Penderitaan yang Dipaksa Tersenyum
/0/29054/coverbig.jpg?v=8a3e9ff7e19ba39a19da2751eec2da91&imageMogr2/format/webp)
jalan berpendar kekuningan, memantulkan bayangan tubuh perempuan itu yang berdiri di depan sebuah hotel megah. Rambut hitamnya basah, matanya sembab, bibirnya
matanya memohon. Ia sudah berjam-jam berlutut di rumah, memohon
am, Liana! Kau pikir aku punya pilihan lain? Kalau aku nggak bayar malam i
" suara Liana berge
ng cuma bisa menangis dan nyusahin. A
ya tenggelam dalam gemuruh hujan di luar. Dalam hati kecilnya, Liana masih berharap semua ini hanya lelucon buruk, bahw
kali. Tak lama, pintu terbuka, memperlihatkan sosok pria tegap dengan setelan jas hitam yang sempurna. Wajahnya seperti di
gar namanya disebut dalam berita-berita gelap - mafia paling berkua
"Tuan Valente, ini... w
jenak, lalu menggeser pandangannya ke Revan. "Uangn
tuk terakhir kali. "Liana, tolong men
a tak percaya. "Atau demi ut
dengan cepat di belakangnya, meninggalkan Liana se
nic berjalan pelan ke arah minibar, menuangkan anggur ke gelas kristal tanpa mengatakan
perintahn
kinya seolah tertanam di lantai. Dominic menatapnya sejenmata mulai jatuh tanpa suara. Dalam pikirannya, malam ini akan me
ia temukan di wanita lain: ketakutan yang bercampur kepasrahan, tapi juga secercah keberanian yan
u?" tanya Dom
ludah. "Dua pu
lan. "Berapa lama kau
a ta
enjualmu b
antai. "Dia...
a lelaki pengecut selalu punya alasan. Tapi aku ti
oba menahan tangis saat Dominic mendekat. Tapi yang terjadi justru membuat
memohon?" tanya
nyaris tak terdengar. "Tida
neh di dadanya - sebuah rasa yang selama ini ia benci: iba. Ia mengang
a menyentuhnya dengan cara yang tidak pernah Revan lakukan: lembut, tapi tetap penuh kuasa. Di antara
ic hanya meninggalkan satu kalim
rdelia. Dan saat hari itu tiba, tidak ada
tak pernah dat
apnya dengan jijik, seolah perempuan itu hanyalah barang bekas. Ibunya, Ny. Rat
mbil menampar Liana. "Kau sudah menjual
erbakar. "Saya tidak punya temp
eraih bajunya. "Mulai sekarang kau bukan istri Re
iana. Ia hanya berkata dingin, "Jangan bikin masalah. Ka
, memasak, dan tidur di gudang kecil tanpa jendela. Tubuhnya mulai kurus, kulitnya
yang membuatnya tetap hidup. Setiap pagi saat ia muntah karena mual, ia menatap
l. Anak dari D
sama satu malam, tapi meninggalkan jejak yang tak pernah bisa dihapus. Kadang ia berharap Dominic benar-benar akan d
an tubuh Liana. "Kau hamil?" tanya
"Saya... saya t
apa, hah? Anak pelacur macam apa
rah merembes dari bibir dan hidungnya. Tapi bahkan di tengah rasa sakit itu, ia m
ngnya lagi. "Tidak ada
di kamar tua yang dikunci dari luar. Tubuhnya lemah, tapi bayi di dal
ndah. "Kita tidak bisa membiarkan anak itu lahir,"
lente bisa mencari kita," jawab
mungkin orang seperti itu menginga
ereka
ngat setiap d
Tatapannya tajam menatap layar laptop di depannya - menampilkan rekaman CCTV hotel malam itu. Ia sud
an jejak perempuan itu. Suaminya memindahkan dia k
engan dingin. "Temukan dia. Ti
dia sebenarnya, Bos?" tan
ab, "Seseorang yang membuatku pe
terus terngiang di kepala bosnya. Tapi ia juga tahu, tidak ada yang bisa m
malamnya dipenuhi rasa sakit. Kadang ia berbicara sendiri,
ra isak tangis. "Mama akan berta
a memeluk perutnya, menggigil di lantai dingin. Ia tidak tahu, di luar sana, seseorang
ap langit yang sama. "Tunggu aku, Liana," guma
buahnya akhirnya menemukan rumah tempat Liana disembunyikan,
ang - bersama janin
pnya, Dominic Valente menghancurkan seluruh kot
a Liana menjadi lege
g dicintai sa
enghilang membaw
nia memisahkan mereka, maka ia akan menghancurk
ang untuk hidup. Ia bersembunyi, membawa bayi kecil di
gkah, ia hanya m
ukanku sebelum se