Heavy Heart
i, aku berdiri menunggu taksi. Namun, sudah beberapa menit lamanya taksi tak kunjung lewat. Aku sudah beberapa ka
iri menunggu angkutan umum yang akan membawaku menuju sekolah. Waktu sudah m
tertidur. Mungkin semuanya tidak akan serumit ini, apalagi aku sangat lelah. Mataku m
ai
iku aku ingin ikut dan segera menuju sekolah. Tapi, sial egoku terlalu tinggi untuk mengiku
segini nggak ada angkutan umum," ucapn
kas
rata-rata. Membuatku merasa kesal. Apakah Kevan benar-benar ingin membuatku marah
sih? Gue masih mau hidup," teria
kan di katakannya nanti. Aku hanya memikirkan agar badanku tidak terbawa angin da
apkan dengan gerbang yang terkunci, bagaimana aku harus masuk. Sedangkan dengan m
sa manjat," teriakku dari sebrang. Berharap dia men
u sedikit meningg
ahagia, sekarang aku akan memintanya turun kembali ke si
tuin
lo ga
pegang olehnya, wajahnya yang sangat manis beberapa kali membuat jantungku berdetak lebih cepat da
idak. Ini pasti bukan cinta, ini hanya perasaan kagum karena dia telah menolongku. Aku melamun sambil
terlihat seperti kotak pandora yang memberikan harapan. Aku bahkan kerap kali mengoleksi kertas
. Awalnya aku merasakan sedikit lega, namun semuan
an! Kalian be
yang sangat di kenal sering memberikan hukuman tanpa ampun. Aku tahu aku salah, tapi
kah dia tak pernah merasakan takut di hukum? Jujur saja ini kali pertama aku mendapa
ku yang notabenenya selalu datang ke sekolah tepat waktu sekarang telat dan ini kali pertama ka
jat pagar?" bentak Pak Wandi
mobilnya kempes di jalan. Untung
idur yang cukup makanya,
hu aku salah dan aku tak akan pernah mengelak atas kesalahan yang sudah
sihkan gudang. Sekarang ms
lupa sarapan karena terlambat. Mungkin lambungku sedang kumat karena tidak makan pagi. Kevan melihatku, dia
apa?" t
sakit banget," rengekku sambil
lah sampai di kantin. Aku duduk dengan kepala yang ku tundukkan. Sedangkan Kevan perg
kan
ngar bahwa Kevan sangatlah tidak suka jika ada yang mengganggu nya. Ahhhh atau mungkin dia
keburu
inum sedikit air hangat dan berharap agar perutku segera membaik. Aku paling tidak suka jika harus merasakan rasa sakit k
wa yang orang lain katakan tentangnya benar, meski sedikit ada kebenaran bahwa Kevan san
udah nolongin banya
H
n. Semuanya sedang belajar dan itu membuat koridor yang biasanya ramai menjadi sepi seolah tanpa penghuni. Pikiranku sedang tak bersama pemiliknya, aku masih memikir
*
i hobi menggambar terlebih jika harus menggambar bunga fiksi itu. Audrey menghampiriku dan menyenderkan
lin banget," ucapku sambil
" rengek nya sambil mengusap
enggambar aku akan fokus dan tidak suka jika kefokusanku terganggu. Tanganku menari-nari di atas kertas kosong, mencoret goresan demi goresan yang menjadikan sketsa gamba
ey membuatku yang sedari tadi menatap
k terus ban mobil g
et. Mimpi ap
u deh," jawabku
ang kepo siapa tahu kan ka
laman seperti apa. Astaga, aku ingin mencuci otaknya! Agar dia sedikit bisa menjadi dewasa, Audrey
menghela nafas kasar, sebelum melanjutkan ucapanku. "Gue rindu dia, saking rindunya gue sering h
emuanya benar. Aku selalu merindukan Sakala dan otak milikku yang seenaknya malah berpikir bahwa Sakala memang be
ngkin hidup lagi yah? Sekarang lo doain d
Drey. Nggak mungkin prasangka gue
da di dia, lo harus bisa lupain dia. Sekeras apapun usahanya lo harus usaha emang nggak mudah tapi lo harus bisa. Dia u
. Sakala disana pasti ingin melihat aku bahagia bukan? Kala, Sea akan berusaha lupai
n berusaha melu