Heavy Heart
. Dia terus-terusan tersenyum cerah, kerap kali mengganggu ku dan terus berta
akan menjelaskan siapa Sakala. Biarkan A
in di sini?" tanya ku sambil memperhatikan Audrey y
Mau beli
erapa ikat bunga terkhusus bunga tulip kuning dan baby breath. Bunga ke
ta tentang bunga Smeraldo. Apa aku tidak mengatahuinya, tapi katanya dia sangat menyukai bunga
anti. Aku tak pernah tahu bagaimana bentuk Smeraldo. Namun, saat rasa penasaran diriku semakin ingin tahu ak
ahui semuanya. Aku hanya sering membaca atau mendengarkan
ga menyimpan legenda tersendiri. Hal ini dijelaskan
ta seorang pria kepada seorang perempuan yang tak
ar di La Citta Di Smeraldo, se
ngkan oleh keluarganya. Ia berasal dari keluarga bangsawan, tetapi karena
engan dunia luar. Satu-satunya yang dilaku
anya berulang kali. Sampai pada akhirnya si pria memutuskan untuk m
bung hidup. Si pria lantas mencoba membantu menanam bunga terba
ng. Ia akhirnya memberanikan diri untuk bertanya ke desa, dan jus
ia belum sempat berjumpa langsung dan berani mengungkapkan rasa cintanya kepada p
ebut sebagai 'non potevo dire l
mencintai gadis itu, hingga gadisnya telah tak ada di dunia. Sama hal nya dengan
i bunga fiktif, dia juga sangat menyukai bunga cantik kecil dengan na
ana
akan tentang Smeraldo maupun kenangan ku bersama Sakala. Tapi, mungkin cintaku akan tetap sama kepadanya. Sama seper
isana sangat sejuk, aku selalu menyukai tempat dimana Sakala berada. Kare
tempatnya?"
. Apakah tidak ada yang pernah datang ke sini? Ah, iyah aku lupa. Terakhi
mungkin tak ingin mengingat masa kelam dahulunya. Aku duduk di dekat Sa
ganmu itu. Sayang, itu hanya bunga fiksi. Kamu kenapa nggak cerita bunga itu nggak
o itu nyata menangis dengan keras. Karena itu hari dimana Sakala ulang tahun dan aku
Saat itu juga Ayahku memberikan ku bunga Baby Breath dengan iming-iming itu adalah bunga yang di
" Aku menunjuk Audrey dan me
ala, gue
kening mengapa dia menangis? Aku sudah mengajaknya me
s batu nisan Sakala. Air matanya meluruh, aku tak bisa berbica
nya gue bawain bung ini supaya kalian jadian. Ma
emeluk Audrey, tidak ini bukan salahnya. Seharusnya aku mengatakan untuk
lo jalan-jalan bukan melow!" ucapku men
kenapa gue jadi nangis. Padahal kan lu
an Audrey. Baru di katakan untuk jalan-jalan saja m
akaman Sakala. Tanganku bergerak untuk mengelus nisan yang bertulisan na
arah ku. Makanya aku memutuskan untuk pergi dari pemakaman ini dan berjalan-jalan sekejap bersama Audrey. Seperti janji yang ku buat saat berada di sekola
*
pakaian yang harus aku gunakan. Sebenarnya aku ingin menolak bahkan sudah menolak, namun
na pink. Astaga, apakah aku harus sangat terl
nggil namaku. Panggilan macam apa lagi ini, astaga aku t
nolakan terus nanti dandan yu
hkan tidak pernah menyukai baju dengan warna cerah, apal
njanjikan Audrey hal yang membuatnya bahagia dan berteriak kegira
risi dengan panjang bajunya yang sangat pendek. Apalagi sepatu yang tinggi
sepatu senada yang sudah kug
it," ucapnya sambil menjep
n sangay cepat. Aku harus nenyusul Audrey sekarang, aku sedikit berusaha mempercepat langkah kaki ku. Namun,
eld K
olah dengan kami. Audrey berlari menghampiriku dan matanya m
i," uc
terima kasihku. Sialnya mengapa aku sangat ingin marah dan memaki-
irangan, aku tak tahu apa yang terjadi padanya sehingga bert
an mata yang terus menatap laki-laki itu. Aku hanya mengangkat bahuku tak peduli. Aku bar
ku sambil meninggalkan A
ti tidak asing di telingaku. Saat mataku dan matanya bertemu, aku merasakan dia dan aku pernah bertemu
ita pernah bertemu?"