Heavy Heart
aku menangis dengan sangat hebatnya. Aku kehilangan dia, aksara dalam kisahku. Aku kehilangan dia, diksi d
rumah sakit yang selama ini menjadi tempatku untuk tertidur dan b
gis. Udah, biarin dia
kut pergi bersama dirinya, Sakala. Laki-laki yang selalu bersamaku. Aku tak mau kehilangan dia,
selalu bahagia setiap kali bertemu. Saat sedang asik bermain kami men
bawa bolana dulu," ucapnya sebelum per
apa bisa sama, aku pun bahkan tak tahu alasannya. Namun, kedua orang tua kit
seperti lautan, aku seluas dan seindah lautan. Entah mengapa juga aku menyukai nam
lnya aku yang akan mengambil bola itu, tapi Sakala melarangku. Katanya dia tak mau aku te
engan bebasnya. Awalnya aku hanya diam dan memperhatikan, namun semuanya berubah ketika aku ikut mengikuti arah terbang ku
il namaku dan juga darah yang ada di sekitar tubuh kita berdua. Seolah cahaya
dari hidupku, sejak saat itu aku tak pernah terbuka kepada siapapun. Meski aku masih sangat kecil, namun rasanya
*
menatap air hujan yang turun dan membuat embun
Audrey membuatk
apa teriak?" ucapku kesal. Audrey s
ujan mulu?" gerutunya. Mungkin dia kesal, karena setiap
ia dan kenangannya tersimpan juga dalam rintikan hujan. Setiap melihat hujan, a
melamun lagi." Audrey menggerutu sambil mengerucutkan bib
Drey,
rjalan menelurusi koridor yang sepi, mungkin karena hujan semuanya ti
gku dekat mba Yati. Supaya lebih mudah ketika akan memesan, apa
l Audrey membuatku me
permarket nanti pulang sekolah?" pi
ko buku Drey,
embuatku mengerutkan keningku aneh. Sekar
i gue temenin ke toko buku deh," bujukny
terse
ng telah berkumpul di kantin dan karena ulah Audrey semua pasang mata me
namun sepertinya semua orang menyukai laki-laki itu. Aku hanya mengangkat bahuku acuh, j
ganteng banget ya tuhan,
kantin yang membuatku ingin mengumpat. Siapa sih Kevan itu, mengapa semua orang menyukainya? Sha
" pang
leh. "Hah?
ak? Berisik," ucapku menekankan kata berisik p
an nggak tahu kak Kevan? Astaga, lo kenap
nggak tahu. Lagian dia ng
evan itu cowok paling ganteng di sini, asal lo tahu dia
baru
apa yang aku katakan. Ku lihat dia menggelengkan kepalanya bebe
*
ikut bersamaku. Entah apa yang dia inginkan sekarang, tapi mereka berdua sedang tenang dan membaca beberapa buku yang ada di perpustakaan. Rasa
li datang dan itu membuatku sangat ketakutan. Aku takut, Sakala pergi meni
. Selain kegelapan yang meliputiku dan juga
ku nggak" tanya dia sambil
itu umurku 5 tahun, aku tak mengerti memang apa yang dia ucapkan saat
nyaku sambil menatap dia
pacar itu teman yang baik!" ungkapnya s
sung menerimanya tan
rnah pergi
ngapa aku terus memimpikan Sakala. Aku merindukannya, aku sangat-sangat merindukannya. Aku tak
k ke dalam mataku, aku mengerjap beberapa kali dan meliha
ng lo sakit Shanala Arkasea," ucap A
tidak apa-apa. Hanya saja tadi entah mengapa perutku dan kepalaku mendadak sa
anya bukannya di jawa
ak pusing. Maaf yah bikin lo khawatir, ganti
enawarkan diri untuk berjalan seharian dengannya. Mungkin dia s
pun sayang Nala banget." Dia memelukku dengan sangat erat.
pastinya mengubah cara berpakaianku. Dia akan dengan
aku tiba-tiba. Aku merasa h
m 11 Nal,
un, Audrey menghalangiku.
males pelajaran bapak itu.
klah aku akan terdiam dulu dan yah menatap Audrey yang sedang memegang ponsel sa
anganku mengambil mangkuk bubur itu dan memakannya perlahan. Melihatku y
ang. Lalu menyuapinya padaku. Astaga, aku kira aku sala
dre
uh sayang nya gue," ujar Audrey sambil
ini kali pertamanya dia melakukan ini. Entah apa yang sedang ada di dalam pikiran Sha
lo ke ke tempat dimana