icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Penderitaan yang Dipaksa Tersenyum

Bab 5 memberi tanda kehidupan

Jumlah Kata:2227    |    Dirilis Pada: 28/10/2025

h kamar sederhana yang jauh berbeda dari kemewahan rumah Dominic. Ia duduk di tepi ranjang, menatap perutnya ya

c tidak pernah tidur nyenyak, selalu memastikan Liana berada di tempat aman. Tapi kali ini, ia menu

u kamar. Ia membawa secangkir teh hangat. "Bangun

ku... aku takut, Dominic. Mereka terus mengejar

ap mata Liana dengan tajam. "Tidak ada yang akan menyakitimu lagi. Aku tidak akan membiarkannya. Aku mungki

egas, dunia di luar sana tidak seaman kata-kata itu. Revan masih hidup, para pengikutnya masih

ng baru. Ia memegang peta kota, menandai lokasi-lokasi penting.

eorang pengawalnya. "Aku akan mengembalikannya ke temp

u... ia terkenal kejam. Tidak mungkin ia me

akan menggunakan kelemahannya. Kita ambil apa yang paling berha

, tak menyadari, menjadi pion utama dalam permaina

gi. Ia tidak ingin hanya bersembunyi; ia ingin menghadapi Revan, menunjuk

lelah, tapi kau harus ikut. Ada seseorang yang bisa membantu kita -

a. Aku hamil lima bulan. Bagaima

kuat dari yang kau kira. Aku tidak akan membiarkanmu

ecil itu. Liana menelan ludah, mengetahui bahwa pilihan tidak ada banyak. Ia bisa tetap bers

a akhirnya, menund

tetap keras, waspada. "Bagus. Aku ja

dan beberapa peralatan untuk pertahanan. Di gudang itu, seorang pria tua dengan rambut perak menunggu merek

inic bawa. "Tapi yang aku lihat... Revan bermain terlalu berani. Ia pikir Dominic takut ke

engan penasaran. "Da

sekadar target. Kau simbol kelemahan dan kekuatan Dominic sekaligus. Kau harus

adi simbol. Tapi kini, dalam dunia yang penuh tipu daya dan kekerasan, ia men

ap gedung tinggi, mengamati pergerakan markas Revan m

ai bergerak. Ia mengerahkan pengawalnya ke bebe

"Bagaimana kita bisa

u tahu ke mana ia pergi. Kita hanya perlu

Revan keluar dari persembunyiannya dengan tip

atap Liana. "Aku yang akan keluar. Tapi kau

erutnya, napasnya t

Aku tahu. Tapi percayalah padaku. Aku ti

jejak palsu untuk membuat musuh berpikir Liana ada di lokasi lain. Setiap langkahnya dihitung dengan hati-h

nya yakin bahwa Liana berada di gudang tua di pinggir kota. Tanpa berpikir panjang, Revan

h terbaring di ruang tersembunyi, mulai memahami sesuatu: keberanian bu

van, membuat pasukannya panik. Dominic bergerak cepat, menyiapka

unduk, menahan napas. Air mata menetes tanpa ia sadari. Ia tahu Dom

meledak, sebuah pesan

lente. Tunggu saja. Semua

n. "Kalau begitu, malam ini kita s

ma kali, ia menyadari satu hal: cinta dan bahaya bisa berjalan berdampin

ng kini dijadikan markas sementara, Liana duduk di kursi kayu sambil menatap perutnya yang semakin membesar. Ia menarik napas panjang, mencoba menenangkan d

asa aman meski dunia di sekitarnya runtuh. Hatinya bergetar, tapi kali ini bukan karena takut - melainkan campuran rasa rindu dan kekhawatir

dan seorang pria muda masuk. "Aku membawa kabar dari Dominic, Nona," ucapn

"Apakah... apakah

rbeda. Revan lebih licik dari biasanya. Ia mencoba mengg

dak bisa hanya diam di sini.

a... kau hamil lima bulan. Setiap la

Aku tidak akan tinggal diam selamanya. Aku ingin ikut

ngan dan setiap sudut gelap sebagai perlindungan. Setiap langkah dihitung dengan cermat. Ia tahu Revan lic

h sumber suara. Sebuah jebakan sederhana - bom asap yang dibuat untuk mengalihkan pe

satu hal: Liana menunggu di tempat aman, dan anak mereka adalah alas

t pergerakan para pengawal yang terlihat dari jauh, dan bahkan mulai merancang strategi sederhana. Ia tidak tahu apakah ia bisa membantu Domi

an anak ini," gumamnya pelan, "aku

sasaran Revan. Setiap titik diberi warna berbeda, tanda untuk kemungkinan aman atau berbahaya. Ia bel

"Tapi... kalau Dominic bisa me

beberapa pengawal berkumpul, sibuk memantau layar CCTV dan peta kota. Dominic menahan napa

Revan bingung. Ledakan kecil dan suara alarm palsu membuat para pengawal panik. Dominic te

ya. Dominic menunduk, menggulung tubuhnya, dan membalas dengan cepat. Dalam hitungan detik,

hati. "Aku akan keluar

i pria muda yang menemaninya. "Nona, Dominic suda

u aku bisa... aku bisa membantu dari sini. Aku

an kagum sekaligus khawa

ggal diam. Ini anakku. Dan Dominic...

an kode komunikasi dengan Dominic melalui ponsel yang sudah diamankan. Ia tahu, ini bukan hanya so

akan dan alarm palsu yang dibuat Dominic. Revan sendiri mulai panik, menyadari bah

an. "Jangan biarkan di

yang bisa dimanfaatkannya. Dengan gerakan cepat dan perhitungan matang, Dominic menyiapkan jebakan terakhir - seb

lampu kilat dari arah gudang membuat Revan dan pengawalnya bin

tap sekeliling. Ia menyadari ada yang berbeda - Dominic m

detik, ia berada tepat di depan Revan. Tatapan mereka bertemu. Kedua pria ini

ic dingin. "Dan kau tidak akan me

ir kau bisa menghentikanku? Kau

g, satu lawan satu, di tengah reruntuhan markas yang terbakar. Setiap pukulan,

anian Dominic bukan hanya karena ia ingin menang, tapi karena ia ingin melindungi keluarga mere

mereka berdua yang mengerti - untuk memberi informasi posisi Revan

mereka tampak seperti monster dan pahlawan dalam satu bingkai. Dominic berhasil mengun

, menatapnya dengan mata basa

ik-baik saja. Tapi kita belum selesai. Masih banyak yang harus kita l

alam ini bukan hanya kemenangan Dominic, tapi juga kemenanga

a dengan kamera kecil. Sosok itu tersenyum dingin. "Mereka me

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka