icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Hati yang Kau Hancurkan Tak Bisa Kembali

Bab 3 anak buahnya dari rumah sakit tempat kekasihnya

Jumlah Kata:2614    |    Dirilis Pada: 26/10/2025

ndela besar di ruang kerja Rafael Von Ardent, kilat sesekali menyambar, menerangi

memegang sebuah amplop cokelat yang sudah basah di ujungnya. Dokumen itu baru saja dik

insiden penembakan dua tahun lalu. Ia menatap setiap kata dengan rahang mengeras. Namun tiba-tiba panda

mamnya lirih, mata

m jantungnya. Lucas Elmore, ayah dari Lyra Elmore,

hidup kembali. Tapi bersamaan dengan itu, bayangan wajah Lyra-yang kini tampak

ya serak, lalu meneguk min

sudut ruangan, mengenakan baju tidur abu-abu lusuh. Tangannya menggenggam erat kain selimut yang su

perpustakaan-saat ia berani melawan, menatap mata Rafael tanpa takut.

ster," bisik Lyra pelan, tapi

membaca isi pikirannya. Setiap kali Rafael menatapnya, jantungnya berdetak terlal

n tubuhnya, mencoba tampak kuat. Ketika pintu besi dibuka, aroma parfum kh

Ia hanya berdiri beberapa langkah darinya, m

" katanya akhirnya, suar

"Sulit makan dengan nyaman ketika sese

t. "Kau memang tawanan, Lyra. Aku t

nya Lyra, nada suaranya terdengar lebih berani d

ngatan. "Kau terlalu berharga untuk mati cepat. Aku but

u, meski jantungnya berdetak kencang. "Kau boleh menah

, "Kau tidak tahu apa pun tentang dunia ini, Lyra. Tentang ayahmu...

ang tak bersalah dan menyebutnya balas dendam?

lam hatinya ada sesuatu yang lain-rasa sakit yang lama terkubur. Ia melangk

nya. "Aku bisa saja membuatmu

ndur. "Lakukan. Aku

suara hujan di luar. Tatapan mereka saling terkunci, dingin

gi tanpa sepatah kata lagi. Tapi saat pintu tertutup, Lyra bisa melihat jemari R

Rafael tidak lagi menemuinya, tapi ia mulai memberikan perin

, tapi karena setiap orang di rumah itu memandangnya dengan ketakuta

utama. Ia tak tahu Rafael ada di sana-tengah duduk di kur

eja," ujarnya

afael tiba-tiba berkata, "Aku mendapat kaba

i. Ia menatap punggu

tanyanya

gin. "Tapi rupanya Tuhan belum ingin membiarkanku puas. Dia

sakan getaran halus di dalamnya-antara k

lan, tulus meski ia tahu ucapannya t

an tajam. "Duka tidak mengubah apa pun, Lyra. Luka t

ngkah berat. Lyra mundur perlahan, tapi Rafa

Kau akan tetap di sini, di ruang pribadiku. Aku ingin tahu, apakah

kan kening. "

nyentuh kulit leher Lyra. "Kau akan melayaniku l

a itu dengan keberanian yang aneh. "Kau pikir dengan menghinaku

in. Tapi kejam adalah satu-sat

u. "Persiapkan dirimu. Mulai beso

adanya, ada ketakutan yang bergulung bersama rasa penasaran yang mematikan. Siapa sebenarnya p

badai. Di kamar pribadinya, Rafael duduk di tepi ranjang

rih, "Aku akan pastikan mereka semua membayar...

sosok lain-gadis bermata hijau yang berani menatapn

nya sejak bertahun-tah

i. Pada kemungkinan bahwa Lyra Elmore perlahan-lahan sedang menggunc

i di dalam benteng itu, dua jiwa yang terikat oleh dendam mulai menapaki ja

melangkah lebih jauh... t

dela kaca tinggi yang diselimuti kabut tebal. Dinding batu hitam membuat seluruh tempat i

pakaian pelayan yang sederhana, tapi kini setiap detail ruang di sekitarnya mengingatkan bahwa ia bukan

u-membawakan minumannya, mengatur dokumennya, b

jauh lebih dalam. Rafael sedang mengujinya-atau

di balik itu, ada api kecil yang belum padam. Aku tidak ak

ya. Seorang pelayan muda bernama Eli

minta Anda ke ruang makan utama setelah ini

kening. "Sarapa

uaranya pelan, "Itu

, dadanya berdegup tak karuan-antara takut dan marah. Ia menunduk sejenak, lalu melangkah

emeja hitam yang digulung di lengan, rambutnya sedikit berantakan, dan wajahnya tampak lebih lelah

masuk. Mata abu-abu gelap itu lan

kat tanpa mengalihkan

n meregang di udara, hanya dipeca

iri untuk tidak menatapnya. Tapi diam-diam, matanya sempat mena

ucap Rafael tiba-tiba,

pipinya meman

matanya. "Kau memandangiku seperti seseorang yang mencoba mema

namun di baliknya ada sesu

a memahamu. Aku hanya ingin tahu... kenapa seseorang

"Kau benar-benar tidak

yra dengan nada pelan tapi tegas. "Kau berpikir menahanku akan membuat

sesaat. Lalu ia tertawa pelan-di

meja, berhenti tepat di belakang Lyra. "Tapi aku suka keberanian it

ya di bahu Lyra, memb

Karena kau adalah simbol dari keluarga yang merenggut segala

n mereka," sah

a berkata, "Tidak. Tapi wajahmu...

enti sejenak. "Se

"Dia satu-satunya hal yang kucintai.

i Rafael sudah berbalik, meninggal

ya campur aduk-antara iba, takut, dan benci. Ia tahu pria itu menyi

sesuatu: Rafael Von Ardent bukan hanya iblis. Ia ma

ementara Lyra diperintahkan mengatur dokumen dan mengurus kebutuhan ha

eh di dapur kecil saat E

Tuan Rafael-

ut. "Apa? D

u apa yang terjadi, tapi dia menyuruh sem

tangga ke ruang bawah tanah tempat Rafael biasa berlatih menembak dan bertar

njang dada, bahunya berdarah, dan di tangannya masih tergen

ukan?!" seru Lyra

in, meski napasnya terse

menekan luka di bahunya dengan kain

gan mata kelam. "Kau

ati dalam keadaan seperti in

terpaku. Tatapan matanya y

arah bercampur. "Kau tidak bisa terus hidup seperti ini,

mudian ia menepis tangannya perlahan, me

a kau

r. "Karena aku buka

i, udara di antara mereka terasa berb

diri perlahan. "Pergilah," katanya akhi

luar, ia menoleh. "Aku tidak mengasihanimu. Aku hanya

atapan Rafael saat terluka tadi-bukan tatapan iblis, tapi manusia yang r

nculikku, mempermalukanku... tapi kenapa

rban seadanya, tapi pikirannya jauh lebih sakit. Ia men

siknya. "Aku tidak boleh me

lus-tak mau pergi. Ia menutup matanya dengan kasar, tapi semakin

lai kehilangan arah, Rafael," ujarnya pada pan

ya menolak

an, tidak ada kemarahan berlebih. Ia mulai berbicara dengan nada datar tapi tenang, bahkan sesekali memi

a berdiri di tangga kecil, mencoba meraih buku di rak paling ata

tangga i

pat. Tapi terlambat-gadis i

hnya sebelum membentur lantai. Pelukan itu era

natap balik-tajam tapi juga bimbang. Tangannya masih memeluk pinggang Lyra, dan untuk pertama

h," bisik Ly

menatapnya beberapa detik lagi

," ucapnya singk

h pergi, Lyra tahu-ada

di antara mer

ap bulan setengah yang menggantung di langit kelam.

ata-kata Lyra, tatapannya, kebe

u sudah mengkhian

hatinya, suar

hianatimu, Rafael. Mungkin den

empat Lyra mungkin sedang tidur, atau mungkin

sa hatinya berdebar bukan karena amarah... tapi karena rasa yang lebih

ang menetes di kaca jendela. Ia menyentuh dadanya yang be

kenapa aku tidak bisa b

larut da

sesuatu yang jauh lebih rumit-perasaan yang, jika dibiarkan tumbuh, bisa menelan me

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka