Penderitaan yang Dipaksa Tersenyum
aroma tanah basah memenuhi udara. Di antara semak belukar, seorang perempuan berjalan tertatih sambil memeluk perutnya yang besar. Langkahnya lem
ang tak tahu apa-apa tentang masa lalu Liana, tapi cukup punya hati untuk menolong. Liana dibawa ke gubuk tua di belakang toko, diberi makanan seadanya dan tem
a berat, keringat membasahi kening. Ia menatap langit, berharap bantuan d
mpur. Dunia di sekitarnya berputar. Ia berusaha menahan teriakan, tapi
ik pepohonan, wajahnya panik. "Astaga, Liana! Kau di sini rupanya!" teriaknya
bu Maren menyiapkan air hangat dan kain bersih, sementara Liana berjuang di antara hidup d
Liana menangis bersamaan. "Anak laki-laki," bisik Ibu Maren sam
ain putih. Wajahnya tenang, matanya tertutup, tapi di pipinya ada lekunta. "Aku janji, aku akan melindungimu. Tidak ada seora
ali mengguncang. Dari kejauhan, suara deru mobil terdengar mendekat
. "Ada dua mobil hitam... mereka menuj
eka menemukanku," suaranya parau.
tai papan di sudut ruangan, memperlihatkan
Begitu pintu ditutup, ia hanya bisa mendengar langkah-la
pria menggema dari atas. "Bos bi
g anaknya pelan agar diam. Langkah-langkah di atas makin mendekat, dan suara perabot dilemp
di sini," katanya. "Cum
ggelegar. "Kami tahu di
g. Ia menutup mata, berdoa dalam hati agar mereka tidak membuka pap
tu pria berteriak dari luar, "Bos! Kami
kan gubuk dengan cepat. Langkah-langkah mereka
luk anaknya erat. "Kita sela
n, ia mendapatkan pakaian baru dan sedikit uang hasil tabungan tua itu. "Pergilah ke kota barat," kata Ibu Maren s
Saya berhutang nyawa pa
ih. "Aku tidak tahu siapa ayahnya, tapi dari cara kau menj
an pergi dengan langkah pelan tapi tegas. Bayi kecilnya tidur
orang perempuan dengan mata sedih - Liana. Tangannya mengepal kuat. Selama dua bulan, ia telah mengerahkan semua jaringan bawah ta
nya memecah lamunan. "
ndongak ce
ldera mengaku melihat wanita mirip Liana bersama seorang bayi
matanya menyipit.
besar orang
. "Revan," gumamnya pelan tapi mema
ang bersembunyi di pelabuhan timur,
ahan menyelimuti ruangan. "Siapka
... pelabuhan itu dijaga oleh po
ya datar. "Apakah
ang beran
ngan halaman penuh bunga liar. Di sana, para suster menerima Liana dengan ramah setelah ia memohon perlindun
erbulan-bulan hidup dalam ketakutan, Liana bisa bernapas lega. I
caranya tersenyum saat tidur - semuanya mengingatkan pada lelaki itu. Kadang, di malam yang sunyi, ia duduk di dekat jendela, m
minic sedang membakar k
i udara. Dominic berjalan di antara reruntuhan gudang, tubuhnya berlumur darah musuh. Reva
inic. "Valente, kumohon... aku tidak tahu dia di
trimu. Kau memukulnya. Kau membuatnya kabur sam
Revan tergagap. "Aku
bakan memecah udara, disusul jeritan nyaring. "It
ah! Aku tidak tahu! Ibuku...
kan kubiarkan hidup. Tapi jika aku tahu kau berbohong, aku akan pa
ak buahnya. "Bawa dia.
atu keluarga dari muka bumi. T
ya sudah bisa mengikuti cahaya, tangisnya makin keras. Liana belajar menulis dan membantu p
diri sebagai Eros, orang yang katanya mencari perlindungan dari kelompok jahat. Para suster menerimanya tanpa curiga, tapi Li
barulah topengnya terbuka. Ia adalah salah satu mata-mata yang bekerja untuk kelompok Revan sebelum hancur. Ia menemukan k
bijaksana, mencurigai gerak-gerik Eros dan melaporkannya pada pihak luar. Sebelu
a potret Liana dan Adrian, ia mendapati jalan keluar sudah dipenuhi p
u mencarimu,"
Bos Valente...lesaikan kalimat. Dominic berjalan pelan ke tubuh ya
a setelah berbulan-bulan, ia meli
ap foto itu seperti menemukan kembali separuh hidupnya yang hilang.
. Ia tidak peduli siapa yang menghalangi. Para suster yang menjaga biara mendapati rombongan bersenjata datang mendada
a suster panik, mencoba menenangkan semua orang. Liana segera berlari ke
jauh, sebuah suara berat
ia
a berdegup kencang. Ia berbalik, dan di antara kabut sore,
ic Va
matanya penuh kelelahan. Tapi tatapan itu masih
suaranya nyar
nak buahnya menjaga jarak. "Aku sudah mencari ke setiap
an bahagia dan takut. "Kau...
dari sakunya. "Aku tidak
lari ke pelukannya, tapi sesuatu di dalam dirinya me
ominic," katanya akhirny
ka mata, menatapnya polos. Tatapan abu-abu kecil itu membuat Dominic ny
suaranya bergetar un
lama sebelum meng
n kata di matanya, tapi tak satu pun keluar. Hanya air mata tipis
ara dalam. "Kali ini aku tidak akan m
ngan dunia sekejam Dominic bukan cinta yang damai. Ia mem
wa perlindungan..
s pelan di antara mereka, membawa sis
sa bertemu kembali - bukan untuk berakhir, tapi untuk m