icon 0
icon Pengisian Ulang
rightIcon
icon Riwayat Membaca
rightIcon
icon Keluar
rightIcon
icon Unduh Aplikasi
rightIcon

Hati yang Kau Hancurkan Tak Bisa Kembali

Bab 2 ada tugas yang menunggunya

Jumlah Kata:2772    |    Dirilis Pada: 26/10/2025

Fortress terasa lebih

lakang tempat Lyra sering disuruh menjemur linen atau membersihkan taman batu. Nam

arik kertas lusuh yang baru saja ia temukan di dapur, di bal

bahwa Amara adalah kekasih Rafael-perempuan yang kini koma di rumah

jemarinya gemetar. Tulisan tangan di surat itu

pria yang aku percaya bahk

ah kenapa, membaca itu

seorang pria yang masih mencintai ba

ka tiba-tiba memb

atu tangan menyelip di saku celana. Rambut hitamnya sediki

ra yang memeg

ika aku tidak memintamu melakukan

ikan surat itu di balik punggung

l. Suaranya tenang, tapi

mengambilnya, menatap sekilas tulisan tangan di a

suara hujan dan detak jantung Lyra

mbacanya?" tan

ku ingin tahu kenapa seseorang sekuat di

lagi. "Karena tidak semua luka

langkahnya pelan tap

. Aku punya hati-dan keluarga kecilmu yang hancur dulu

pas. "Jadi... balas dendam

aban jujur? Ya. Setiap malam, aku berha

rti pisau yang men

tapi juga rasa iba. Tatapan Rafael, meski penuh kebencian, ta

. "Tapi aku juga bukan dia. Kalau kau ingin menghanc

di wajah Lyra. "Sayangnya, dunia tidak sesederhana itu. K

kan wajah, me

akan kau lakukan padaku

rendah, "Membiarkanmu merasakan apa artinya menjadi

n gaun abu-abu polos yang diberikan oleh salah satu pelayan tua. Meja panjang di te

fael yang dudu

rintahnya t

kursi terdekat. Ia tidak

kan?" tanya Rafael s

lapar," jaw

pnya tajam. "Jangan berpura-pura bangga. Dunia lu

g menghancurkan hidupku, apa itu tidak

tipis. "Kau mul

ubuh. "Aku suka gadis yang tidak selalu tunduk. Tap

gkin kau bisa menahanku di tempat ini, tapi kau tidak bisa mena

ni

mengunci seperti dua p

gian dari permainan. Peliharalah. Karena tanpa itu, aku

Antara ingin menampar pria itu, atau menangis karena entah kenapa-ia ingi

san, tapi ia membuat gadis itu sibuk dengan pekerjaan yang melelahkan: mencuci mobil, mengatur

, Lyra mulai memperhatik

ya kehilangan cahaya. Ia tak pernah bicara tentang perem

akan dari kamar utama. Ia segera

di lantai, napasnya berat, keringat dingin mem

seru Lyra,

a keras. Tapi Lyr

p mata pria itu yang penuh luka

melihatnya lagi. Amara. Ia berdiri di depan rumah sakit,

ter

Rafael tampak seperti

bisa berhenti berpikir tentang malam itu. Tentang bagaimana

l serak, ma

.." Lyra

n aku bingung... karena kau bukan dia, bukan mereka. Kau hanya... seseorang

ti Lyra. Ia mematung, tid

erjalan ke jendel

Sebelum aku berubah pikiran dan ke

intu, berbisik, "Kau sudah jadi iblis, Rafael. Tapi aku rasa, di dala

Tapi saat pintu tert

un-tahun, ia merasa takut-bukan pa

ga bahwa keluarga Elmore akan mengadakan konferensi pers bes

l mendidih. Ia menghancurkan

ya pada Lyra tanpa menatap.

apnya, kag

wa aku masih hidup. Dan aku ingin mereka melihat kau

, tapi tatapan Raf

alam menuju London, Lyra tahu satu hal pas

tara dendam dan pengampunan-seseorang

t langit malam semakin berat. Rafael duduk di kursi belakang, merapat ke jendela, wajahnya tertutup bayangan-seperti biasanya. Di sampingnya, Lyra menatap keluar

pada pria itu. "Rencana sudah tertata: kau akan hadir di konferensi pers keluarga Elmore sebagai bukti kal

ah mereka lakukan." Suaranya datar, namun setiap kata seperti paku yang

kan dari perasaan itu: rasa malu. Berkeley, Kew, lalu Westminster-keduanya, kelua

akan jadi ajang hinaan untukku. Mereka akan memandangku

ulang alis yang tegas. "Kau akan duduk di sampin

ekuasaan?" Lyra menyudutkan bibir, mencoba menyingkap argume

ah. Ini strategi. Mereka akan melihatmu, raut wajahmu, dan mengetahui betapa rapuhn

angkir kopinya ke kaca. "Aku simbol? Aku ma

i Lyra, rasa tercekik semakin kuat-sebuah kombinasi antara marah, malu, dan ketakutan nyata. Ia mengingat wajah ayahnya yang dulu, satu-satunya

kaian yang sopan untuk Nona Elmore. Kita tidak mau ada pe

an dia tahu-keanggunan ya

k pernah tidur. Para awak media sudah menunggu: wartawan televisi, fotografer, dan beberapa p

Von Ardent! Mr. Von Ardent! Apakah benar Anda yang menculik putri Elmore?" teriak seorang repor

ik. Lyra mengikuti, langkahnya kaku; gaun abu-abu gelap yang dikenakannya disesuaikan agar terlihat netral-tidak terlalu kaya,

n menuju area konferensi. Suaranya tersamar karena kebisingan,

rias profesional. Mereka terlihat seperti patung-patung yang dilatih untuk menatap kamera. Di depan, podium dengan logo keluarga d

i, keluarga Elmore mengundang An

nyala, kilatan lampu memotret setiap kerut di dahi dan tiap bulu mata yang bergoyan

alaman; wajahnya dipoles oleh kalkulasi, bukan emosi. Di sampingnya, saudara-saudaranya menatap Lyra dengan campuran

tihan: "Kami menghargai kehadiran semua pihak. Ada tuduhan berat

rkomentar datang. "Saya Rafael Von Ardent," suaranya tegas. "Dua tahun lalu, kekasih saya terluka parah-ole

arcus menunduk, ekspresi tak berubah. "Itu tuduhan serius," katanya. "Jika

ak selalu menegakkan keadilan ketika nama besar dan uang berbicara. Jadi saya h

tiap reaksi. Ia menatap Marcus-ayahnya bukan hanya di panggung, mata itu pun mengalirkan amarah yang berlapis-lapis. Ada sesuatu di sorot

rga Elmore, suaranya memecah-semacam desahan

birnya kering. Ia memaksakan senyum yang patah,

a sendiri: "Ini bukan hanya tentang satu insiden. Ini tentang sistem yang melindungi mereka. Dan sebagai tanda, aku

an mulai berteriak sanggahan, memprotes tindakan Rafael sebagai dramatisasi. Tetapi ada pula yang menatap dengan rasa

menatap Rafael-bulu roma di lengannya merinding karena campuran rasa takut dan sesuatu yang lebih rumit

ndali. "Baik, kita akan membuka se

akah ini sandiwara? Apakah ini bukan penculikan, m

dengan dingin. "Sandiwara? Anda menilai dari sudut yang salah. Jika ini sandiwara, mengapa aku harus

n lalu pernah berbicara tentang kasus-kasus yang melibatkan keluarga besar. "Bagaimana And

ak hanya ada dalam berkas pengadilan. Terkadang kebenaran muncul mel

beberapa tamu VIP memberi isyarat pada pengawal untuk membawa acaranya keluar dari kendali publik. M

arum jam yang mengukur detik-detik terakhir kebebasannya. Ia berbis

i bagian dari permainan ini sejak kutarik kau keluar dari rumahmu. S

bahkan kemungkinan aksi hukum terhadap Rafael. Namun lebih menakutkan lagi adalah perasaan bahwa ia semakin ter

panggung dengan langkah tenang. Di lorong, jauh dari kamera, ia menari

ya tetap dingin. "Aku tidak melakukannya karena kau memintaku.

"Kau punya pendapat-itu

as menatapnya panjang, matanya seperti menyimpan sesuatu yang lebih dari sekadar rasa ingin tahu-sebuah rahasia yang seolah hendak ia sampaikan namun ditaha

g setengah gelas yang diberikan anak buahnya. "Mereka

ua jiwa yang bertolak belakang itu duduk berhadapan: satu memegang bara dendam, satunya lagi memendam luka dan kebim

um selesai. Dan di ujung jalan, sesuatu yang tak terduga sedang menunggu: bukan hanya bala

Buka APP dan Klaim Bonus Anda

Buka