, di malam yang sunyi, ia duduk di dekat jendela, m

minic sedang membakar k

i udara. Dominic berjalan di antara reruntuhan gudang, tubuhnya berlumur darah musuh. Reva

inic. "Valente, kumohon... aku tidak tahu dia di

trimu. Kau memukulnya. Kau membuatnya kabur sam

Revan tergagap. "Aku

bakan memecah udara, disusul jeritan nyaring. "It

ah! Aku tidak tahu! Ibuku...

kan kubiarkan hidup. Tapi jika aku tahu kau berbohong, aku akan pa

ak buahnya. "Bawa dia.

atu keluarga dari muka bumi. T

ya sudah bisa mengikuti cahaya, tangisnya makin keras. Liana belajar menulis dan membantu p

diri sebagai Eros, orang yang katanya mencari perlindungan dari kelompok jahat. Para suster menerimanya tanpa curiga, tapi Li

barulah topengnya terbuka. Ia adalah salah satu mata-mata yang bekerja untuk kelompok Revan sebelum hancur. Ia menemukan k

bijaksana, mencurigai gerak-gerik Eros dan melaporkannya pada pihak luar. Sebelu

a potret Liana dan Adrian, ia mendapati jalan keluar sudah dipenuhi p

u mencarimu,"

Bos Valente...

lesaikan kalimat. Dominic berjalan pelan ke tubuh ya

a setelah berbulan-bulan, ia meli

ap foto itu seperti menemukan kembali separuh hidupnya yang hilang.

. Ia tidak peduli siapa yang menghalangi. Para suster yang menjaga biara mendapati rombongan bersenjata datang mendada

a suster panik, mencoba menenangkan semua orang. Liana segera berlari ke

jauh, sebuah suara berat

ia

a berdegup kencang. Ia berbalik, dan di antara kabut sore,

ic Va

matanya penuh kelelahan. Tapi tatapan itu masih

suaranya nyar

nak buahnya menjaga jarak. "Aku sudah mencari ke setiap

an bahagia dan takut. "Kau...

dari sakunya. "Aku tidak

lari ke pelukannya, tapi sesuatu di dalam dirinya me

ominic," katanya akhirny

ka mata, menatapnya polos. Tatapan abu-abu kecil itu membuat Dominic ny

suaranya bergetar un

lama sebelum meng

n kata di matanya, tapi tak satu pun keluar. Hanya air mata tipis

ara dalam. "Kali ini aku tidak akan m

ngan dunia sekejam Dominic bukan cinta yang damai. Ia mem

wa perlindungan..

s pelan di antara mereka, membawa sis

sa bertemu kembali - bukan untuk berakhir, tapi untuk m

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka